Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan terakhirnya di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Jumat, 16 Agustus 2024 dengan pernyataan yang banyak mendapat perhatian publik.
Dalam momen tersebut Presiden Jokowi, yang telah memimpin Indonesia selama sepuluh tahun, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.
Melalui pidatonya, Jokowi berkata bahwa sepuluh tahun kepemimpinannya mungkin belum cukup untuk menyelesaikan semua permasalahan bangsa. Dengan penuh kerendahan hati, ia mengakui keterbatasannya sebagai manusia dan kemungkinan adanya kekurangan dalam setiap langkah yang diambilnya selama ini.
“Sepuluh tahun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengurai semua permasalahan bangsa. Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pandangan saya. Sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah yang saya ambil. Dan sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya,” ujar Presiden Jokowi.
Dengan penuh ketulusan, Jokowi juga menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk kepada mereka yang mungkin merasa kecewa atau harapannya belum terpenuhi. Ia menekankan bahwa segala upaya selama menjabat adalah yang terbaik yang bisa ia lakukan untuk bangsa dan negara.
“Saya dan Prof. K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia,” ungkap Presiden.
Perilaku meminta maaf yang berlebihan atau terlalu sering meminta maaf juga termasuk kondisi yang kutang sehat, atau sorry syndrome. Dilansir dari situs KlikDokter, sorry syndrome atau sindrom maaf adalah kecenderungan membuatmu ingin meminta maaf terus menerus, sekalipun itu bukanlah kesalahanmu.
Menurut penelitian dari Psychological Science, perempuan secara khusus lebih mudah untuk meminta maaf dibandingkan laki-laki. Pasalnya, perempuan lebih sering merasa bersalah sementara laki-laki memilki gengsi yang lebih tinggi untuk meminta maf. Hal ini membuat perempuan lebih rentan mengalami sindrom maaf tersebut.
Beberapa penyebab sindrom maaf adalah; kamu tidak memiliki kepercayaan diri. Menurut Psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi, ketidakpercayaan pada diri sendiri membuat orang sering meminta maaf. Kedua, kebiasaan menghindari konflik akibat trauma masa lalu membuatmu meminta maaf tanpa kamu sadari. Ketiga, kamu merasa tidak beruntung dan menjadi penyebab terjadinya hal-hal buruk. Harlet Therapy Counseling menyatakan, kondisi ini karena pengalaman pahit masa kecil yang merampas identitas dan harga diri seseorang. Keempat, kamu merasa tidak nyaman dan merasa perlu untuk minta maaf. Terakhir, kamu meminta maaf karena kamu takut orang lain akan pergi meninggalkan kamu.
Berikut beberapa tanda jika kamu memiliki sorry syndrome. Pertama, kamu meminta maaf untuk hal-hal yang sebenarnya tidak bisa kamu kendalikan. Kedua, kamu meminta maaf atas kesalahan orang lain. Ketiga, kamu meminta maaf ketika berinteraksi sewajarnya. Keempat, kamu meminta maaf kepada benda mati. Kelima, kamu meminta maaf untuk hal yang bukan kesalahanmu dan terakhir kamu meminta maaf justru saat kamu mencoba bersikap tegas atas suatu kejadian.
Cara untuk mengatasi sindrom maaf ini adalah, kamu bisa belajar menempatkan ungkapan maaf sesuai porsi. Misalnya, kamu cukup minta maaf ketika kamu melakukan kesalahan atau turut serta menimbulkan permasalahan. Kedua, kamu bisa mengganti kata maaf dengan ungkapan terima kasih. Cara ini memberikan nuansa positif bagi lawan bicara dan orang di sekitarmu.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post