Jakarta, Prohealth.id – Menjaga pola makan sehat menjadi salah satu kunci untuk menjaga kesehatan tubuh dan imunitas selama pandemi Covid-19.
Dokter Spesialis Gizi, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, menyatakan pentingnya menjaga keseimbangan gizi untuk menjaga tubuh tetap sehat selama pandemi. Menurut dr. Diana, karena mayoritas gejala Covid-19 adalah batuk maka penderita wajib menghindari makanan dengan lemak tinggi, makanan yang digoreng, serta terlalu banyak garam atau gula.
Dia menjelaskan makanan atau minuman tinggi garam dan gula akan lebih rentan menyebabkan inflamasi. Padahal saat sedang sakit, tubuh pasien Covid-19 sedang mengalami inflamasi.
“Biasanya makanan banyak gula dan garam kayak chips, lalu minuman manis, minuman kemasan tinggi gula. Itu kita kurangi. Baiknya saat nyemil masuknya protein, buah atau sayuran, jus,” ujar dr. Diana beberapa waktu yang lalu kepada Prohealth.id
Dia juga menganjurkan agar para pendamping pasien harus menjaga kesehatan tubuh dengan mengurangi makanan tersebut. Dengan begitu para pendamping dan perawat juga tidak akan tertular.
“Jadi buat yang merawat, perbanyak juga protein tapi baiknya jangan digoreng terus. Karena kalau digoreng protein bikin lemak jenuhnya meningkat. Makanya teman-teman yang merawat dan kontak erat dengan pasien perbanyak antioksidan dari buah dan sayur,” tuturnya.
Bagaimana kita menyikapi produk pengganti protein? Menurut dr. Diana para pasien Covid-19 memang cenderung punya nafsu makan yang rendah. Oleh sebab itu produk pengganti protein seperti susu protein bisa menjadi pilihan sekunder bagi pasien. Sayangnya, produk pengganti susu protein tidak boleh menjadi makanan utama pasien.
“Pokoknya jangan dijadikan sebagai makanan utama, selama masih bisa ngunyah harus makan yang pokok,” terang dr. Diana.
Dia pun menambahkan bahwa pasien dan perawat Covid-19 jangan salah kaprah dalam mengonsumsi multivitamin. Menurut dia penting bagi pasien mengonsumsi ‘Pelangi’ dari sumber utama seperti daging, sayur, dan buah, sebab asupan suplemen dan multivitamin hanyalah kebutuhan sekunder.
“Konsumsi multivitamin nanti ada perbedaan dosis antara yang perawat atau pendamping dengan pasien yang mungkin lebih tinggi,” sambungnya.
Dalam masa ketidakpastian pandemi, dr. Diana juga mengingatkan penting dalam merawat gizi pasien-pasien dengan komorbid khususnya para lansia. Dia menegaskan bagi pasien dengan komorbid sebaiknya sudah berkonsultasi dengan dokter penyakit terkait.
“Jadi harus clear dulu dengan dokter penyakit masing-masing, lalu konsultasikan dengan dokter gizi.” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, dr. Diana juga menyatakan telah merumuskan sebuah panduan makan sehat. Adapun Panduan Nutrisi Isoman Covid-19 ini disusun bersama beberapa dokter lain yakni; dr. Juwalita Surapsari, MGizi, Sp.GK, dan dr. Eleonora Mitaning Christy, MGiza, Sp.KG. Dia menjelaskan panduan ini adalah dokumen yang mudah dipahami oleh siapapun karena menyajikan menu makan sederhana dengan porsi ideal dan komponen gizi yang lengkap.
Dia memastikan panduan ini sudah mencakup cara mengelola protein dari daging sampai kacang-kacangan, asupan vitamin dari sayur dan buah, begitu juga karbohidrat yang tak hanya dari nasi. Panduan ini juga menyajikan gambar-gambar cara memasak yang tepat saat isoman.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post