Setiap orang memiliki tanggung jawab dan ekspektasi yang harus dipenuhi, baik sebagai pemilik bisnis, pendiri startup, karyawan, orang tua, pelajar, atau banyak peran lainnya. Hasilnya, pasti ada kalanya seseorang mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun emosional, yang melibatkan berkurangnya rasa pencapaian.
Berdasarkan laporan Deloitte terbaru, berjudul “Women @ Work 2022: A Global Outlook”, laporan tersebut mengungkapkan bahwa 53 persen perempuan mengatakan bahwa tingkat stres mereka lebih tinggi daripada tahun lalu, dan hampir setengahnya merasa burnout.
Menyikapi data tersebut, Co-Founder dan Chief Executive Officer Pintarnya, platform digital terpadu untuk pekerja kerah biru di Indonesia, Nelly Nurmalasari mengilustrasikan burnout dengan karet yang elastis. Meregangkan dan menarik karet merupakan suatu hal yang baik untuk dilakukan, tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah untuk berhati-hati agar tidak merusak karetnya. Ketika karet tersebut rusak, maka karet tersebut kehilangan fungsinya. Penting untuk menangkap sinyal burnout dalam aktivitas kita sehari-hari, terutama tidak ada kesamaan gejala yang dimiliki setiap orang.
Berbagai posisi ataupun peran yang berbeda dalam lingkungan kerja memiliki fungsi yang berbeda dalam mengelola burnout. Sebagai pemimpin yang pada umumnya memutuskan sebuah kebijakan, merupakan hal penting untuk mendorong keterbukaan dan mempertimbangkan kebutuhan karyawan. Beberapa ketentuan dapat dibuat untuk mendukung hal ini, seperti melalui pertemuan 1-on-1 secara reguler untuk memahami keadaan dan kondisi karyawan.
“Sepertinya saya melihat beberapa founder di sini. disadari atau tidak, burnout bisa disebabkan oleh Anda. Bahkan saya, misalnya, di Pintarnya. Terkadang, sebagai founder, kami bermimpi besar. Kami ingin A, B, C, D, dan saya terus memberi tahu tim saya, merupakan tugas saya untuk bermimpi besar karena jika tidak, kita tidak akan pergi kemana-mana. Tapi membuatnya secara eksplisit untuk “tantang saya” jika (ide) ini bukan hal yang benar. Itu penting,” kata Nelly dikutip dari siaran pers yang diterima Prohealth.id, Senin (8/5/2023).
Tidak semua perusahaan dan atasan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk terbuka dan bicara. Apalagi dengan iklim pekerjaan saat ini, di mana pekerjaan merupakan hal yang penting karena sebagian orang hidup dari gaji ke gaji, sehingga meninggalkan pekerjaan bukanlah pilihan. Oleh karena itu, secara tidak langsung lingkungan kerja saat ini telah membentuk para perempuan sebagai laki-laki dan perempuan yang selalu berkata “ya” alias patuh, dan takut untuk mengatakan tidak pada pekerjaan yang ditugaskan.
Sementara itu, Hillary Buntara, Experimenter Xendit menyatakan kondisi inilah ada peran rekan kerja untuk memastikan kabar serta ide untuk berbagi beban kerja sangat membantu untuk menciptakan sistem pendukung dalam mencegah satu sama lain dari burnout.
Dari sudut pandang investor, Melisa Irene, Partner East Ventures, berbagi tentang pentingnya melakukan double clicking atau menyelam lebih dalam tentang bagaimana perasaan dan pikiran mengenai suatu masalah dalam mengelola kejenuhan. Ia menjelaskan bahwa banyak aspek yang dapat menyebabkan burnout, bahkan terkadang bisa terkait dengan hal-hal yang tidak terkait dengan pekerjaan. Dengan melakukan double clicking, kita dapat lebih memahami penyebab kejenuhan dan bagaimana sebagai pemimpin di perusahaan atau sebagai investor dapat membantu mengatasinya.
“Jadi menurut saya sebagai investor, peran yang coba kita lakukan adalah untuk bersikap empati dan bisa duduk bersama dalam memahami seperti apa sumber permasalahan yang mereka hadapi,” kata Melisa.
Berikut adalah panduan yang dapat dengan mudah diterapkan dalam membangun lingkungan kerja yang lebih positif dan mengelola kejenuhan, yang tidak hanya dapat diikuti oleh pekerja perempuan tetapi juga para pekerja laki-laki
- Menetapkan ekspektasi yang jelas
Pemimpin atau perusahaan Anda tidak akan menurunkan standar pekerjaan untuk mencegah karyawan mereka mengalami stres. Namun, menetapkan ekspektasi dengan jelas dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih bersahabat.
- Bangun kredibilitas Anda
Penting untuk memahami bahwa mengharapkan dukungan di tempat kerja tidaklah mudah, terutama jika Anda berada di tahap awal pada posisi baru. Membangun kredibilitas adalah fondasi karier Anda, dan perlu disadari bahwa dukungan yang Anda terima tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan sebuah keharusan.
- Istirahat
Istirahat, meskipun hanya dalam waktu yang singkat bisa menjadi perubahan total bagi Anda dalam mendapatkan kembali semangat dan motivasi. Saat Anda bekerja keras untuk perusahaan, Anda berhak dan layak akan waktu untuk dihabiskan untuk diri sendiri.
- Memberikan konteks secara lengkap
Ada kalanya beberapa panggilan sulit harus dilakukan, seperti tenggat waktu proyek yang singkat, meskipun beberapa orang sudah memiliki rencana atau hal lain yang sedang dikerjakan. Memberikan konteks lengkap, dan memberikan pemahaman tentang urgensi, dapat berfungsi sebagai tips bermanfaat untuk membawa dan memastikan semua orang pada tujuan yang sama tanpa menyebabkan hilangnya motivasi dan burnout.
Discussion about this post