Jakarta – “Hampir 20 Rumah yang saya ayomi, seratus persen warganya adalah merokok.” kata Intan Permatasari Pengurus Kampung Bebas Asap Rokok.
Fakta itu ditemukan Intan saat menjadi Kader Dasawisma di kawasan Jakarta Selatan. Sehari-hari Ia bertugas menyebarkan informasi kesehatan dalam penanggulangan masalah kesehatan kepada keluarga sekitar. Sejak menjadi kader Dasawisma, Intan sadar bahaya kesehatan akibat asap rokok di keluarga merugikan.
Intan menginginkan lingkungan yang sehat, yang terbebas dari asap rokok. Mula -mula ia mengajak ibu-ibu di lingkungannya, untuk aktif mengedukasi bahaya asap rokok pada setiap orang.
Ingin Bebas dari Asap Rokok
Dari 10 Ketua RT, 5 tidak merokok, sisanya merokok. Edukasi yang dilakukan memang harus pelan-pelan menurut Intan. Akan tetapi semangat warga kampungnya RW 06, di Kelurahan Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, terus berusaha menciptakan kampung bebas asap rokok.
Bersama Pengurus Kampung Bebas Asap Rokok lain, Intan mulai mengatur dan meregulasi di mana orang boleh merokok. Intan sediakan tempatnya: dipos satpam, pojok rokok, hingga akhirnya tidak ada tempat lagi untuk orang merokok, sekalipun di rumah.
“Benar-benar sekarang sudah ngga ada lagi tempat-tempat khusus orang merokok.
Itu kita pelan-pelan geraknya, jadi mulai 2023 kemarin, dan terakhir 2024 itu gak boleh lagi ada pojok merokok. Tapi sekarang kita ganti Joker (pojok edukasi merokok),” katanya.
“Bahwa kita bisa tetap happy, bisa tetap produktif, tanpa kebiasaan merokok. Saya kan juga punya empat anak remaja, sampe sekarang mereka tidak punya pikiran atau keinginan untuk merokok, walaupun teman-teman mereka merokok,”
Ada Satu Keluarga Merokok tanda Keluarga Tidak Sehat
Mempunyai lingkungan yang sehat adalah hak dasar sebagai manusia. Anak-anak yang tumbuh dan terbebas dari asap rokok harus diciptakan di lingkungan sekitar.
Intan mengatakan, jika ada satu anggota keluarga entah bapak, atau ibu, atau anaknya yang merokok. Keluarga tersebut bisa disebut keluarga tidak sehat. Karena, kita punya kategori perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai patokan keluarga yang sehat.
Ini mempertegas upaya kampung bebas asap rokok. Sejak jadi pengurus dan mengedukasi, kampungnya rajin jadi langganan juara.
Kesuksesan menciptakan kampung bebas asap rokok ini bukan hanya bagian kerja-kerja pengurus, tetapi partisipasi aktif masyarakat dan keluarga.
“Jadi alhamdulilah ya, saya tinggal di wilayah yang support. Lintas sektornya tuh bagus banget, puskesmas juga ngebantu kita, semua jadi ikut terlibat mendukung keluarga yang sehat,” ujarnya.
Keberhasilan kampanye positif kampung bebas asap rokok diperkuat dengan banyaknya sosialisasi yang aktif. Satu bulan sekali setiap RT bergantian menggelar edukasi bahaya rokok, dan hidup sehat. Pengurus Kampung Bebas Asap Rokok bergantian mengedukasi, dan merawat pemahaman bahaya rokok.
“Jadi mudah-mudahan ini kita bisa jadi contoh buat lingkungan. Bisa jadi contoh buat yang lain. Ini pengurus kampung bebas asap rokok semuanya probono, karena memang kita motivasinya semangat ciptakan lingkungan yang sehat, dan keluarga yang sehat, dan peduli,” katanya.
Editor : Fidelis Satriastanti
Discussion about this post