Indonesia mengalami double burden of malnutrition. Pada satu sisi ada masalah kekurangan gizi dan stunting, tetapi pada sisi lain angka obesitas tinggi.
Data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas sekitar 19,7 persen pada anak usia 5–12 tahun dan 16 persen pada anak usia 13–15 tahun.
Untuk mencegah peningkatan obesitas di kalangan mahasiswa, Universitas Indonesia (UI) melalui Klinik Satelit Makara melakukan tindakan preventif berupa pemeriksaan kesehatan dan edukasi kepada para mahasiswa baru.
Kepala Klinik Satelit UI, Dr. dr. Dhanasari Vidiawati Sanyoto, M.Sc., CM-FM., Sp.DLP, mengatakan bahwa edukasi ini penting karena banyak remaja atau mahasiswa yang belum menyadari obesitas menimbulkan masalah di masa depan. Ia menjelaskan, obesitas memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, obesitas menimbulkan gangguan sistem gerak, khususnya kaki dan lutut, karena menopang beban yang berlebih.
“Sementara, untuk jangka panjang, obesitas menyebabkan penyakit serius, seperti diabetes melitus, stroke, dan penyakit jantung,” ujarnya, Senin (12/8/2024).
Menurut dr. Dhana, ada dua penyebab utama terjadinya obesitas pada remaja. Pertama, rendahnya aktivitas fisik dan pola makan tidak seimbang. Kedua, sedikitnya aktivitas fisik menyebabkan rendahnya proses metabolisme tubuh. Asupan kalori yang lebih banyak daripada jumlah kalori yang terbakar menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh. Oleh karena itu, mahasiswa harus melakukan aktivitas fisik dan olahraga sesuai dengan minat masing-masing.
Menurut dr. Dhana, berbeda dengan pendidikan di Sekolah Menengah Atas, olahraga tidak masuk mata kuliah wajib di perguruan tinggi. Untuk itu, mahasiswa harus memiliki kesadaran sendiri untuk berolahraga. Di UI, fasilitas olahraga sangat lengkap. Lingkungan kampusnya pun sangat mendukung untuk melakukan aktivitas, seperti jalan kaki, berlari, atau bersepeda.
“Tentunya mahasiswa harus bisa memanfaatkan fasilitas ini,” kata dr. Dhana.
Selain meningkatkan aktivitas fisik, mahasiswa perlu mengatur pola makan seimbang. Sebelum melakukan aktivitas, mahasiswa wajib sarapan karena seseorang yang melewatkan sarapan cenderung mengalami obesitas. Selain itu, mereka harus memperhatikan konsumsi makanannya. Termasuk menghindari makanan yang berlemak, tinggi karbohidrat, gorengan, serta makanan kemasan tinggi gula.
Bagi mahasiswa yang mengalami obesitas, dokter spesialis kedokteran layanan primer (Sp.KKLP) di Klinik Satelit UI memberikan coaching untuk memotivasi mereka agar bisa menurunkan berat badan. Mahasiswa juga dapat memanfaatkan fasilitas Active Clinic di Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) dan Exercise Clinic di Gedung Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran UI yang dikelola oleh dokter spesialis kedokteran olahraga.
Fasilitas tersebut menyediakan layanan kesehatan gratis berupa sarana latihan jasmani untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran para sivitas, serta membantu mahasiswa UI yang memiliki pemasalahan berat badan.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post