Jakarta, Prohealth.id – Pernahkah Anda mendengar hewan wajib puasa sebelum operasi dengan anestesi total?
Dalam fase stadium dua anestesi sebelum bedah pasien akan mengalami eksitasi dan ketidaksadaran. Terjadi peningkatan gerakan peristaltik yang merangsang kejadian muntah. Ketika pasien dengan kondisi lambung penuh akan menyebabkan isi lambung naik atau yang dikenal dengan istilah refluks gastro-esofagus (GOR).
Direktur RSHP UNAIR, Dr. Ira Sari Yudaniayanti, drh. MP mengatakan puasa wajib sebelum prosedur anestesi total (general anesthesia) demi keamanan dan kelancaran operasi. Infus dapat menggantikan kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh hewan.
Jika lambung pasien masih terdapat makanan, maka dapat naik kembali ke tenggorokan. Bahayanya adalah terjadinya aspirasi paru, yang mana masuknya bahan makanan ke saluran pernapasan akan menyebabkan gangguan pernapasan. Ia menyatakan jangan menyepelekan aspirasi paru karena dapat menyebabkan komplikasi serius. Seperti infeksi, pneumonia, dan kesulitan bernapas. Selain itu, makan sebelum operasi juga dapat menyebabkan mual dan muntah setelah operasi yang dapat berakibat fatal.
“Penggunaan sedasi menyebabkan organ dari hewan mengalami relaksasi. Termasuk pada organ yang bekerja pada sistem pencernaan,” katanya melalui siaran pers, Rabu (3/7/2024).
Semua organ akan terelaksasi kecuali otak, jantung, dan paru-paru. Ketika hal tersebut terjadi, maka isi lambung hewan dapat naik kembali ke esophagus dan menyebabkan muntah. Adapun yang mengkhawatirkan terjadinya aspirasi paru yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Tindakan dapat mundur ketika hewan makan dalam jumlah sedikit.
“Namun, bila makan dalam jumlah besar sebelum operasi maka sebaiknya reschedule dalam pelaksanaan tindakan operatif,” tegas dr. Ira.
Dokter Ira menyebutkan bahwa puasa bagi hewan mulai 6 hingga 8 jam sebelum operasi. Waktu puasa pra-operasi lebih bermanfaat karena masih terdapat cukup makanan di dalam lambung untuk menetralkan asam lambung. Mencegahnya naik ke kerongkongan yang menyebabkan regurgitasi akibat anestesi.
Meskipun begitu, puasa bagi hewan berbeda-beda berdasarkan jenis, ras, umur, dan jenis operasi. Seperti pada kitten dan puppy hanya berpuasa 1 hingga 2 jam sebelum operasi. Ferrets hanya perlu puasa 4 jam sebelum operasi, tikus 1 jam sebelum operasi. Sementara kelinci dan guinea pigs tidak perlu melakukan puasa sebelum operasi.
“Puasa akan lebih panjang bagi hewan yang memiliki history regurgitasi, breed, dan konsumsi pakan. Dry food akan lebih sulit dicerna dibanding wet food,” sebut Dosen Divisi Klinik Veteriner FKH UNAIR itu.
Pemberian minum pada hewan sebelum operasi tidak memiliki pengaruh seburuk pemberian makan sebelum operasi. Hewan harus puasa dari minum dan makan. Setidaknya 2 jam sebelum melakukan prosedur operasi. Klien harus selalu ikuti anjuran dan arahan dokter hewan.
Ia menyatakan, hewan boleh makan setelah operasi ketika hewan sudah sadar penuh. Cirinya, hewan sudah bisa posisi sternal recumbency dan kepala sudah bisa tegak. Dokter bisa merangsang dulu dengan memberikan minum untuk tes reflek menelan.
Selanjutnya, pemberian makanan boleh dalam jumlah sedikit dan berbentuk lunak terlebih dahulu. Hal itu bertujuan memberikan kesempatan pencernaan untuk beradaptasi setelah beberapa periode mengalami relaksasi selama prosedur anestesi. Hal yang mengkhawatirkan akan terjadi muntah karena pencernaan belum normal dari reaksi obat anestesi.
“Dalam waktu 24-48 jam sebaiknya pemberian makanan dalam porsi sedikit tapi frekuensinya sering, bisa 3-4 kali makan dalam 1 hari. Jangan langsung dalam porsi besar,” arahnya.
Asupan makanan yang cukup merupakan kunci penting untuk mencapai status gizi yang optimal pasca operasi. Nutrisi cukup akan mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kekebalan tubuh, dan memastikan hasil pasca operasi yang lebih baik.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post