Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL: Indonesia Hasilkan 107.333 Sampah Puntung Rokok

Meski berbahaya bagi lingkungan, sampah puntung rokok belum mendapat perhatian serius dari masyarakat.

by Prohealth
Thursday, 22 February 2024
A A
HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL: Indonesia Hasilkan 107.333 Sampah Puntung Rokok

East Ventures - Bersih Bersih Bajo. (Sumber foto: East Ventures/2024)

Jakarta, Prohealth.id – Konsumsi tembakau di Indonesia menempati nomor 3 di dunia, yakni 322 miliar batang pada 2020 berdasarkan data dari Dirjen Bea dan Cukai.

Dari data konsumsi ini berpotensi menghasilkan sekitar 107.333 ton sampah puntung rokok. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa rokok tidak hanya membunuh setengah dari konsumennya. Namun rokok juga menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap lingkungan. Sayangnya, sampah puntung rokok belum menjadi perhatian, karena ukurannya yang kecil dan bercampur dengan sampah lainnya. Akibatnya sampah puntung rokok tidak terkelola sehingga berakhir di sungai dan laut.

BacaJuga

Meninjau Ulang Komitmen Perjanjian Paris

Selamat dari Krisis, Harus Berpihak pada Ibu Pertiwi

Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampah puntung rokok menyumbang  5-9 persen sampah dan sekitar 4,5 trilliun puntung rokok. Pembuangan sampah puntung rokok sembarangan setiap tahun umumnya berakhir ke lautan. Sampah puntung rokok mengeluarkan bahan kimia dan logam berat dalam kadar tinggi yang mudah mencemari tanah dan air, serta membunuh mikroorganisme dan hewan air.

Mengutip dari Stop Tobacco Pollution Alliance, puntung rokok juga melepaskan ribuan serat mikroplastik ke laut. Satu filter rokok memiliki 12.000–15.000 helai selulosa asetat dan melepaskan sekitar 100 serat selulosa asetat setiap hari. Sampah puntung rokok ini memerlukan waktu 10 tahun untuk terurai.

Di tingkat global, masalah puntung rokok sudah menjadi perhatian karena berdampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Sejak Februari 2022, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UN Environment Programme, bersama Sekretariat Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO-FCTC) meluncurkan kampanye. Tujuan kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan aksi dampak mikroplastik pada filter rokok terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Kampanye dari UNEP’s Clean Seas Campaign alias Kampanye Laut Bersih merupakan koalisi global yang terdiri dari 63 negara. Fokusnya untuk mengakhiri polusi plastik laut. Indonesia bergabung dalam kampanye ini dengan target untuk mengurangi sampah plastik di 25 kota pesisir dan mengurangi sampah laut sebesar 70 persen pada tahun 2025.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Rofie Alhanif, mengatakan, pencemaran sampah plastik laut merupakan isu global. Ia pun mengakui Indonesia sebagai salah satu negara negara kontributor terbesar kebocoran sampah plastik ke laut. Melalui berbagai upaya, sampai dengan akhir tahun 2022 Indonesia sudah berhasil mengurangi sekitar 35 persen kebocoran sampah plastik ke laut. Angka ini terbilang sukses dari baseline data 2018.

Puntung rokok, jelas Rofie, merupakan salah satu jenis sampah yang banyak mencemari sungai dan laut. Hal ini akibat masyarakat perokok membuang puntung sembarangan, sehingga belum terkelola dengan baik. Mengingat puntung rokok mengandung ribuan zat kimia dan plastik yang membahayakan lingkungan, maka cemaran ini akan membahayakan ekosistem laut.

Hal ini senada dengan hasil riset para Peneliti Pusat Penelitian Oceanografi – BRIN, Muhammad Reza Cordova di 18 pantai di Indonesia selama periode Februari 2018 hingga Desember 2019. Sampah puntung rokok merupakan sampah nomor delapan tertinggi dengan proporsi 6.47 persen.

“Setiap persatu meter persegi ditemukan satu puntung rokok,” kata Reza.

Selain itu, mereka juga menemukan sebanyak 46,38 persen sampah plastik contohnya; sampah sachet, kantong plastik, dan botol plastik. Reza juga sepakat bahwa rokok tidak hanya berbahaya bagi paru-paru, tetapi sampah puntung rokok juga mencemari lingkungan.

Pendiri dan Penasihat Senior Nexus3 Foundation, Yuyun Ismawati mengatakan filter rokok dapat melepaskan berbagai bahan kimia yang berasal dari pemanenan dan pengolahan tembakau. Filter rokok yang sudah terhisap dapat melepaskan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) terutama naftalena, nikotin, etanol, etilfenol, benzene, toluene, xilena (BTEX), dan logam berat ke dalam air.

“PAH terlarut, nikotin, BTEX dan logam berat dapat terakumulasi dalam jaringan biota perairan,” ujarnya dalam Lokakarya “Menyoal Dampak Puntung Rokok Terhadap Lingkungan” pada 25 Januari 2024 di Jakarta.

Kegiatan lokakarya tersebut melibatkan beberapa instansi. Sebut saja antara lain; Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kesehatan, BPOM. Turut hadir perwakilan masyarakat sipil seperti; pegiat lingkungan, pegiat pengendalian tembakau, perwakilan anak muda, dan jurnalis.

Eli Slaughter memimpin sebuah studi di Amerika Serikat, ia menguji berapa banyak puntung rokok dalam satu liter air. Ia juga menguji puntung rokok dalam air yang dapat membunuh separuh dari ikan yang ada dalam tangki. Dalam studi ini Slaughter dan tim mematahkan sampah rokok dalam 3 kategori yaitu filter rokok yang tersisa, filter rokok yang terbakar dan filter rokok yang tidak terbakar.

Mereka memilih dua jenis ikan yaitu ikan topsmelt dan fathead minnow. Tim lalu mencari nilai lethal concentration 50 persen atau LC50, yaitu limit konsentrasi dari puntung rokok dalam air yang bisa menyebabkan kematian 50 persen sampel jumlah makhluk hidup, dalam satu lingkungan yang sama. Hasil uji menunjukan, filter rokok yang masih mengandung tembakau adalah bagian yang paling mematikan. Tercatat nilai LC50 sebesar 1 puntung rokok per liter.

Yuyun juga mendukung pasal tentang puntung rokok masuk dalam proses negosiasi perjanjian internasional tentang plastik (plastic treaty). Komite Negosiasi antar Negara atau Intergovermental Negotiating Committee yang ketiga (INC-3) sudah berlangsung di Nairobi, Kenya, pada 13-20 November 2023.

“Indonesia harus punya posisi untuk mendukung cigarette butts dibahas pada INC-4,” ujar Yuyun.

Ketua Lentera Anak, Lisda Sundari, mendorong pemerintah untuk memperhatikan permasalahan penanganan sampah puntung rokok. Hal ini mengingat puntung rokok melepaskan zat kimia berbahaya dan selulosa asetat atau plastik yang membahayakan ekosistem laut.

Apalagi Indonesia sudah berkomitmen dan terlibat aktif dalam pembentukan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum untuk mengakhiri polusi plastik. Majelis Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa- Bangsa atau United Nations Environment Assembly, (UNEA 5.2) telah menargetkan perjanjian internasional ini selesai pada 2024.

 

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Tags: Badan Kesehatan Duniakemenko kemaritiman dan investasipuntung rokoksampah rokokWHOYayasan Lentera Anak

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.