Jakarta, Prohealth.id – Kemalasan menggosok gigi secara teratur selama pandemi berpotensi membawa penyakit baru yang membahayakan salah satunya penyakit jantung dan stroke.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyatakan pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya pemanfaatan layanan kesehatan gigi dan mulut oleh masyarakat. Hal ini tentunya dapat menjadi tantangan bagi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia bebas karies tahun 2030. Budi menjelaskan perawatan gigi dan mulut perlu diperhatikan agar terhindar dari permasalahan kesehatan yang lebih serius, termasuk kesehatan jantung.
“Studi menyebutkan bahwa orang yang memiliki permasalahan gigi berlubang parah berisiko terkena penyakit jantung hingga 3 kali lebih tinggi,” ungkapnya, Jumat (24/9/2021).
Menurut dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP (K) FIHA, FAsCC, pakar kardiologi dari RSJPD Harapan Kita/Heartology CV Center Brawijaya Hospital Saharjo gangguan pada jantung yang seringkali berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut adalah endocarditis. Kondisi ini terjadi ketika kuman masuk ke aliran darah sehingga memicu peradangan dan kerusakan pada katup jantung dan menyebabkan kebocoran.
Kumpulan kuman yang menempel pada jaringan yang luka akan meningkatkan risiko infeksi lanjut dan stroke sehingga diperlukan penanganan segera dan operasi katup, bahkan penggantian katup jantung. Kuman salah satunya dapat berasal dari kondisi kesehatan gigi yang buruk seperti gigi berlubang parah.
“Jadi, endokarditis sangat bisa dicegah, termasuk dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut, serta rutin memeriksakan gigi,” ujarnya.
Berangkat dari kesadaran itu dalam suasana pandemi maka layanan kesehatan gigi dan mulut berbasis digital menjadi alternatif tepat untuk menjangkau masyarakat luas. Untuk itu bertepatan dengan Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2021 sejumlah asosiasi profesi dan Kemenkes kembali mengoptimalkan layanan teledentistry nasional bersama Pepsodent. Layanan ini bertajuk “Tanya Dokter Gigi by Pepsodent” melalui official WhatsApp Tanya Pepsodent di 0878-8876-8880 selama November – Desember, melibatkan dokter gigi dari 28 Fakultas Kedokteran Gigi dan 50 PDGI cabang. Hingga saat ini, program tersebut telah memberi manfaat kepada lebih dari 500 ribu masyarakat Indonesia, melibatkan 135 PDGI cabang dan 26 Fakultas Kedokteran Gigi, dan lebih dari 17.000 dokter gigi dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM (K)., MM, mengatakan, layanan teledentistry nasional di BKGN 2021 kini dilengkapi dengan fitur video call sehingga masyarakat dapat berkonsultasi secara aman, nyaman, dan akurat. Dia pun menekankan, jika pasien membutuhkan penanganan lebih lanjut, jangan ragu berkunjung ke dokter gigi karena Kemenkes bersama PDGI telah menerapkan petunjuk teknis ‘Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru’ secara merata.
Sebagai mitra dalam program teledentistry ini, Head of Sustainable Living Beauty and Personal Care and Home Care, Unilever Indonesia Foundation Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., menyatakan Pepsodent terus mewujudkan tujuannya untuk mendukung edukasi dan perawatan gigi karena permasalahan gigi dan mulut masih menjadi salah satu isu kesehatan utama yang dialami setengah populasi dunia dari berbagai lapisan usia. Apalagi saat ini di 7 dari 10 masyarakat Indonesia menderita gigi berlubang.
Dia melanjutkan, tantangan permasalahan gigi dan mulut bahkan makin terasa ketika pandemi. Terbukti berdasarkan survei global Pepsodent menunjukkan bahwa 30 persen responden di Indonesia mengaku pernah melewati sehari penuh tanpa menyikat gigi, umumnya disebabkan rasa malas sebanyak 46 persen, yang salah satunya karena berkurangnya interaksi tatap muka.
“Akibatnya, permasalahan gigi dan mulut kian meningkat, seperti kemunculan gigi berlubang baru pada 25 persen responden Indonesia,” sambung drg. Mirah.
Sementara itu drg. R. Rahardyan Parnaadji, M.Kes., Sp. Pros selaku Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia menyatakan sangat menantikan rangkaian webinar ilmiah yang juga digelar di BKGN 2021. Apalagi rangkaian kegiatan BKGN 2021 menghadirkan sederetan pakar di bidang kedokteran gigi dari dalam maupun luar negeri, kesempatan ini bermanfaat bagi para mahasiswa untuk terus mengembangkan keilmuan dan wawasan mereka.
“Saya percaya BKGN dapat membantu menelurkan tenaga profesional yang berkualitas, meski di tengah berbagai keterbatasan selama pandemi,” tuturnya.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post