Jakarta, Prohealth.id — Health Care Without Harm, bekerja sama dengan Arup meluncurkan laporan The Global Road Map for Health Care Decarbonization, sebuah navigasi untuk mencapai nol emisi dari sektor kesehatan. Itu merupakan peta jalan pertama terkait sektor kesehatan global menuju nol emisi pada tahun 2050.
Laporan tersebut memodelkan bagaimana tujuh tindakan berdampak tinggi dapat mengurangi emisi sektor kesehatan yang secara global mencapai 44 gigaton, atau setara dengan emisi lebih dari 2,7 miliar barel minyak bumi per tahun selama 36 tahun.
Direktur Program Internasional Health Care Without Harm Josh Karliner mengatakan, tanpa komitmen dan aksi nyata di dalam dan di luar sektor kesehatan, emisi global sektor kesehatan akan meningkat tiga kali lipat dari baseline tahun 2014, menjadi lebih dari tiga gigaton per tahun pada tahun 2050.
Sejumlah negara berkomitmen memangkas emisi sektor kesehatan sebesar 70 persen, namun peta jalan menunjukkan bagaimana aksi nyata di sektor kesehatan akan menutup kekurangan realisasi selama ini, bahkan mengurangi emisi melebihi Perjanjian Paris.
“Negara-negara dengan jejak karbon dan Gas Rumah Kaca sektor kesehatan yang besar didesak mengurangi emisinya sesegera mungkin,” ujar Karliner yang juga penulis laporan tersebut.
Sementara negara dengan kontribusi rendah emisi, berpenghasilan rendah atau menengah dan masih mengembangkan infrastruktur kesehatan dapat mengikuti lintasan yang tidak terlalu curam menuju nol emisi.
Jika sektor kesehatan adalah sebuah negara, ia menempati urutan kelima di antara penghasil emisi nasional terbesar. 84 persen emisi dari sektor kesehatan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil di seluruh operasi fasilitas, rantai pasokan, dan ekonomi yang lebih luas.
Penggunaan itu menurut Karliner mencakup batu bara, minyak, dan gas yang digunakan di rumah sakit, perjalanan terkait perawatan kesehatan, serta pembuatan dan pengangkutan produk kesehatan.
“Kami mengalami darurat iklim dan kesehatan secara bersamaan, termasuk peningkatan penyakit pernapasan akibat polusi bahan bakar fosil dan yang disebabkan oleh dampak iklim yang mengerikan,” terang Karliner.
Direktur Kebijakan Iklim Internasional Health Care Without Harm Sonia Roschnik menyebut laporan tersebut memberikan secara rinci data emisi sektor kesehatan dari 68 negara serta rekomendasi untuk pemerintah, badan internasional, sektor swasta, maupun masyarakat sipil untuk mencapai tujuan dekarbonisasi dan menciptakan kesehatan yang lebih baik.
Rekomendasi bagi pemerintah, memasukkan sektor kesehatan ke dalam komitmen kontribusi yang ditentukan secara nasional di dalam NDC dan mengembangkan kebijakan iklim lintas sektoral yang kuat untuk melindungi kesehatan masyarakat.
“Sistem kesehatan semua negara perlu mencapai nol emisi pada tahun 2050 dengan menavigasi transisi sekarang untuk menghindari terkunci pada lintasan pembangunan intensif karbon,” terang Roschnik.
Transisi ini, menurut Roschnik membutuhkan dukungan dari negara maju untuk memperkuat kapasitas sistem kesehatan negara-negara berkembang agar mampu meningkatkan akses ke teknologi yang diperlukan.
Utusan Khusus WHO David Nabarro mengatakan bahwa pandemi Covid-19 sebagai tantangan teknis dan operasional dalam sektor kesehatan yang dapat diselesaikan ketika fokus dan memiliki sumber daya yang memadai.
“Juga menerima dukungan politik yang konsisten,” ujar Nabarro yang juga Ketua Kesehatan Global dan Direktur Bersama IGHI Imperial College London.
Nabarro melanjutkan, “Pemulihan Covid-19 memberi kesempatan untuk membangun kembali lebih baik dengan berinvestasi dalam solusi cerdas iklim bersamaan dengan pembangunan infrastruktur, sistem, dan ketahanan masyarakat sebagai strategi kesiapsiagaan dan pencegahan bencana”.
Senada dengan itu, Direktur Departemen Lingkungan, Iklim dan Kesehatan WHO Maria Neira mengingatkan bahwa para pemimpin kesehatan, termasuk dokter dan perawat merupakan suara paling terpercaya di seluruh dunia.
“Saat kita melampaui Covid-19, para pahlawan kesehatan ini dapat memimpin sektor mereka dalam melindungi kesehatan masyarakat dengan memetakan jalan menuju pemulihan yang dipandu oleh solusi iklim transformatif,” kata Neira.
Penulis: Jekson Simanjuntak
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post