Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis

Perempuan dalam Jebakan Rokok Elektrik

Perempuan dalam kepungan asap rokok elektronik atau vape karena menjadi pangsa pasar utama industri rokok saat ini.

by Ahmad Khudori
Saturday, 28 June 2025
A A
Lemahnya PP 109 Tahun 2012 Biang Keladi Pemasaran Rokok Elektrik Tak Terkendali

Ilustrasi rokok elektrik (ANTARA/Pixabay)

Dewi (21 tahun), bukan nama sebenarnya, sudah menjadi perokok elektrik sejak 2022. Dia cerita awal mula terpengaruh jadi perokok elektrik karena pergaulan teman perempuannya yang merokok elektrik. Saat itu kumpul bareng teman, semuanya perokok elektrik hanya Dewi yang tidak merokok.

Dari situ pula awalnya Dewi mencoba-coba rokok elektrik. Dari pengalamannya mencoba rokok dan tampilan rokok yang modis dan rasanya yang manis. Akhirnya buat dia terdorong untuk membeli rokok elektrik jenis pod. Pod yang dibelinya berkisar Rp250 ribu, ditambah liquid atau isi pod Rp150 ribu. Total ia mengeluarkan Rp400 ribu untuk jadi perokok elektrik aktif.

BacaJuga

Awali Self Love, Sadar Kesehatan Saat Red Days

Deklarasi Bali Umumkan Rokok Sebagai Ancaman Kesehatan Utama di Indonesia

“Ia buat harga segitu itu cukup worth it dan murah mulanya,” kata Dewi kepada Prohealth.id, (26/6/2025).

Dewi percaya diri bahwa rokok elektrik lebih baik, karena bisa dibawa kemana pun. Tampilan inilah yang membuat dia jadi terlihat gaul dan trendi. Padahal, apa yang terjadi pada Dewi tidak jauh dari perangkap skema industri rokok yang menyasar anak muda. Lebih jauh Dewi sendiri mulai sadar dirinya jadi konsumen utama industri rokok elektrik.

Menurut data Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021, jumlah pengguna rokok elektrik di Indonesia meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir. Awalnya dari 480 ribu orang pada 2011 menjadi 6,6 juta orang pada 2021.

Lisda Sundari Ketua Lentera Anak Indonesia membeberkan tiga skema industri rokok yang menyasar anak pelajar dan anak muda. Menurutnya industri rokok mengemas kampanye mereka dengan beberapa cara. Misalnya; pemasaran yang glamor, desain produk menarik yang menipu, serta perisa dan zat adiktif. Tiga strategi ini yang menjadi andalan menggaet konsumen. Pada sisi lain sebagai pendukung skema industri rokok menggunakan iklan digital dan media sosial penggunaan selebriti atau influencer, untuk membangun asosiasi gaya hidup keren dan modern.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat besaran jumlah anak muda rentang 15-29 berjumlah 66,8 juta orang. Skup anak muda jadi segmen rokok elektrik sangat menjanjikan bagi perusahaan rokok elektrik. Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dari sejumlah itu usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak 56,6 persen. Diikuti usia 10-14 tahun 18,4 persen.

 

Membongkar Profit Industri Rokok Elektrik 

Tangkapan layar dari materi CISDI yang disampaikan saat Workshop Investigasi industri rokok.

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengungkap beberapa perusahaan industri rokok menjadikan anak muda sebagai target utama mereka. Lembaga think-tank ini bilang bahwa industri rokok tidak sungkan untuk menarget anak muda.

Hasil jajak pendapat Lentera Anak dan u-Report (2024) menunjukkan sebanyak 46,5 persen anak muda mengingat varian rasa sebagai elemen yang paling menarik dari produk rokok. Ini membuktikan daya tarik varian rasa rokok sudah lebih menarik bagi anak muda ketimbang elemen harga atau merek rokok.

Menurut Lisda, setidaknya dari 16.000 varian rasa global sudah ada 847 varian rasa rokok yang ditemukan di Indonesia. Rasa buah-buahan paling banyak ditemukan di rokok konvensional (33 persen), selain rasa menthol, kopi dan teh. Begitu pula pada rokok elektronik, paling banyak ditemukan rasa buah-buahan (37,9 persen), di samping rasa makanan penutup (21,2 persen) dan minuman minuman lainnya (13,6 persen).

 

Perempuan dicitrakan

Situasi ini menggambarkan kekhawatiran terancamnya remaja perempuan untuk membeli dan pecandu rokok elektrik jadi cuan industri.

Perusahaan seringkali menarget perempuan anak muda yang mudah terbawa tren agar membeli rokok elektrik. Biasanya dengan alasan untuk jadi lebih trendi, sebagai pengganti rokok konvensional. Padahal tanpa disadari ada dampak yang nyata seperti ketergantungan nikotin. Biofarma perusahaan BUMN yang bergerak dibidang sains. Biofarma menulis remaja perempuan yang jadi perokok aktif berpotensi meningkatnya risiko kanker paru, gangguan menstruasi, infertilitas, dan kanker serviks.

Selaras dengan itu dalam penelitian Dessy Lestari akademisi Universitas Negeri Jakarta “Gambaran Faktor Faktor yang Menyebabkan Remaja Putri Untuk Merokok” menemukan penyebab perempuan merokok dipengaruhi dari faktor dimensi intrinsik seperti citra diri dan trendi. Sementara dari faktor dimensi ekstrinsiknya ada pengaruh dari teman sebaya dan pengaruh keluarga.

Dewi tidak terlepas bagaimana keputusan merokok adalah pengaruh lingkungan dekat.

 

Berharap tindakan regulasi

Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan, yang telah sah sejak 26 Juli 2024, dalam mengawasi industri rokok. Lembaga Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau (PPAT) Kemenkes RI, belum bekerja karena masih menunggu regulasi untuk diimplementasikan yang masih bertahap.

Peraturan no 28 tersebut mengatur bagaimana rokok elektrik dianggap sama sebagai rokok konvensional. Aturan ini pula yang memperketat gerak-gerik industri rokok agar tidak bebas menjual rokok sembarangan. Selain itu, ada pengaturan iklan-iklan rokok elektrik secara signifikan. Berlaku juga setiap konsumen yang berminat membeli rokok elektrik perlu menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai syarat pembelian rokok.

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Source: rokok elektronik
Tags: Bahaya Rokok ElektrikCenter for Indonesia’s Strategic Development InitiativesCISDIRokok Elektrikrokok elektronik

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.