Salah satu rumah sakit berbasis perguruan tinggi yakni Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) yang memberikan pelayanan kesehatan terpadu dan terintegrasi dengan sistem pendidikan interprofesional, mempersiapkan pembentukan berbagai pusat pendidikan dan penelitian yang akan menjadi cikal-bakal suatu pelayanan unggulan.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, RSUI membuka Pusat Kardiovaskular Terpadu (PKT) sebagai layanan unggulan yang berfokus di bidang jantung dan pembuluh darah. Pusat Kardiovaskular Terpadu RSUI merupakan salah satu layanan unggulan RSUI yang dibentuk dengan kolaborasi dan keterpaduan departemen medik terkait, fasilitas dan prasarana, serta SDM yang mampu menangani berbagai jenis penyakit jantung dan pembuluh darah pada berbagai usia. Didukung dengan dokter spesialis dan subspesialis yang kompeten serta berbagai sarana penunjang yang mutakhir.
Layanan PKT RSUI secara langsung diresmikan oleh Wali Kota Depok yang diwakilkan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Kota Depok, Drs. Sri Utomo, M.Si, bersama Direktur Utama RSUI, Dr.dr. Astuti Giantini, Sp.PK(K),MPH, serta Rektor Universitas Indonesia yang diwakilkan oleh Sekretaris Universitas Indonesia, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc, Ph.D, pada Kamis (27/10/2022) di Gedung Auditorium RSUI.
Direktur Utama RSUI Dr. dr. Astuti Giantini, Sp.PK (K), MPH menyampaikan tujuan pembentukan Pusat Kardiovaskular Terpadu RSUI seiring dengan temuan angka statistik kesehatan kota Depok menunjukkan pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah di kota Depok cukup tinggi. Maka dari itu, sejak akan didirikannya RSUI memang merencanakan Pusat Kardiovaskular Terpadu yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan khususnya permasalahan jantung dan pembuluh darah bagi warga Depok dan sekitarnya yang membutuhkan.
“Kami sudah seharusnya memfasilitasi apa yang seharusnya dilakukan. Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah bersedia bekerja sama dengan RSUI dalam pelayanan Pusat Kardiovaskular Terpadu di kota Depok” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Universitas Indonesia, dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D mengungkapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, sehingga bisa meresmikan Pusat Kardiovaskular Terpadu yang telah direncanakan sejak sebelum didirikannnya RSUI. “Terutama Pemerintah Kota Depok yang memberikan kepercayaan kepada rumah sakit kami sebagai rumah sakit rujukan” ujarnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Kota Depok, Bapak Drs. Sri Utomo, M.Si yang mewakili Wali Kota Depok juga menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi dan upaya dalam membangun kota Depok sebagai kota yang sehat. Dia menilai, saat ini RSUI memiliki fasilitas dan peralatan medik, ketersediaan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dokter spesialis lain dan tenaga keperawatan yang telah terdidik dan terlatih.
“Kami berharap RSUI dapat membantu pasien yang membutuhkan pertolongan medis dengan sebaiknya dengan prosedur yang sesuai dan tanpa diskriminasi. Saya mengapresiasi setinggi-tingginya atas beroperasinya layanan paripurna di Pusat Kardiovaskular Terpadu RSUI ini, semoga keberadaannya memberikan manfaat yang besar bagi siapapun khususnya untuk warga Depok dan sekitarnya” ungkapnya.
Baca Juga: Gerak Tangkas Bangun Ketahanan Kesehatan Global
Dalam memberikan layanan terpadu sesuai yang dibutuhkan masyarakat Pusat Kardiovaskular Terpadu RSUI menyediakan layanan dan fasilitas yang komprehensif seperti Intensive Cardiac Care Unit (ICCU), Cardiac HCU, fasilitas penunjang diagnostik dan terapi, layanan diagnostik non invasif, pembedahan, rehabilitasi kardiovaskular, dan Medical Check-up Jantung.
Asal tahu saja, Pusat Kardiovaskular Terpadu RSUI juga melayani pasien rujukan dengan jaminan BPJS Kesehatan. Dalam hal ini, penerimaan pasien sesuai dengan sistem rujukan berjenjang berdasarkan ketentuan dari BPJS Kesehatan.
Safari pemerintah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga tengah mengupayakan kerja sama yang komprehensif dengan berbagai negara asing untuk meningkatkan kualitas infrastruktur kesehatan. Sejumlah strategi safari ini bertujuan untuk menjaring investasi dan dukungan fasilitas kesehatan. Kali ini, dia berkesempatan mengunjungi dua rumah sakit terbesar di Singapura yakni Raffles Medical Group (RMG) serta Health Management International (HMI).
Raffles Medical Group merupakan penyedia layanan kesehatan terdepan dan berkualitas yang telah memiliki pengalaman yang baik selama kurang lebih 40 tahun di Singapura dan Asia Tenggara. Sementara Health Management International (HMI) Group merupakan penyedia layanan kesehatan terbesar di Singapura dengan jangkauan operasinal yang luas mencakup pusat perawatan khusus, rumah sakit dan sekolah pelatihan di Singapura dan Malaysia.
HMI Group memiliki layanan StarMed Spesialis Center yang telah dibuka sejak tahun 2018. Layanan ini fokus pada diagnostik, spesialis, perawatan primer, endoskopi dan operasi invasif. Adapun layanan spesialis yang ditawarkan mencakup kardiologi, ortopedi dan kedokteran keluarga.
Melalui kesempatan tersebut, Budi bertemu dengan Dr. Loo Choon Yong, RMG Executive Chairman dan Dr. Gan See Khem, HMI Executive Chairman membahas mengenai peluang kerja sama bidang kesehatan antara pemerintah Indonesia dengan dua penyedia layanan kesehatan sekunder dan tersier terbaik di Singapura tersebut.
“Pertemuan ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk membangun fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih baik, yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat, sehingga tidak perlu lagi berobat ke luar negeri, karena kualitas kita sudah sama dengan mereka,” kata Budi melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id.
Budi menjelaskan bahwa saat ini, Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes tengah melakukan transformasi kesehatan yang fokus pada 6 pilar, salah satunya adalah transformasi layanan rujukan yang fokus pada penyediaan layanan kesehatan yang bermutu, berkualitas dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk mewujudkan target tersebut, ia mengajak RMG dan HMI untuk berkolaborasi membantu pemerintah Indonesia meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kesehatan di Tanah Air, utamanya layanan kesehatan rujukan mulai dari primer, sekunder hingga tersier.
Potensi kerja sama nantinya mencakup beberapa hal diantaranya kerja sama pembukaan RMG di Indonesia, kolaborasi paket remunerasi untuk tenaga kesehatan serta proses rujukan yang digunakan RMG dan HMI dari dokter keluarga maupun klinik perawatan primer ke rumah sakit sekunder dan tersier.
“Dalam pertemuan ini, ada sejumlah aspek yang kami tawarkan. Kami harapkan penawaran ini bisa ditinjaklanjuti secara positif kedepannya,” ungkap Budi.
Dengan pengalaman dan rekam jejak yang baik dari keduanya, Budi berharap kolaborasi tersebut dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan kapasitas, kualitas dan mutu pelayanan kesehatan, SDM kesehatan serta infrastruktur kesehatan baik di rumah sakit vertikal maupun swasta, sehingga persoalan mengenai pelayanan kesehatan yang belum memadai di seluruh pelosok Tanah Air perlahan bisa diselesaikan.
“Kerja sama ini, menjadi kesempatan untuk saling berbagi praktik baik informasi dan pengalaman pelayanan kesehatan antara Indonesia dengan RMG dan HMI, yang pada akhirnya bisa kita adopasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan efektif,” tutur Budi.
Baca Juga: Anomali Akses Kesehatan ‘High-tech’ Operator ‘Gap-tech’
Utamakan peningkatan kapasitas teknologi
Masih dalam kesempatan yang sama di Singapura, Budi juga memaparkan peran inovasi dan teknologi digital untuk transformasi kesehatan Indonesia di hadapan ratusan business leaders, innovation champions, akademisi, industriawan teknologi informasi. Budi mencoba mengajak para pelaku bisnis untuk mulai fokus di bidang bioteknologi dan investasi dalam program transformasi kesehatan di Indonesia.
Pemikiran tersebut disampaikan dalam keynote speech pertemuan minggu inovasi dan teknologi (SWITCH) Singapura yang dihadiri Deputi Perdana Menteri Singapura dan pertemuan dengan para investor di KBRI Singapura.
Dia menilai, strategi ini ideal mengingat pandemi COVID-19 telah menjadi peluang bagi Indonesia untuk melaksanakan transformasi sistem kesehatan.
“Melalui transformasi teknologi kesehatan ditargetkan untuk meningkatkan diagnosis dan terapi bagi penyakit yang signifikan di Indonesia seperti diabetes, tuberkulosis, stroke, dan lainnya” ujar Budi.
Dia mengklaim pemerintah Indonesia telah sukses melakukan berbagai upaya melaksanakan transformasi teknologi kesehatan. Sebut saja misalnya; implementasi BGSi, Platform Satu Sehat, serta Transformasi Peduli Lindungi menjadi Citizen Health Apps.
Melalui Satu Data Kesehatan, dia mengharapkan sinkronisasi data di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Mulai dari 10.260 Puskesmas, 11.347 Klinik, 2.985 rumah sakit, 5.862 praktek dokter dan dokter gigi, 1.400 laboratorium, dan 30.199 Apotik dapat terintegrasi Transformasi PeduliLindungi menjadi citizen health apps didukung dengan fakta sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan masyarakat setidaknya diakses oleh lebih dari 95 juta masyarakat indonesia.
Ke depannya, PeduliLindungi akan dikembangkan mulai dari penyimpanan rekam medis elektronik, promosi kesehatan, profil obat, layanan dan penggunaan obat, BOR rumah sakit, sistem peringatan dini, tracing dan testing, hingga layanan telemedisin terintegrasi.
Selanjutnya: Strategi Kepemimpinan dan Teknologi Solusi Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Cek artikel lain di Google News
Discussion about this post