Jakarta, Prohealth.id – Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) Jakarta Raya menolak World Vape Fair.
Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) dan sejumlah komunitas masyarakat, menggelar Pawai Generasi Sehat Tanpa Rokok. Ini adalah bentuk penolakan terhadap penyelenggaraan World Vape Fair, di Jakarta Convention Centre pada 30-31 Agustus 2025 mendatang.
World Vape Fair dikenal sebagai ajang pameran rokok elektronik terbesar yang menghadirkan ratusan merek, ribuan pengunjung, serta promosi masif melalui media sosial dan platform digital. Bagi anak muda yang turun ke jalan hari ini, acara tersebut bukan sekadar pameran bisnis, melainkan pintu masuk normalisasi produk adiktif yang secara terang-terangan menyasar generasi muda.
Qurrota Aini Al-Bahri, Koordinator Daerah ISMKMI Jakarta Raya, mengatakan, World Vape Fair adalah bentuk promosi besar-besaran industri yang jelas melanggar aturan. Padahal, UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan PP No. 28 Tahun 2024 sudah mengatur tegas bahwa iklan, promosi, dan sponsor produk tembakau maupun rokok elektronik dilarang, termasuk di media digital.
“Kehadiran acara ini justru menunjukkan betapa lemahnya pengawasan pemerintah terhadap industri yang merugikan kesehatan publik,” tegasnya di sela aksi di Taman Dukuh Atas, Jakarta.
Ancaman itu terasa nyata. Mengacu Data Global Adults Tobacco Survey yang mencatat prevalensi pengguna rokok elektronik meningkat sepuluh kali lipat dalam satu dekade terakhir. Persisnya dari 0,3 persen pada 2011 menjadi 3 persen pada 2021. Angka tersebut memperlihatkan promosi gencar dari industri berhasil menarik minat remaja dan anak muda. Bahkan menegaskan bahwa kebijakan yang ada belum mampu memberikan perlindungan maksimal.
Bagi para mahasiswa kesehatan masyarakat, penyelenggaraan World Vape Fair di Jakarta hanyalah salah satu dari strategi panjang industri adiktif yang berbahaya. Setelah acara ini, Indonesia bahkan kembali dijadikan tuan rumah World Tobacco Asia pada Oktober mendatang di Surabaya.
“Indonesia seolah dibiarkan menjadi etalase internasional bagi industri tembakau dan rokok elektronik. Padahal, generasi muda sedang menghadapi risiko serius terhadap kesehatan dan masa depannya,” lanjut Aini.
Pihaknya juga menyoroti sikap pemerintah yang kerap abai dan turut memperburuk situasi. Misalnya, hingga saat ini Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (KTR) DKI Jakarta belum juga disahkan. Artinya, penolakan hanya akan berhasil jika ada komitmen nyata dari pemerintah daerah setempat.
Sebelum aksi ini berlangsung, ISMKMI Jakarta Raya juga aktif melakukan kampanye daring. Misalnay dengan; petisi, kampanye media sosial, hingga surat desakan yang melibatkan institusi kesehatan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia. Semua ini untuk mendesak pemerintah sekaligus mengajak seluruh elemen masyarakat agar peduli.
Pawai Generasi Sehat Tanpa Rokok di CFD menjadi simbol perlawanan dan solidaritas anak muda untuk melindungi diri dari gempuran promosi industri. Melalui aksi kolektif, ISMKMI dan jejaringnya menuntut pemerintah agar tidak menutup mata. Pemerintah harus bertindak membatalkan acara World Vape Fair, serta memperkuat perlindungan masyarakat melalui regulasi yang konsisten.
Aini menegaskan, hal ini bukan sekadar soal aturan tertulis, melainkan soal keberanian negara menempatkan kesehatan publik di atas kepentingan industri.
“Kami tidak ingin generasi kami dijadikan korban oleh perusahaan yang menjual adiksi demi keuntungan. Suara kolektif anak muda akan terus kami gaungkan sampai ada tindakan nyata,” tutup Aini.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post