Sehat bukan sekadar bebas dari penyakit saja. Definisi kesehatan adalah sebuah kondisi sejahtera secara fisik, psikologis, dan sosial. Secara universal para remaja diklaim dalam keadaan sehat. Faktanya, banyak anak muda meninggal sebelum waktunya karena penyakit yang sesungguhnya bisa dicegah atau diobati. Ada juga akibat percobaan bunuh diri, penyakit kompleks, dan kondisi lainnya.
Kesehatan manusia cukup komplek, termasuk kesehatan manusia berusia muda. Artinya, anak muda yang meninggal karena penyakit tidak menular, umumnya disebabkan perilaku utama remaja yang tidak sehat. Misalnya; merokok. Ada juga kondisi anak muda kelaparan, dan kekurangan gizi. Semua hal ini akan menyebabkan penyakit atau kematian dini.
Menuju pemilihan umum (Pemilu) yang kurang dari dua tahun, isu-isu seputar kesejahteraan mulai mencuat di ruang publik. Salah satunya, isu kesehatan yang sebelumnya cenderung kurang populer dibandingkan isu ekonomi, hukum, dan keamanan.
I Dewa Gede Darma Permana (21) sejak tahun 2019 hingga saat ini tengah menempuh pendidikan tingkat Strata 1 (S1) di Univesitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar dengan Program Studi Pendidikan Agama Hindu. Selama kuliah ia menjadi aktivis kampus sekaligus Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Denpasar.
Ia menceritakan soal isu kesehatan yang seharusnya menjadi prioritas anak muda saat ini yaitu kesehatan mental. “Jika kita berbicara tentang kesehatan sudah barang tentu baik itu kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan spiritual, merupakan suatu hal yang wajib dipelihara dan juga dijaga oleh kaum Pemuda. Tetapi jika berbicara mengenai prioritas, sudah barang tentu kesehatan mental menjadi sesuatu yang paling urgent di era sekarang. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya kasus depresi banyaknya kasus stress, bahkan sampai banyaknya kasus bunuh diri di kalangan remaja itu sendiri sendiri. Untuk itu hal yang paling prioritaskan di era sekarang,” ungkap I Dewa Gede Darma Permana kepada Prohealth.id, kamis, 3 November 2022.
Selanjutnya, Dewa juga menjelaskan tentang perkembangan kesehatan di Indonesia yang memang harus diperhatikan para anak muda. Dia tak menampik, jika berbicara masalah kesehatan di Indonesia, sesungguhnya Indonesia memiliki permasalahan yang kompleks. Sebut saja, belum meratanya akses rumah sakit di setiap wilayah, belum masifnya pendidikan kesehatan untuk anak usia dini, sanitasi yang belum menjangkau seluruh wilayah, makanan tidak sehat, serta ketakutan akan wabah virus lainnya yang akan menyebabkan pandemi kembali.
Dari data yang dihimpun Prohealth.id, pemerintah Indonesia ini belum mampu menangani masalah kesehatan jiwa secara memadai, dan pandemi justru meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa atau mental yang jika tidak ditangani akan berdampak buruk. Lebih dari 19 juta orang berusia di atas 15 tahun menderita penyakit mental dan emosional, dan lebih dari 12 juta orang berusia di atas 15 tahun mengalami depresi, menurut studi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dikutip dari rilis Kementerian Kesehatan.
Selain itu berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, data bunuh diri pertahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7 persen korban bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.
Tidak hanya itu, isu kesehatan di Indonesia tak beranjak dari isu kesehatan berbagai penyakit tak menular dan degeneratif seperti; hipertensi, diabetes, gagal ginjal diakronik dan sebagainya. Akar permasalahan dari beberapa penyakit tersebut bisa dari status gizi yang berakar ke penyakit degeneratif. Dampak jangka panjang lainnya adalah obesitas.
Sementara itu, Salsabila Sefriantina (22) sejak tahun 2018 hingga saat ini tengah menempuh pendidikan tingkat strata 1 (S1) di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) Jakarta dengan Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan memiliki komentar yang berbeda. Sebagai mahasiswi ilmu kesehatan, ia telah mengikuti pelatihan table manner salah satunya di Mercure Hotel pada tahun 2019, dan berbagai kegiatan seminar gizi yang dilaksanakan baik diluar universitas maupun di dalam universitas.
Ia mengatakan obesitas, merupakan masalah kesehatan yang harus diperhatikan kalangan pemuda. Alasannya, obesitas merupakan akibat penumpukan lemak di bagian abdominal yang berpengaruh kepada berbagai penyakit degeneratif. Penyakit obesitas juga banyak sekali dialami oleh orang-orang muda selama pandemic Covid-19.
“Musim Covid-19 banyak sekali anak-anak yang kurang melakukan aktivitas-aktivitas fisik dan mengonsuksi makanan tidak sehat,” ujar Salsabila kepada Prohealth.id, Kamis, 3 November 2022.
Dia juga mengingatkan, obesitas memiliki dampak jangka panjang sekali yang tidak cuma dari sisi fisik, tetapi kita harus melihat dari segi kesehatannya. Karena kalau sudah mengalami masalah obesitas tubuh seseorang bisa terkena dislipidemia. “Nah! Dari dislipidemia ini bisa berpengaruh ke hipertensi, diabetes, gagal ginjal dan lainnya. Ini tuh harus menjadi sesuatu waspada untuk ana-aanak muda sekarang. Sejak dini kita harus mengontrol makanan, karena itu sangat berpengaruh ke depannya, kita juga harus menjaga pola konsumsi olahraga, tidur juga harus teratur. Tidur ini juga merupakan salah satu faktor yang bisa memicu obesitas,” sambungnya.
Menguatkan pendapat Salsabila, data Kemenkes menunjukkan, satu dari tiga orang dewasa di Indonesia telah mengalami obesitas, dan satu dari lima anak berusia 5 hingga 12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.
Masih menurut data dari Kementerian Kesehatan, obesitas di Indonesia meningkat dengan angka kenaikan yang mengkhawatirkan. Sementara itu, berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8 persen dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8 persen.
“Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8 persen, upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik. Ini adalah upaya yang sangat besar dan cukup sulit,” tuturnya.
Isu-isu strategis anak muda
Terkait isu-isu strategis ke depannya, survei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tentang Pemilu 2024 menunjukan bahwa Indonesia akan menghadapi era baru dimana pemilih muda generasi Z dan generasi milenial peduli isu-isu kebijakan strategis yang mungkin belum terjadi sebelumnya.
Arya Fernandes selaku Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Pusat Kajian Strategis dan Internasional CSIS pada Senin, 26 Oktober 2022 melalui live streaming Youtube mengatakan meski terkesan abai, nyatanya anak muda masa kini peduli pada isu kesehatan.
“Anak muda kita sekarang peduli pada isu-isu kebijakan strategis yang mungkin itu tidak terjadi sebelumnnya. Misalnya soal isu-isu kebijakan kesehatan, isu Ketenagakerjaan, lingkungan, energi, pemberantasan korupsi, depresi, ini akan lebih tinggi perhatiannya.”
Menilik dari survei CSIS, akses kesehatan saat ini cukup tinggi dan berbanding lurus dengan investasi kesehatan di kalangan pemilih muda.
“Memang lebih banyak investasi pada kesehatan negara melalui BPJS [BPJS Kesehatan]. Jadi 71,7 persen anak muda sudah punya kepemilikan asuransi kesehatan BPJS, asuransi kesehatan swastanya 5,8 persen,” sambung Arya.
Mewakli suara anak muda, sebuah inisiatif juga digalang oleh beberapa lembaga masyarakat sipil bidang kesehatan yakni; Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Komnas Pengendalian Tembakau, Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI), dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Tim ini menamakan inisiatif tersebut Dewan Perwakilan Remaja.
Asal tahu saja, para pemuda Dewan Perwakilan Remaja (DPRemaja) dipilih sebagai hasil dari keterlibatan mereka dalam kegiatan seperti bimbingan teknis (baik online maupun offline) dan masa reses, dimana mereka kembali ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing untuk membina interaksi sosial dan terlibat dalam berbagai kegiatan inventif untuk menunjukkan dukungan masyarakat untuk peningkatan penggunaan tembakau, terutama di kalangan anak muda.
Anisya, salah satu anggota DPRemaja dari dapil Cianjur mengatakan seiring berkembangnya zaman dan perubahan masa jabatan dari para pemegang kebijakan di Indonesia, permasalahan isu kesehatan di Indonesia masih menjadi isu yang menjadi perhatian pemerintah. Apalagi ketika munculnya permasalahan Covid-19 di Indonesia. Hampir semua sektor tertuju pada isu tersebut.
“Namun, pemaksimalan daripada pengembangan kebijakan seperti fasilitas pelayanan kesehatan termasuk infrastruktur dan pemerataan fasilitas layanan kesehatan, masih kurang dan belum merata. Hal ini menjadi momok yang selalu menjadi permasalahan yang masih perlu selalu dikembangkan dan dievaluasi oleh pemegang kebijakan,” tuturnya.
Hal yang perlu dilakukan dalam menanggapi masalah kesehatan yaitu sebisa mungkin anak muda mengatur pola makan seperti tinggi kalori, tinggi lemak, dan mengurangi konsumsi makanan junk food. Anak muda juga disarankan sebisa mungkin meminimalisir kebiasaan hidup tak sehat, membagikannya kepada orang lain sehingga tidak berhenti untuk diri sendiri semata. Apalagi momentum pergantian kepemimpinan akan terjadi tidak hanya di pusat tetapi juga di level daerah.
“Tapi, edukasi dan ajak orang-orang yang ada di sekitar untuk aware dan teredukasi terkait hal tersebut,” sambung Anisya kepada Prohealth.id, pada 5 November 2022.
“Harapan saya, pastinya untuk para pemegang kebijakan semaksimal mungkin memperhatikan problematika-problematika yang berkaitan dengan kesehatan di Indonesia dengan tidak ter distraksi oleh permasalahan lainnya seperti politik, ekonomi, dan pengembangan infrastruktur. Untuk masyarakat, bersama-sama bahu membahu dan bekerja sama menciptakan Indonesia sehat demi tercapainya target pembangunan kesehatan SDGs 2030,” ungkap Anisya.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post