Jakarta, Prohealth.id – Dalam rangka memperingati World No Tobacco Day atau Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2023 pada 31 Mei lalu, Universitas Indonesia (UI) melalui Unit Pelaksana Teknis Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (UPT K3L) UI menyelenggarakan kegiatan Webinar Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2023 pada 6 Juni 2023 dengan membahas manfaat lain dari tanaman tembakau.
Kepala UPT K3L UI Dr. Ir. Sjahrul M. Nasri, M.Sc, menjelaskan bahwa tujun kegiatan ini sebagai bentuk meningkatkan kesadaran, edukasi, dan penyampaian informasi kepada seluruh warga UI tentang fenomena tanaman tembakau yang menghasilkan produk zat adiktif, yaitu rokok. Menurut Sjahrul, dalam Upaya pengendalian konsumsi rokok, UI telah menerapkan kawasan tanpa asap rokok yang telah berjalan selama 10 tahun didukung dengan terus melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada warga UI. Bahkan larangan merokok di tempat umum terlihat dengan adanya stiker di berbagai lokasi sekitar kampus UI.
“Melalui webinar ini diharapkan mampu memberikan pemahaman baru bagi para perokok untuk dapat lebih mengutamakan kesehatan serta pemanfaatan tembakau untuk kehidupan selain rokok ” ujar Dr. Sjahrul dalam sambutannya.
Ahli bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), mengatakan bahwa tidak ada “batas aman” atau tanpa risiko pada paparan asap rokok. Ia menegaskan secara berpikir logis dan bukti-bukti ilmiah, rokok mengandung berbagai senyawa yang memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh seperti, serangan jantung, kanker paru-paru, gagal jantung, dan lain-lain.
“Berhenti merokok dapat memberikan dampak positif terhadap angka harapan hidup, perbaikan gejala, serta penurunan risiko berbagai penyakit dan kematian akibat rokok,” kata Prof. Agus.
Dosen Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, Dr. Dra. Ratna Yuniati, M.Si, dengan mengambil perspektif lingkungan memaparkan sebenarnya manfaat tembakau kini lebih mengarah pada kemampuan signifikan dalam ilmu tanaman dan bioteknologi di bidang ilmiah, seperti bidang genetika, fitopatologi, fotosintesis, nutrisi, dan pertumbuhan tanaman.
Semua bagian dari pohon tembakau dan limbah tembakau dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti diolah menjadi energi dan bahan bakar ramah lingkungan nabati atau biofuel, bahan bakar biopestisida, bahan bio-briket, hingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan kertas, bioetanol, dan bioplastik.
Ia menegaskan, tembakau tidak selalu mengenai rokok, keunggulan pestisida organik dari olahan limbah tembakau, cenderung lebih ramah lingkungan dengan bahan baku yang mudah diperoleh dan pembuatannya cukup sederhana.
“Dengan memanfaatkan pestisida nabati tersebut, diharapkan peranan tembakau sebagai bahan alami dapat menekan jumlah hama yang meningkat, sehingga penggunaan pestisida kimia dapat dikurangi,” ujar Dr. Ratna yang juga dosen di Departemen Biologi FMIPA UI ini.
Discussion about this post