Jakarta, Prohealth.id – Dampak merokok memang memiliki durasi yang berbeda pada setiap individu, ada yang muncul bertahun kemudian, ada yang sudah merasakan dampaknya dalam jangka pendek.
Mohd. Raihan Helmi (18) seorang mahasiswa asal Riau mengakui bahwa penyakit akibat kebiasaan merokok tidak memandang usia muda atau tua. Dalam buku berjudul ‘Kita Adalah Korban’ yang dikeluarkan oleh Komnas Pengendalian Tembakau, Raihan mengakui dalam sehari saja dia bisa menghabiskan dua bungkus rokok.
Tak hanya merokok, Raihan juga memiliki kebiasaan yang kurang baik yaitu keluyuran malam hari dan tanpa perlindungan seperti jaket. Sedikit pun tidak ada memikirkan kesehatan. Raihan juga jarang melakukan aktivitas olah raga, dan pola hidup yang tak sehat itu dia lakukan dari hari ke hari.
“Momen itu pun akhirnya tiba. Saya tidak pernah mengira akan tiba di usia yang masih muda. Saya merasakan ada yang aneh di dada. Perasaan nyeri. Bodohnya, rasa sakit itu saya hiraukan begitu saja. Rasanya berat sekali. Seperti ada beban yang sangat berat menumpuk di dada,” kata Raihan seperti dikutip dari buku ‘Kita Adalah Korban’ pada Jumat (30/7/2021).
Raihan pun akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit dia langsung diberikan oksigen untuk membantu pernapasan dan obat untuk mengurangi rasa nyeri di dada. Namun sepertinya itu semua tidak berguna. Raihan mengaku masih merasakan rasa sakit yang luar biasa.
Malam harinya tim dokter pun melakukan rontgen untuk mengetahui dan mendeteksi penyakit yang dialami Raihan. Dokter pun berkata ada sesuatu di bagian paru-paru yang membuat dada terasa sesak dan nyeri. Cairan yang melumuri paru-paru bagian kiri dan mengakibatkan paru-paru Raihan mengecil. Dengan kondisi begitu, dia terpaksa harus dirawat inap.
“Saya benar-benar tidak menyangka bisa merasakan hal semacam ini. Yang saya pikirkan hanya penyesalan dan rasa tidak berdaya atas apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Padahal usia saya masih begitu muda,” ungkap Raihan.
Dengan perasaan menggugat, Raihan membatin, bukankah banyak perokok aktif lain yang usianya lebih dari dirinya dan aman-aman saja? Pikiran ini adalah cara Raihan mulai mencari-cari pembenaran.
“Pikiran yang sia-sia sebenarnya. Toh, saya sudah mengalami hal ini,” terangnya.
Keesokan harinya Raihan harus menjalani operasi. Dengan pasrah dia melalui hal itu, dan ikhlas atas apapun yang akan terjadi nanti. Selang dimasukkan ke bagian dada sebelah kiri untuk mengeluarkan cairan yang melumuri paru-paru.
“Kondisi saya setelah operasi tidak stabil. Kadang baik, kadang buruk. HB saya sempat drop dan butuh lima kantong darah. Untungnya stok darah itu ada. Denyut nadi dan nafas saya juga pernah tiba-tiba nol. Orang-orang mengira saya sudah tiada. Beruntungnya saya masih tetap selamat,” kenang Raihan.
Hari demi hari kondisi Raihan pun semakin membaik. Selang yang dipasang di dada sudah bisa diangkat karena cairan yang melumuri paru-paru sudah tidak ada lagi. Secara bertahap paru-paru Raihan mulai membesar normal.
“Saya keluar rumah sakit dan mulai hidup yang lebih positif. Menjaga diri, rutin berolahraga, dan menjauhi lingkungan asap rokok,” tuturnya.
Sungguh, saya benar-benar tidak menyangka mengalami momen ini di usia yang masih muda. Belum genap 20 tahun. Kini, dia pun hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan. Dia merefleksikan kejadian ini sebagai teguran bagi dirinya yang begitu abai terhadap kesehatan.
“Sayangilah dirimu, sayangilah keluargamu. Jangan sampai mengalami seperti apa yang saya rasakan,” ujar Raihan.
Menurut Okky Alparessi, The New L-Men Of The Year 2020 menyebut motto ‘Men Sana In Corpore Sano’ artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Dikutip dari Youtube Komnas Pengendalian Tembakau, Okky menegaskan untuk mewujukan hidup yang sehat cukup dengan istirahat dan olah raga yang cukup disertai konsumsi makanan yang bergizi.
“Menurut saya keren itu kalau bisa jadi inspirasi tak hanya dari prestasi tetapi dengan gaya hidup yang sehat termasuk tanpa merokok,” tuturnya.
Secara umum Okky yang saat ini juga aktif bekerja sebagai dosen, menegaskan kepada remaja dan generasi muda dibawah 19 tahun yang sudah merokok untuk berhenti merokok. Dia beralasan apapun pilihan rokok yang tersedia yakni rokok elektrik maupun rokok konvensional sama-sama punya dampak negatif bagi tubuh.
Apalagi pada masa pandemi saat ini, seorang perokok adalah golongan yang paling rentan karena mudah tertular virus Covid-19. Dia menjamin dengan komitmen yang kuat, tidak ada kata terlambat untuk bangkit.
“Hidup itu cuma sekali, jangan disia-siakan untuk kesenangan sesaat saja,” terang Okky.
Sumber: Buku ‘Kita Adalah Korban’
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post