Jakarta, Prohealth.id – Berdasarkan Global TB Report 2022, Indonesia merupakan negara dengan beban TB tertinggi kedua di dunia setelah India, yakni dengan estimasi kasus sebanyak 969.000 dan kematian 144 ribu per tahun.
Meski demikian, pemerintah Indonesia optimis untuk mencapai eliminasi TB pada 2030 yang mana tersisa kurang dari 7 tahun lagi. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Kesehatan telah menetapkan empat strategi nasional untuk mengendalikan TB di Indonesia.
Direktur Jenderal Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyampaikan untuk strategi pertama dengan menambah fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu mengidentifikasi TB. Menurut Maxi, saat ini jumlah fasilitas kesehatan yang mampu mengidentifikasi TB masih terbatas, untuk itu pemerintah secara bertahap akan menambah dan melengkapinya dengan sarana dan prasarana yang mendukung proses identifikasi dan pengobatan TB.
Strategi kedua, memperkuat dan memperluas surveilans berbasis laboratorium. Maxi mengacu dari ujaran Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang sebelumnya telah menyampaikan kedepan proses pemeriksaan TB tidak hanya menggunakan TCM, tetapi juga menggunakan laboratorium PCR yang tersebar di seluruh Indonesia dan memakai reagen produksi dalam negeri.
Strategi ketiga, kata Maxi, yakni membentuk TB Army. Adapun program TB Army merupakan kegiatan pelacakan pasien initial Lost to Follow Up (iLTFU) TBC RO dengan melibatkan peran penyintas TB dan organsiasi TB. TB Army pertama kali diinisiasi pada Oktober 2022 dan secara bertahap mulai dikembangkan di beberapa daerah.
Pilot Project dilaksanakan secara bertahap di enam kabupaten/kota. Selama piloting, TB Army telah melacak 96 orang TB RO. TB Army resmi diluncurkan oleh Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin pada 29 Agustus 2023 lalu.
Maxi menambahkan pihak tengah melakukan penelitian bagi penerapan mekanisme baru pengobatan bagi pasien TB RO. Sehingga pasien TB RO tidak perlu berobat selama 20 bulan, karena itu sangat sulit dan lama. Adanya mekanisme baru ini, pengobatan pasien TB RO bisa dipercepat.
Strategi terakhir adalah mengembangkan vaksin TB. Budi Gunadi Sadikin juga telah menjelaskan bahwa saat ini pemerintah sedang mengembangkan 3 jenis vaksin TB. Ketiganya menggunakan teknologi yang berbeda-beda dan Indonesia dipastikan akan menjadi lokus uji klinis.
Maxi merinci vaksin TB pertama berbasis protein rekombinan dari Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF). Vaksin kedua berbasis viral vektor yang dikembangkan oleh CanSino-Etana. Vaksin ketiga berbasis mRNA dikembangkan oleh BioNTech bekerja sama dengan Biofarma.
Dari keempat strategi ini, Maxi berharap seluruhnya bisa dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan seluruh pihak termasuk masyarakat. Hal ini mengingat TB menjadi salah satu penyakit yang diprioritaskan untuk dieliminasi karena tingkat kematiannya sangat tinggi serta mempengaruhi kualitas SDM Indonesia.
”Saya berharap semua strategi ini bisa kita lakukan. Kita harus agresif karena kita berbicara penyakit yang kematiannya melebihi COVID-19. Penyakit yang sudah puluhan tahun tidak bisa kita selesaikan, penyakit yang dengan saling bekerjasama pasti bisa kita tuntaskan,” kata Maxi dikutip Prohealth.id dari keterangan tertulis, 8 September 2023.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post