Tulang merupakan bagian tubuh penting bagi manusia. Dengan adanya tulang, manusia bisa bergerak dan beraktivitas. Namun apakah Anda bisa membayangkan, jika tulang-tulang tersebut rusak atau tak lagi berfungsi? Sebelum itu terjadi, yuk baca dulu penjelasan berikut ini.
Tulang berfungsi sebagai fondasi tubuh yang menyangga tubuh agar tetap tegak dan kokoh. Bayangkan jika fondasi ini keropos? Sama seperti batang pohon yang digerogoti rayap dan roboh, tulang yang keropos rentan untuk patah. Dampaknya tidak hanya menimbulkan rasa nyeri, tetapi menurunkan kualitas hidup seseorang.
Nah, penurunan kualitas pada tulang ini dinamakan dengan osteoporosis. Jika tidak diatasi bisa berujung pada kematian dan membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui risiko osteoporosis sejak dini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Menurut World Health Organization (WHO), osteoporosis adalah suatu kondisi penurunan kepadatan tulang, kerusakan arsitektur tulang, dan meluasnya kerapuhan tulang. Akibatnya, kekuatan tulang menurun dan risiko patah tulang meningkat.
Merujuk informasi dari laman Prodia, osteoporosis terjadi karena adanya ketidakseimbangan dalam proses remodeling tulang, di mana resorpsi atau penyerapan tulang lebih besar daripada pembentukan tulang.
Pada kondisi ini, tulang mengalami pembongkaran yang berlebihan, menyebabkan perubahan massa, struktur, dan kekuatan tulang hingga membuatnya menjadi rapuh dan rentan terhadap patah.
Beberapa individu yang memiliki risiko tinggi mengalami osteoporosis meliputi: Wanita pasca-menopause. Adanya perubahan hormonal setelah menopause dapat mengakibatkan penurunan kepadatan tulang.
Kemudian, individu yang sudah berusia 65 tahun atau lebih. Ada juga faktor genetik, jika ada orangtua yang alami osteoporosis, maka anak-anaknya punya potensi beresiko juga.
Kemudian ada riwayat patah tulang sebelumnya. Kemudian adanya penggunaan obat kortikosteroid secara jangka panjang juga berisiko mengalami osteoporosis. Begitu pula dengan sesorang yang mengalami berat badan rendah, dan juga kekurangan kalsium serta vitamin D juga berpotensi terkena osteoporosis ini.
Gejala osteoporosis
Osteoporosis seringkali disebut sebagai “silent disease” karena proses hilangnya massa tulang berlangsung secara progresif selama bertahun-tahun tanpa kita sadari dan tanpa disertai gejala. Gejala seperti patah tulang, tulang punggung yang semakin membungkuk, berkurangnya tinggi badan, serta nyeri punggung umumnya muncul pada tahap lanjut osteoporosis.
Sayangnya, seringkali kondisi ini diabaikan karena dianggap sebagai bagian dari proses alami penuaan. Namun, apabila kondisi ini dibiarkan, osteoporosis dapat menyebabkan penderitaan seumur hidup yang tentu tidak diinginkan oleh siapa pun.
Itulah mengapa penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai osteoporosis sejak dini, terutama jika kamu memiliki faktor risiko. Kamu dapat memulai dengan menjalani pemeriksaan kesehatan untuk menilai kondisi tulang kamu. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kamu dapat menghindari komplikasi serius akibat osteoporosis di masa mendatang.
Jadi, sebelum terkena osteoporosis, ada baiknya periksakan diri ke dokter ya.
Discussion about this post