The Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) mengecam Imperial Tobacco, perusahaan tembakau yang berpusat di Inggris, karena gagal mematuhi undang-undang pengendalian tembakau di Republik Demokratik Rakyat Laos.
Hal ini menyusul berlakunya aturan yang mewajibkan kemasan tembakau polos atau standar ala Inggris dan serangkaian peringatan kesehatan bergambar lainnya paling lambat 5 Desember 2024 lalu. Namun temuan SEATCA, anak perusahaan Imperial Tobacco, yakni Lao Tobacco Ltd (LTL) tetap menjual rokok tanpa kemasan standar dan tanpa peringatan kesehatan bergambar.
Meski aturan itu sudah berlaku, namun ada masa tenggang enam bulan bagi perusahaan rokok untuk mematuhinya. Saat ini, Republik Demokratik Rakyat Laos dampak tembakau yang signifikan,.
Ada lebih dari 800.000 perokok aktif di Laos dan setidaknya ada 6.700 kematian akibat penyakit yang disebabkan rokok. Rokok juga menimbulkan kerugian kesehatan dan ekonomi tahunan yang melebihi US$ 164,2 juta.
Usaha membuat standarisasi kemasan rokok dilakukan untuk mengurangi ketertarikan anak-anak untuk merokok. Dengan kemasan standar itu pula, perokok diharapkan bisa untuk berhenti.
Di Inggris, Imperial telah mematuhi persyaratan pengemasan standar sejak 2017. Kegagalannya mematuhi persyaratan serupa di Republik Demokratik Rakyat Laos merupakan bukti nyata standar ganda dari perusahaan tersebut.
Kedua negara merupakan pihak yang terikat dalam perjanjian kesehatan global lewat melalui Framework Convention on Tobacco Control atau Konvensi Kerangka Kerja Organisasi Kesehatan Dunia tentang Pengendalian Tembakau. Dalam perjanjian itu, ada 26 negara wajib membuat kemasan tembakau standar untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya
“Di situs webnya, Imperial Brands mengklaim sebagai perusahaan yang bertanggung jawab yang sedang bertransformasi dan menantang dirinya untuk menjadi lebih baik, tetapi tindakannya lebih berarti daripada kata-kata. Imperial Brands adalah perusahaan yang bermuka dua yang bersedia melanggar hukum negara miskin untuk mendapatkan keuntungan dan membuat orang miskin tetap merokok,” kata Ulysses Dorotheo, Direktur Eksekutif SEATCA dalam siaran pers yang diterima Prohealth.id, Selasa (28/1/25)
SEATCA mendukung Republik Demokratik Rakyat Laos untuk menerapkan aturan terkait kemasan rokok tersebut dan memastikan bahwa semua rokoknya dijual dalam kemasan standar dengan peringatan kesehatan bergambar baru.
Discussion about this post