Jakarta, Prohealth.id – Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat menyatakan ragam rasa yang disajikan rokok elektrik tidak mengubah kebiasaan merokok.
Melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Selasa (31/8/2021), Matthew L. Myers, President, Campaign for Tobacco-Free Kids (CTFK) menjelaskan dari data FDA saat ini ada sekitar 55 ribu jenis rasa rokok elektrik yang dipasarkan. Rokok dengan ragam rasa ini diklaim bisa menjaga dan menurunkan prevalensi perokok konvensional usia remaja. Nyatanya, inovasi ini malah menaikkan prevalensi perokok aktif dan meningkatkan status epidemi rokok di sejumlah negara.
Kondisi ini pada saat yang bersamaan membuat beberapa inovasi rasa rokok elektrik juga dianggap hanya memperparah epidemi tembakau. Salah satunya adalah rokok rasa mentrol. FDA menilai kandungan nikotin membuat upaya menekan perokok anak dan remaja menjadi sia-sia karena kandungan nikotin tetap lebih tinggi dibandingkan persentase kandungan rasa menthol.
Dalam laporannya, Komisioner FDA Janet Woodcock dan Direktur Center for Tobacco Products Mitch Zeller menekankan kondisi popularisme rokok elektrik ini semakin membahayakan remaja. Oleh karena itu, Janet dan Mitch senada meminta FDA untuk lebih bersikap tegas terhadap pengendalian rokok elektrik karena sangat sedikit bukti yang mengatakan rokok elektrik ragam rasa ini membantu perokok konvensional berhenti merokok. Sebaliknya bukti yang ada menyebut tingkat perokok justru meningkat akibat rokok elektrik.
Saat ini FDA telah meneliti sekitar 6,5 juta produk tembakau yang beredar di pasar Amerika Serikat. Jumlah itu belum termasuk sejumlah merek rokok elektrik yang sedang digemari remaja Amerika Serikat saat ini, misalnya saja merek Juul. Untuk itu, langkah yang lebih efektif dilakukan oleh FDA guna mengendalikan epidemi tembakau kalangan remaja adalah menolak semua pengajuan sertifikasi bagi rokok elektrik varian rasa, sekalipun dengan persentase rasa yang lebih tinggi dibandingkan kandungan tembakaunya. Apalagi pada 9 September 2021 mendatang, FDA harus memutuskan mekanisme dan prasyarat perdagangan rokok elektrik varian rasa dengan tujuan menekan angka perokok anak dan remaja. Oleh karena itu FDA diimbau untuk tidak memberika kelonggaran bagi apapun jenis rokok elektrik varian rasa, maupun rokok elektrik dengan kandungan tembakau yang tinggi.
Berdasarkan data terakhir dari National Youth Tobacco Survey pada 2020, ada 3,6 juta anak di dunia menggunakan rokok elektrik, dimana 1 dari 5 adalah anak di bangku sekolah menengah atas. Para perokok anak ini ada sekitar 1,3 juta yang mengaku mengonsumsi rokok elektrik secara berkala yaitu setiap hari karena sudah kecanduan.
Kajian ini juga menegaskan, rokok elektrik telah mengakibatkan ada 83 persen perokok remaja menggunakan rokok ragam varian rasa, dan 70 persen pengguna remaja juga mengakui alasan merokok karena suka dengan sensasi rasa dari rokok elektrik. Bukti tersebut secara jelas mengatakan rokok elektrik memang membidik pasar utama yaitu perokok anak, dan umumnya mereka menjadi konsumen perokok rasa menthol.
Pada 2020 lalu, lebih dari satu juta anak remaja tingkat SMP dan SMA menggunakan rokok rasa menthol, termasuk 44,5 persen remaja ini adalah pengguna Juul. Para perokok remaja ini beralih kepada rokok elektrik Juul setelah FDA mengeluarkan larangan produk cartridge pada Februari 2020.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post