BKKBN dan 1000 Days Fund, Senin (5/8/2024), mengumumkan pendistribusian poster pintar mereka yang ke-4 juta.
Alat inovatif ini — poster tinggi badan yang berwarna-warni dan hemat biaya. Selain itu, mudah dipasang di rumah anak bawah usia dua tahun. Poster berfungsi sebagai solusi untuk masalah paling mendesak terkait stunting; akses terhadap informasi. Kedua, petugas kesehatan masyarakat yang terlatih dan percaya diri.
Poster pintar ini merupakan solusi dua arah. Awalnya, poster pintar merupakan alat untuk melatih kader kesehatan di garis terdepan tentang berbagai rintangan dan hambatan terkait stunting.
Kepala BKKBN RI, dr. Hasto Wardoyo menyatakan sebagai mitra, BKKBN mendistribusikan poster pintar ke kantor-kantor di tingkat kabupaten. Kemudian petugas kesehatan formal menggunakan poster pintar tersebut untuk mengajarkan kepada kader kesehatan tentang standar kesehatan ibu dan anak. Misalnya; urgensi pemberian ASI eksklusif, obat cacing, dan alasan 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan saat terpenting dalam kehidupan anak.
Pada tahun 2022, BKKBN menjalankan uji coba dengan 1000 Days Fund. BKKBN melihat bahwa poster pintar merupakan intervensi yang hemat biaya dan masif.
“Untuk memberi masyarakat akses ke informasi penting mengenai 1000 Hari Kehidupan serta cara pencegahan stunting,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (13/8/2024).
BKKBN mengadopsi poster pintar sebagai alat dalam katalog BKB Kit dan lebih dari 3,5 juta poster pintar telah didistribusikan ke berbagai provinsi selama dua tahun terakhir.
Menurut dr. Rindang Asmara, MPH, COO 1000 Days Fund terus menjalankan Stunting Center of Excellence di Manggarai Barat, Lombok Utara, Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang, Cibungbulang, dan Rote. Fokusnya untuk memastikan bahwa kader kesehatan di garis depan sanggup mengawasi, mendapat upah, memiliki keterampilan, dan mendapat dukungan. Angka stunting di kabupaten-kabupaten ini rata-rata telah turun hingga 43,5 persen. Solusi yang hemat biaya dan dapat dilakukan secara masif merupakan bagian besar dari apa yang kami lakukan.
“Namun, kami juga terobsesi untuk memastikan bahwa masyarakat, di mana pun mereka tinggal di Indonesia, memiliki akses ke kader kesehatan yang terlatih dan percaya diri yang dapat memetakan pertumbuhan anak mereka, memberikan konseling, bertindak sebagai konsultan laktasi, dan bahkan menunjukkan cara memasak makanan sehat,” ujarnya.
Penyebab terbesar stunting, dr. Rindang menjelaskan, adalah kurangnya akses ke kader kesehatan yang terlatih dan percaya diri. Penelitian telah membuktikan, solusi stunting yang hemat biaya dan efektif adalah dengan pencegahan. Kesuksesan pencegahan hanya terjadi jika masyarakat memiliki kader kesehatan yang terampil, telah tersupervisi dan mendapat dukungan juga apresiasi. Dokter Rindang mengatakan, masyarakat di ibu kota menganggap hal-hal ini biasa saja.
Namun, ibu-ibu di daerah pedesaan dan terpencil menjalani seluruh hidup mereka tanpa ada yang memberi mereka konseling pertumbuhan atau mengajari mereka cara membaca label makanan atau memasak makanan sehat.
Dokter Rindang menegaskan bahwa berinvestasi pada ibu hamil dan anak-anak. Indonesia dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan jutaan ibu dan bayi selama kehamilan dan saat melahirkan, dan dampak ini berlanjut sampai generasi-generasi selanjutnya.
“Tidak ada alasan untuk menunggu. Kami memiliki peta jalan yang telah terbukti menurunkan stunting, dan sekarang adalah waktu yang kritis ketika tindakan harus dilakukan,” tuturnya.
Ia menambahkan, 1000 Days Fund menyerukan kepada pemerintah nasional maupun daerah, organisasi pembangunan dan kemanusiaan.
“Serta seluruh elemen pendukung untuk bergabung dengan kami dalam menempatkan intervensi penting ini di tangan para kader kesehatan dan kader pembangunan di seluruh Indonesia,” urai dr. Rindang.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post