Jakarta, Prohealth.id – Pada Selasa (28/2/2022), Arifin Panigoro pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki “Raja Minyak Indonesia” tutup usia di Mayo Clinic, Rochester Amerika Serikat, pada pukul 14.45 waktu setempat, atau 03.45 WIB 28 Februari waktu Indonesia.
Arifin Panigoro dikenal sebagai pendiri dan pemilik Medco Energi yaitu perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia. Awalnya bisnis tersebut didirikan Arifin di Bandung pada 1972 dengan nama CV Corona Electric, yang awalnya bergerak di bidang instalasi listrik.
Dia pun mengakuisisi perusahaan migas dari Inggris, Ophir Energy, pada 2019 lalu. Alhasil Arifin Panigoro memiliki kekayaan sebesar US$550 juta atau setara Rp7,86 triliun (kurs Rp14.300 per US$).
Tak hanya bergerak di bidang migas, Arifin Panigoro juga merupakan Anggota Dewan Penasihat Komnas Pengendalian Tembakau, pada hari ini. Menurut Komnas Pengendalian Tembakau melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Arifin adalah salah satu tokoh penting dalam pergerakan pengendalian konsumsi tembakau di Indonesia.
Menurut dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau, Arifin Panigoro sangat banyak membantu upaya pengendalian tembakau di Indonesia dan mengangkat masalah kesehatan menjadi perhatian pemerintah Indonesia.
“Kita kehilangan tokoh Nasional, tokoh yang rendah hati, memiliki kesalehan sosial tinggi, dan sangat peduli dengan rakyat kecil,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat Komnas Pengendalian Tembakau, Prof. Emil Salim, juga ikut menyampaikan dukanya, “Dengan terkejut saya terima kepergian Bung Arifin yang begitu tiba-tiba. Adalah dengan penuh duka melepaskan jasad beliau dengan kebulatan tekad melanjutkan perjuangan almarhum menyelamatkan generasi muda dari ancaman produk-produk ber ketagihan yang merusak kehidupan generasi muda.”
Bagi Komnas Pengendalian Tembakau, kepergian Arifin Panigoro bukan hanya meninggalkan duka mendalam bagi para penggiat pengendalian tembakau di Indonesia, namun juga kehilangan besar perlindungan generasi muda Indonesia untuk menjadi Generasi Emas.
Dilansir dari akun Instagram Diah S. Saminarsih, Pendiri CISDI, Arifin Panigoro adalah sosok panutan yang konsisten memperjuangkan kesehatan rakyat. Sebagai Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia, Arifin juga telah berperan besar dalam menjadikan program TB sebagai prioritas Presiden.
“Banyak orang mengenal beliau sebagai pengusaha handal. Saya, mengenal beliau sebagai seorang pegiat dan pendukung konsisten pembangunan kesehatan Indonesia. Ketua Dewan Pembina Yaysan Stop TB Partnership Indonesia, Anggota Komnas Pengendalian Tembakau Indonesia, dan pendorong saya/CISDI melahirkan PUSPA untuk transformasi Puskesmas di Jawa Barat,” kenang Diah.
Pada tahun 2018, Arinin menjadi Ketua Penyelenggara APACT (Asia Pacific Conference on Tobacco or Health) 12th, ketika Indonesia untuk pertama kalinya ditunjuk sebagai tuan rumah diskusi pengendalian tembakau internasional. Pengaruh Arifin Panigoro yang kuat tercermin dari tokoh-tokoh nasional dan internasional hadir pada kegiatan penting tersebut. Menteri Kesehatan RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (PPPA), Kepala Bappenas RI, dan sejumlah perwakilan Bupati dan Walikota, serta 1,000 lebih peserta penggiat tobacco control dari berbagai negara di Asia-Afrika menghadiri hajatan APACT di Bali.
“Saya meyakini bahwa investasi yang baik akan mendatangkan imbal hasil yang baik. Semua yang hadir dalam acara ini meyakini bahwa ancaman bahaya rokok itu nyata. Ini bukan tipuan. Ini berdasarkan ilmu pengetahuan,” tutur almarhum Arifin Panigoro dalam sambutannya pada pertemuan tersebut. Dia juga menyatakan bahwa, “Rokok menimbulkan kematian dan bahaya yang besar bagi rakyat Indonesia, khususnya kelompok usia muda dan produktif!”.
Nurul Nadia Luntungan, Sekjen APACT 12th mengenang kepemimpinan Arifin Panigoro pada perhelatan yang kemudian disebut-sebut sebagai penyelenggaraan APACT terbaik tersebut. Menurut Nurul, Arifin Panigoro adalah sosok pejuang untuk bangsa Indonesia. Semua yang dia lakukan dalam dunia pengendalian tembakau adalah untuk kebaikan bangsa Indonesia.
“Saat membuat APACT, konferensi pengendalian tembakau internasional pertama di Indonesia, Pak Arifin selalu berpesan, ‘Kita harus tunjukkan pada dunia kehebatan Indonesia. Meskipun upaya pengendalian tembakau di negara ini sulit, tapi dalam konferensi ini kita harus tunjukkan bahwa kita adalah negara yang hebat. Jangan bikin malu Indonesia,” jelas Nurul.
Sementara itu, Dr. Tara Singh Bam selaku Deputy Regional Director of International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union) juga ikut mengenang peran Arifin saat mendengar kabar kepergian Arifin Panigoro. “Kami sangat sedih. Belasungkawa kami yang tulus untuk semua. Beliau adalah salah satu penggerak eliminasi TB dan rokok di Indonesia dan dunia,” ujarnya.
Mathew Myers, President, Campaign for Tobacco Free Kids, Washington DC ikut menambahkan bahwa Campaign for Tobacco Free Kids sangat berduka mendengar kabar meninggalnya Arifin. “Semoga kenangan akan kepribadiannya yang luar biasa dan banyak kontribusinya bagi kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia dikenang dan dirayakan oleh semua orang. Belasungkawa terdalam kami kepada keluarga atas kehilangan yang luar biasa ini.”
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post