Jakarta – Pengobatan tradisional Korea menyita perhatian. Sebab menawarkan solusi revolusioner memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengatasi penyakit pernapasan kronis yang sulit disembuhkan. Ini dilakukan dengan metode pembersihan paru-paru.
Metode ini dipopulerkan dokter Seo Hyo-Seok. Dia adalah pakar pengobatan tradisional Korea dan Direktur Pyunkang Korean Medicine Hospital.
“Dengan semakin sering melakukan pembersihan paru-paru maka tubuh kita semakin kebal dan penyakit-penyakit pun akan menjauh,” terang Seo dalam gelar wicara “Rahasia Paru-Paru Bersih untuk Hidup Lebih Sehat” di Jakarta pada Oktober.
Dia mengungkapkan lebih dari 155 ribu pasien yang menderita gangguan pernapasan kronis di Korea telah merasakan manfaat dari metode ini.
Mengapa Metode Ini Istimewa?
Pyunkang Hwan, air tradisional Korea yang dievaporasi menjadi pil untuk dikonsumsi, adalah bahan utama dalam proses pembersihan paru-paru. Kini sudah dipasarkan global dengan berbagai merek.
Sistem kerja Pyunkang Hwan unik. Metode ini mengikuti siklus 336 yang terdiri dari tiga tahap. Tiga bulan pertama memperkuat sistem imun, tiga bulan kedua untuk menata mikroba usus, dan tiga bulan terakhir guna membersihkan racun dalam tubuh.
Pembersihan paru-paru dimulai dengan memperkuat kekebalan tubuh secara alami yang berlangsung selama tiga bulan pertama. Paru-paru yang bersih akan mendukung fungsi organ tubuh lainnya termasuk amandel dan mencegah penyakit pernapasan akut seperti flu dan pneumonia. Flu yang biasanya disertai demam hingga 39 derajat Celsius bisa dicegah dengan pembersihan paru.
Setelah sistem imun diperkuat maka tahap berikutnya adalah menata mikroba usus yang berperan besar dalam kekebalan tubuh pada tiga bulan kedua. Sekitar 70 persen kekebalan tubuh bergantung pada kesehatan usus. Pembersihan paru ini membantu menciptakan keseimbangan mikroba usus yang berujung pada kesehatan mental dan fisik yang optimal. Gut-brain axis menghubungkan kesehatan usus dengan fungsi otak sehingga membantu mencegah gangguan seperti demensia.
Sementara pada tiga bulan terakhir, pembersihan menyeluruh dilakukan untuk mengeluarkan racun-racun yang terakumulasi seumur hidup. Proses ini menyempurnakan kekebalan tubuh sehingga menjadikannya lebih kuat dan lebih mampu melawan penyakit berbahaya.
Detoks paru-paru harus dilakukan secara rutin setidaknya satu bulan sekali setelah periode 6 bulan tersebut demi mempertahankan kekebalan yang telah dicapai.
Dokter Seo Hyo-Seok mengatakan,“Setelah usia 70 tahun, disarankan untuk melakukan detoks paru-paru sekali sehari untuk menjaga kesehatan optimal.”
Pengobatan Tradisional Korea
Pendekatan kesehatan berbasis imunitas relevan dengan situasi Indonesia saat ini mengingat tingginya prevalensi penyakit pernapasan.
Kementerian Kesehatan menyebutkan pada 2024 sekitar 860 ribu kasus tuberkulosis (TBC) yang terdeteksi. Ini meningkat dari 821 ribu kasus pada 2023.
Jumlah tersebut setara dengan sekitar 81 persen dari estimasi 1,09 juta kasus per tahun, dengan 90 persen pasien telah mendapatkan pengobatan.
Selain itu, Seo menyebutkan prevalensi asma diperkirakan mencapai 29,6 juta orang. Sedangkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) menyerang sekitar 16 juta orang di Indonesia.
Jumlah penderita PPOK juga diperkirakan mencapai 4,8 juta orang atau sekitar 5,6 persen populasi berdasarkan pedoman nasional terbaru.
Masalah polusi udara memperburuk kondisi ini sehingga menjadi pencetus utama kambuhnya asma dan gangguan paru-paru kronis terutama di kota-kota besar Indonesia.
“Di tengah situasi tersebut, penguatan sistem imun menjadi semakin penting, terutama pasca pandemi yang menekankan betapa vitalnya kesehatan pernapasan dan daya tahan tubuh,” tuturnya.
Pembersihan paru-paru bukan hanya meningkatkan kekebalan tubuh tetapi turut melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang mengancam termasuk penyakit pernapasan yang seringkali fatal.
Para peserta talkshow gelar wicara ini datang dari perhimpunan medis hingga pengobatan tradisional serta perwakilan pemerintahan Indonesia dan bisnis Korea.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat periode 2009 – 2014 Agung Laksono yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan pengobatan tradisional di Indonesia sudah menjadi bagian dari kebudayaan dengan jamu dan berbagai metode alternatif lainnya.
Indonesia sebagai negara dengan berbagai masalah kesehatan pernapasan bisa membuka diri terhadap pendekatan pengobatan yang tidak hanya bergantung pada obat-obatan konvensional. Tradisi pengobatan Korea bisa menjadi alternatif.
Dia berharap tenaga kesehatan, akademisi, praktisi pengobatan tradisional, pemangku kebijakan, serta masyarakat umum yang memiliki perhatian terhadap isu kesehatan ini bisa meningkatkan pemahaman.
Metode pengobatan tradisional yang ada di Korea ini patut dipelajari dan diaplikasikan di Indonesia. “Ini agar masyarakat bisa lebih sehat,” pungkas Agung.
Editor : Fidelis Satriastanti

Discussion about this post