Jakarta, Prohealth.id – Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Dr. Zainal Abidin, M.Si., mengatakan bahwa pemilu merupakan bagian penting dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan di masa depan.
Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan memilih seorang pemimpin, para pemilih khususnya generasi muda perlu mengedepankan aspek rasional. Pemilih muda jangan hanya terpaku pada aspek emosional saja. Ia mengingatkan, kalau hanya berpaku pada aspek emosional, maka seseorang tidak akan mengetahui apa yang sesungguhnya sedang diperjuangkan oleh para kandidat atau oleh partai.
“Kita harus aware itu. Generasi muda harus aware bahwa bukan hanya itu yang harus kita perhatikan, tapi juga aspek-aspek kognitifnya,” kata Zainal dalam “Podcast Kekuatan Pikiran di Balik Kebijakan: Psikologi Politik” yang disiarkan di Kanal YouTube Psikologi Unpad beberapa waktu lalu.
Zainal menjelaskan psikologi politik mengkaji tentang gejala dan perilaku politik dari perspektif psikologi menjadi sangat penting karena mengkaji perilaku dan kepribadian pemimpin. Psikologi politik melihat publik sebagai pemilih, serta teknik-teknik persuasi yang dilakukan oleh partai politik dan tim sukses kandidat. Salah satu kajiannya adalah voting behavior mengenai bagaimana orang akan memilih siapa atau partai apa.
Tidak hanya menunjukkan keunggulan dari kandidat yang diusung, teknik-teknik persuasi yang digunakan ketika kampanye juga sekaligus memberikan penilaian negatif kepada kandidat lawan. Oleh karena itu, Zainal mengimbau agar masyarakat selalu menyadari dan kritis terhadap black campaign, hoax, dan juga fitnah yang beredar ketika masa kampanye berlangsung.
Selanjutnya, Zainal menjelaskan bahwa persuasi menggunakan jalur periferal yang menyasar emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, juga sering digunakan. Teknik persuasi seperti ini lebih banyak diarahkan untuk menarik simpati pemilih dari kalangan anak-anak muda.
“Jangan terjebak hanya pada faktor emosi saja karena seringkali generasi muda itu ambil jalan pintas saja, suka atau tidak suka bukan pada aspek rasionalnya,” jelas Zainal.
Zainal juga menambahkan bahwa pengaplikasian psikologi politik juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan kebijakan pemerintah yang dapat diterima oleh masyarakat. Tidak hanya itu, psikologi politik dapat mengkaji tentang perilaku radikalisme yang terkait dengan terorisme juga mengkaji tentang perilaku korupsi sebagai upaya untuk mencegahnya.
Pada kesempatan tersebut, Zainal mengimbau masyarakat khususnya generasi muda dari kalangan mahasiswa agar dapat bijak dalam memilih.
“Yang utama untuk masa depan tentunya adalah rekam jejak dan kualitas, sehingga aspek rasional memang harus dijadikan sebagai prioritas untuk generasi muda terutama untuk para mahasiswa yang tentunya melek politik karena punya akses yang cukup besar terhadap pengetahuan,” ujar Zainal.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post