Jakarta, Prohealth.id – Seorang pemimpin yang sangat peduli pada kesehatan masyarakat dan penuh semangat itulah Jose Mujica. Pemimpin Uruguay ini memainkan peran kunci dalam memajukan pengendalian tembakau di negara tersebut dan secara global.
Selama masa kepresidenannya dari 2010 hingga 2015, dia melanjutkan dan memperkuat kepemimpinan pengendalian tembakau yang telah diletakkan pendahulunya, Presiden Tabaré Vázquez.
Uruguay di bawah kepemimpinan Jose Mujica menerapkan beberapa langkah pengendalian tembakau paling efektif di dunia. Termasuk larangan menyeluruh terhadap tampilan produk tembakau di iklan, promosi, sponsor, dan sejumlah langkah lainnya.
Tindakannya membawa Uruguay sejajar dengan Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) WHO. Hasilnya, menjadikan negara ini sebagai model global dalam regulasi tembakau.
Sosok dengan julukan “Pepe” ini turut menunjukkan kepemimpinan yang teguh dalam membela hak Uruguay untuk melindungi kesehatan masyarakat ketika perusahan rokok raksasa Philip Morris International (PMI) mengajukan gugatan dan menantang undang-undang pengendalian tembakau Uruguay.
Produk Domestik Bruto (PDB) Uruguay pada 2009 sebesar $32 miliar, sementara pendapatan Philip Morris pada tahun itu mencapai $62 miliar. Dengan kekuatan dananya yang lebih besar, perusahaan multinasional dapat menyeret negara Amerika Latin itu ke dalam jurang masalah bertahun-tahun.

Jose Mujica & Paus Fransiskus (Sumber: El Pais/2025)
The International Consortium of Investigative Journalists melaporkan pemerintahan Jose Mujica menghadapi tekanan. Namun tetap memutuskan untuk melawan. Pada bulan Oktober, pemerintahnya membayar $200 ribu kepada firma hukum Foley Hoag di Washington DC Amerika Serikat untuk mempersiapkan pembelaan melawan Philip Morris.
Dia mendapat dukungan dari para pembela kesehatan masyarakat global seperti Dewan Pengurus Organisasi Kesehatan Pan-Amerika (PAHO) dan sejumlah lembaga swadaya yang berjanji mendanai pembelaan negara tersebut.
International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID), bagian dari Bank Dunia, pada 2016 menolak klaim yang diajukan raksasa tembakau Philip Morris terhadap langkah-langkah pengendalian tembakau Uruguay. Putusan ICSID yang mendukung Uruguay dianggap secara luas sebagai tonggak kemenangan penting bagi kesehatan publik dan kedaulatan nasional. Demikian dikutip dari The South Centre.
Upaya Uruguay dalam pengendalian tembakau menjadi inspirasi bagi negara-negara di Amerika Selatan untuk mengesahkan undang-undang yang melarang merokok di tempat-tempat umum tertutup.
BBC menuliskan popularitas globalnya tidak biasa bagi seorang pemimpin Uruguay. Kadang kehidupannya lebih mirip naskah film. Berangkat dari masa lalu sebagai seorang mantan gerilyawan lalu gaya hidupnya yang sederhana membuatnya dikenal sebagai “Presiden Termiskin di Dunia” atau “versi modern Uruguay dari seorang biarawan Abad Pertengahan”.
José Alberto Mujica Cordano pensiun dari dunia politik pada 2020 meskipun tetap menjadi tokoh sentral di Uruguay. Pada April 2024, dia mengumumkan didiagnosis menderita kanker esofagus. Mengutip Associated Press, kondisinya tersebut makin buruk karena penyakit autoimun yang sudah ada sebelumnya.
Akhir kehidupannya pun sering dia lontarkan. Tetapi selalu dikatakannya hal itu sebagai sesuatu yang wajar tanpa drama. “Orang tahu bahwa kematian tidak dapat dihindari dan mungkin itu seperti garam kehidupan.”
Dia pun berpulang pada 13 Mei 2025 pada usia 89 tahun. Kerendahan hati Jose Mujica, integritasnya, dan komitmennya yang teguh terhadap keadilan sosial membuatnya dikagumi jauh melampaui batas-batas Uruguay.
Demikian pernyataan yang disampaikan Direktur Regional untuk Program Amerika Latin di Campaign for Tobacco-Free Kids Patricia Sosa. Warisannya sebagai seorang pemimpin yang memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya di atas kepentingan komersial akan terus memberikan inspirasi.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post