DEFISIT BPJS Kesehatan menjadi masalah pelik yang belum teratasi. Semenjak program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) digulirkan pada 2014, defisit yang dialami BPJS Kesehatan selaku pelaksana program penting itu terus bertambah. Dari Rp3,3 triliun di 2014 terus membengkak hingga Rp10,98 triliun di tahun lalu. Sejumlah faktor ditengarai jadi pangkal meruginya BPJS Kesehatan. Salah satunya, pengeluaran untuk biaya pengobatan penyakit katastropik yang terus meningkat.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan lebih dari 20% pembiayaan kesehatan yang ditanggung JKN dihabiskan untuk penyakit-penyakit katastropik (berbiaya tinggi).
Selengkapnya, baca: Kendalikan Rokok, Selamatkan JKN
Sumber: Media Indonesia
Penulis: Eni Kartinah
Discussion about this post