Perencana Keuangan, Felicia Putri Cisaka pernah mengatakan dalam Youtube Channel bersama CISDI, bahwa pendapatan selalu cepat habis jika tidak memiliki perencanaan yang baik. Dia menyatakan, rata-rata anak muda mengeluh kesulitan membeli rumah sebenarnya karena banyak pengeluaran untuk rokok dan kopi.
Sejalan dengan Felicia, sebuah riset berjudul “Pemiskinan Akibat Konsumsi Tembakau di Indonesia” yang rilis tahun 2022 ini juga menyatakan bahwa konsumsi tembakau di Indonesia cukup tinggi, di mana sepertiga populasi usia dewasa di Indonesia mengonsumsi tembakau. Sebagian besar rumah tangga di Indonesia juga memiliki porsi belanja untuk produk tembakau. Hal itu cukup menggambarkan banyaknya pengeluaran yang sia-sia untuk konsumsi rokok.
Pernyataan Felicia membenarkan bahwa perencanaan keuangan membantu kita untuk lebih disiplin dalam mengatur porsi anggaran untuk berbagai kebutuhan, mulai dari primer hingga tersier. Adapun kebutuhan primer tersebut bisa berupa kebutuhan pokok seperti makanan sehari-hari. Sebagian masyarakat bahwa menjadikan rokok sebagai kebutuhan pokok, khususnya mereka para perokok aktif. Padahal, rokok memberikan dampak candu dan merusak kesehatan tubuh jangka panjang. Artinya, penggunaan uang untuk konsumsi rokok terbukti menjadi sia-sia.
Padahal pengeluaran untuk membeli rokok sebenarnya dapat menjadi tabungan kita untuk mewujudkan berbagai rencana masa depan. Selain itu, dengan tidak merokok, kesehatan kita pun akan terjaga sehingga tidak membuat kita banyak mengeluarkan biaya kesehatan saat lanjut usia, karena tidak mengidap berbagai penyakit serius yang timbul akibat merokok.
Berdasarkan fakta tersebut, Felicia mengingatkan, penting untuk anak muda membuat perencanaan keuangan dengan membuang pengeluaran yang tidak perlu dan mulai membuat target tentang rencana dana yang akan dibutuhkan di masa depan seperti menikah yang cukup memakan banyak pengeluaran.
Sayangnya, mengubah kebiasaan konsumsi memang semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Perencana Keuangan Ruisa Khoiriyah, CFP yang mengaku sebelum menjadi seorang konsultan untuk pengelolaan uang, Ruisa pun pernah kesulitan mengatur pengeluaran ketika masih muda. Untung saja, bekerja sebagai jurnalis membuat Ruisa peka untuk mengelola keuangan dengan teliti dan tepat sasaran sesuai kebutuhan dan cita-cita.
“Pada tahun 2011 ketika saya sering memegang rubrik investasi keuangan, saya sering bergaul dengan orang-orang dari industri keuangan sekaligus belajar tentang perencanaan keuangan. Saat sudah memahami tentang investasi dan sebagainya, saya mulai serius untuk memiliki perencanaan keuangan pribadi,” ujar Ruisa dalam Diskusi Daring Kesehatan (DIRINGKES), Selasa, 20 September 2022 lalu di Live Instagram Prohealth.id lalu.
Baca Juga: Program Wirausaha Jadi Solusi Berhenti Merokok
Dia pun membenarkan, perencanaan keuangan perlu disiapkan sedini mungkin agar memiliki kebiasaan keuangan yang baik. Salah satunya adalah dengan disiplin mengatur pengeluaran dan mengelola pemasukan secara cermat dengan cara membuat perencanaan keuangan.
“Karena perencanaan keuangan membantu kita untuk mengetahui apa saja pengeluaran kita dan juga dapat membantu kita jika memiliki kebutuhan mendesak suatu hari,” ungkap Ruisa
Tahap menyusun perencanaan keuangan
Dalam membuat perencanaan keuangan, Ruisa mengatakan kita perlu memperhatikan tentang apa saja yang menjadi pengeluaran wajib atau prioritas kita dan mempertimbangkan kebutuhan di masa depan tanpa mengganggu arus kas yang rutin.
Secara detil dia menjelaskan, dalam perencanaan keuangan seseorang perlu melakukan budgeting atau penataan anggaran, merencanakan pendapatan, lalu untuk pengeluarannya perlu memiliki kualifikasi atau kategorisasi terlebih dahulu terkait dengan kebutuhan sehari-hari. Kategorisasi tersebut dimulai dari kebutuhan dasar seperti kebutuhan makan, transportasi dan tempat tinggal. Setelah mengkalkulasi kebutuhan dasar, kemudian seseorang perlu memerinci kebutuhan wajib seperti cicilan asuransi atau bayar jaminan sosial seperti asuransi dan BPJS Kesehatan.
“Semuanya harus bertahap sesuai dengan prioritas. Setelah itu (anggaran) untuk kebutuhan masa depan misalnya dana renovasi rumah lima tahun lagi, itu perlu saya rencanakan jauh-jauh hari dengan menabung, sehingga tidak mengganggu arus kas yang rutin,” ujar Ruisa.
Terkait pengeluaran untuk rokok, Ruisa mengatakan rokok memang merupakan kebutuhan bagi para perokok, namun tidak memberikan dampak positif bagi finansial dan kesehatan tubuh. Begitu juga dengan konsumsi rokok elektronik atau vape, karena tidak berbeda jauh efeknya dengan rokok.
“Rokok itu pengeluaran konsumtif yang tidak ada efeknya terhadap penambahan nilai aset kita, terlebih lagi dalam tubuh kita pun tidak memberikan efek yang baik. Begitu juga dengan vape yang efeknya tidak berbeda jauh dengan rokok, karena vape juga tipikal pengeluaran konsumsi yang tidak memberi penambahan positif terhadap finansial dan kondisi kesehatan kita.” ungkap Ruisa.
Baca Juga: Berhenti merokok juga pengaruhi kesehatan mental
Berhemat dengan berhenti merokok
Untuk mewujudkan keamanan finansial, maka kebiasaan merokok harus dihentikan agar tata kelola keuangan menjadi lebih baik. Sayangnya, sangat sulit bagi perokok aktif untuk berhenti merokok. Menurut Ruisa, stop merokok bukanlah hal yang mustahil jika seseorang punya komitmen apalagi untuk mencapai target dana kebutuhan masa depan.
“Rokok memang memiliki adiksi sehingga susah bagi perokok untuk berhenti meskipun mengetahui banyak efek buruk bagi kesehatan akibat merokok. Namun, bisa menggunakan pendekatan finansial yakni dengan menghitung berapa pengeluaran untuk rokok,” ungkap Ruisa.
Dia menjamin, penghematan uang rokok terbilang cukup besar. Secara rasional, seseorang sebaiknya lebih memilih menghentikan konsumsi rokok sejak dini ketimbang gagal mencapai target tabungan.
“Oleh karenanya, saran saya lebih baik berhenti merokok secara bertahap mengingat sulitnya berhenti merokok karena adiksi,” kata Ruisa.
Selama upaya berhenti bertahap, Ruisa menganjurkan agar para perokok memulai budgeting atau menghitung jumlah pengeluaran untuk rokok, lalu membuat target keuangan khusus agar menjadi memotivasi untuk sungguh berhenti merokok. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat tabungan dalam toples dengan menuliskan target keuangan khusus yang diinginkan seperti misalnya untuk kebutuhan menikah dalam beberapa tahun kedepan.
Baca Juga: Solusi Berhenti Merokok Bisa Pakai Terapi Akupunktur
Perencanaan keuangan untuk menikah
Menggelar acara pernikahan termasuk kebutuhan masa depan yang membutuhkan banyak modal. Ruisa mengatakan melalui budgeting, seseorang bisa mengetahui jumlah dana yang akan dipakai untuk acara pernikahan. Melalui perencanaan keuangan juga, seseorang bisa mempertimbangkan pemasukan lain di luar gaji pokok. Misalnya untuk investasi agar dapat sesuai dengan target menikah yang sudah ditentukan.
Sebagai contoh, ada kebutuhan masa depan mencapai Rp30 juta dalam kurun waktu tiga tahun mendatang, Ruisa menganjurkan sebaiknya uang tersebut diinvestasikan ke produk investasi resiko yang lebih rendah seperti misalnya reksa dana pasar uang.
“Jadi ketahui dulu kebutuhan dana dan target kapan kita akan memakainya. Namun jika targetnya agak lama, kita bisa mengumpulkannya dengan berinvestasi ke produk investasi resiko sedikit lebih rendah dari reksa dana pasar uang dengan peluang untung atau peluang pertumbuhan nilai yang lebih tinggi.”
Khusus untuk pasangan muda yang tengah merencanakan pernikahan, kunci kesuksesan prosesi pernikahan adalah sikap terbuka dengan calon pasangan terkait persiapan dana untuk acara pernikahan.
“Rancangan dana juga perlu didiskusikan dengan keluarga. Harus tahu kapan targetnya sehingga perencanaan keuangan dapat dilakukan dengan baik,” jelas Ruisa.
Jika merasa sumber keuangaan saat ini masih kurang, Ruisa mengusulkan agar Anda mengoptimalkan pemasukan dengan memangkas pengeluaran tersier yang sifatnya rekreatif. Anda dan pasangan juga bisa menambah penghasilan dengan pekerjaan freelance sehingga pendapatan yang kita dapat optimal mendukung rencana keuangan kita.
Strategi mengumpulkan dana untuk acara pernikahan, Ruisa menyarankan budgeting dilakukan secara individu dengan rekening terpisah dan membagi beban target dana yang dibutuhkan kepada masing-masing calon. Menurutnya, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses pengumpulan dana tersebut, pasangan yang belum resmi terikat dengan hukum tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut ke jalur hukum. Oleh karena itu, lebih baik perencaan keuangannya saling terbuka sehingga meminimalisir konflik sebelum menikah.
Dengan perencanaan keuangan yang baik untuk mempersiapkan rencana pernikahan, Ruisa menjamin para perokok akan termotivasi untuk berhenti merokok demi menabung untuk persiapan dana menikah. Apalagi setelah menikah kebutuhan hidup sehari-hari akan bertambah dibandingkan yang sebelumnya. Mau tak mau, eliminasi biaya rokok untuk kebutuhan rumah tangga akan memotivasi perokok untuk berhenti merokok.
Selanjutnya: Ingin Berhenti Merokok! Yuk Ikuti Program Pelayanan UBM
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Cek artikel lain di Google News
Discussion about this post