Jakarta, Prohealth.id – Smile Train Indonesia berkolaborasi dengan Cleft Center Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit Langit (YPPCBL) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Padjajaran mendorong penanganan kesehatan bagi pasien bibir sumbing.
Country Manager Smile Train Indonesia, Deasy Larasati menjelaskan, pada perayaan World Smile Day 2021 ini, pihaknya menyelenggarakan festival yang pelayanan kesehatan dengan target menciptakan 15,000 senyum dengan 600 operasi tiap tahunnya.
“Kami juga senang mendapatkan kesempatan berjumpa dengan mantan pasien Smile Train, mitra dokter dan perawat, serta mahasiswa FKG Universitas Padjajaran untuk menyebarkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengatasi kondisi bibir sumbing dan/atau celah langit di Indonesia” ujar Deasy, Senin (4/10/2021).
Berdasarkan data Smile Train, lebih dari 540 bayi di Dunia terlahir dengan bibir sumbing dan/atau celah langit tiap harinya, termasuk di Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi secara fisik seperti kesulitan untuk makan, bernapas, mendengar, dan berbicara dan tidak jarang pula menyasar psikis anak.
Denan menyadari banyaknya komplikasi baik fisik maupun psikis, Deasy menyebut Smile Train mengampanyekan semua senyuman itu indah. Setiap anak memiliki hak untuk tersenyum dan memiliki masa depan yang cerah. kembali.
Deasy memastikan, Smile Train mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadarannya mengenai komplikasi fisik dan psikis yang dialami anak dengan bibir sumbing dan/atau celah langit. Caranya dengan memberikan setiap anak yang memiliki kesenjangan kehidupan menjadi sehat dan produktif dengan mendapatkan senyuman bahagia selamanya.
“Karena kami percaya bahwa semua senyuman itu indah. Maka dari itu, kami tidak hanya menyediakan operasi 100% gratis kepada pasien dengan bibir sumbing dan/atau celah langit namun perawatan fisik dan dukungan psikis yang berkelanjutan melalui program Comprehensive Cleft Care (CCC)”. ungkap Deasy.
Ketua Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit Langit (YPPCBL), Drg. Ida Ayu Astuti, Sp. BM menyatakan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran ikut mendukung dan menyebarkan kesadaran mengenai kondisi sumbing di Indonesia dimulai dari mahasiswa/i yang berpotensi menjadi dokter yang andal bagi pasien sumbing di masa depan.
“Pasalnya, 6 sampai 9 orang per-1000 penduduk Indonesia menderita bibir sumbing, dan kebanyakan dari mereka menutup diri dan takut untuk tersenyum,” tuturnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Dr. drg. Dudi Aripin, Sp.KG. (K) menambahkan akan terus mendukung dan mengajak mahasiswa/i FKG UNPAD untuk aktif menyebarkan kesadaran mengenai kondisi sumbing karena semua senyuman itu indah.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post