Jakarta, Prohealth.id – Dalam rangka memperingati “Sumpah Pemuda,” yang ke-95 ada seratus pemuda bersemangat dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di Pusat Pendidikan WALHI, Caringin, Bogor.
Kelompok orang mud aini berkumpul untuk menggali semangat perjuangan para pendahulu yang mencetuskan Sumpah Pemuda, sambil mencermati tantangan besar yang dihadapi bangsa hari ini. Kawula Muda masa kini dengan semangat yang sama, bertekad mengkonsolidasikan kekuatan dan bersama-sama menghadapi krisis iklim dan ekologis. Kegiatan ini diberi tajuk “Konsolidasi Nasional Orang Muda Pulihkan Indonesia” (KOMPI).
Hadi Jatmiko dari WALHI yang merupakan inisiator KOMPI menyatakan kegiatan Konsolidasi Nasional Orang Muda Pulihkan Indonesia bertujuan untuk memfasilitasi orang muda untuk membuat satu rumusan tentang keingan mereka untuk masa depan Indonesia.
“Paling tidak cita-cita mereka di tahun 2045, yang selama ini dipakai oleh pemerintah,” jelasnya melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Jumat (27/10/2023).
Pada tahun 2022, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) telah mengeluarkan peringatan krisis iklim yang sangat serius. Peringatan ini bukan tanpa dasar, peristiwa ekstrem terkait cuaca dan iklim telah berdampak serius pada kehidupan di muka bumi. Dengan karakteristik geografi yang rentan terhadap bencana, Indonesia menghadapi tantangan serius mulai dari ancaman tenggelamnya pulau-pulau kecil, kerawanan pangan, hingga berkurangnya sumber daya air. Kelompok yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat adat, petani, nelayan, dan keluarga dengan pendapatan rendah.
Tak ayal kondisi ini telah memicu kecemasan global, terutama di kalangan generasi muda. Demikian pandangan yang dominan disampaikan dalam konsolidasi hari ini. Orang muda merasa terkhianati oleh respons pemerintah yang lamban dalam mengatasi masalah ini. Bagi generasi muda, peradaban manusia berada di ambang kehancuran dan masa depan terlihat menakutkan.
Zenzi Suhadi, Direktur Eksekutif WALHI menjelaskan ada ironi saat ini karena pemerintahan Indonesia bukannya berfokus dalam mengatasi permasalahan tersebut, malah memperburuk situasi dengan menerbitkan beberapa kebijakan, seperti UU Cipta Kerja yang melegalisasi eksploitasi besar-besaran terhadap SDA. Legalisasi perusakan lingkungan ini diikuti bahkan dengan beberapa tindakan yang menggerogoti sistem demokrasi bangsa ini.
Merespon situasi, konsolidasi ini salah satunya untuk merenungkan kembali nasib keadilan antar generasi. Orang muda yang berusia dalam rentang 16-30 tahun adalah mereka yang tumbuh menurut Zenzi dalam era bencana ekologis. Bencana ekologis yang terus beralngsung sebagai konsekuensi dari kebijakan pengelolaan SDA yang menghancurkan lingkungan dan sumber-sumber penghidupan rakyat.
“Apabila bangsa ini mau merumuskan keadilan dan kesejahteraan, sumbernya ada dua, dari orang yang tertindas dan orang muda. Kita berupaya membentuk Indonesia di tahun 2045, keadilan, kemerdekaan, kebenaran itu tidak bisa kita harapkan datang dari pihak lain, harus kita rebut dan kita bentuk,” ungkap Zenzi.
Pada sisi lain, juga ada anak-anak dan remaja yang menghadapi masalah serius terkait masa depan mereka, yang terancam oleh bencana ekologis dan krisis iklim. Sebaliknya, perilaku pemerintah tidak sama sekali menunjukkan keseriusan atas masalah ini. Hal ini terlihat dari seluruh beleid legislasi pemerintah Indonesia yang dikeluarkan justru dinilai akan mendorong rakyat termasuk generasi muda masuk kedalam jurang krisis multi dimensi.
Di tengah situasi yang semakin memburuk, upaya pemerintah untuk mengatasi krisis lingkungan dan kemanusiaan tidak selalu sejalan dengan suara publik. Pemerintah selalu berkedok kepentingan pertumbuhan ekonomi nasional tanpa mempertimbangkan biaya lingkungan dan sosial yang ditimbulkan. Oleh karena itu, dalam momentum peringatan hari Sumpah Pemuda WALHI memberikan dukungan penuh pada orang muda untuk berhimpun dan berkonsolidasi melahirkan komitmen untuk membangun tatanan masa depan yang diimpkan orang muda Indonesia.
Konsolidasi Nasional Orang Muda untuk Pulihkan Indonesia akan dilaksanakan dari tanggal 27 hingga 29 Oktober 2023 di Training Centre WALHI. Beberapa kegiatan yang akan dijalani antara lain; polling Suara Orang Muda, diskusi panel, culture movement session, hingga pleno rumusan proposal Orang Muda Pulihkan Indonesia.
Konsolidasi Nasional Orang Muda Pulihkan Indonesia tidak hanya berbicara tentang isu lingkungan, tetapi juga tentang menjembatani kesenjangan generasi dan membuka pintu bagi generasi muda untuk aktif berperan dalam merumuskan masa depan Indonesia. Suara Orang Muda menjadi kunci untuk membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post