Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, penyakit ini ditandai dengan perlambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Perlambatan Aliran udara umumnya bersifat progresif dan berkaitan dengan respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan.
PPOK dapat menimbulkan gejala antara lain; sesak napas atuk-batuk kronis sampai 2 minggu, sputum yang produktif alias batuk berdahak. Pada PPOK eksaserbasi akut terdapat gejala yang bertambah parah seperti; bertambahnya sesak napas kadang-kadang disertai mengi, bertambahnya batuk disertai meningkatnya sputum (dahak). Kondisi makin parah jika dahak menjadi lebih purulen dan berubah warna. Beberapa gejala non-spesifik yang perlu diperhatikan misalnya; lesu, lemas, susah tidur, mudah lelah, dan depresi.
Beberapa kelompok yang rentan mengalami PPOK adalah para perokok aktif. Tak hanya yang aktif, PPOK juga rentan dialami mereka yang punya riwayat merokok termasuk kelompok perokok pasif dan mantan perokok. Beberapa kelompok lain adalah mereka yang terpapar polusi udara, atau ada riwayat infeksi saluran pernapasan.
Penderita PPOK sangat rentan mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi. Untuk lebih jelasnya alasan pasien PPOK rentan kurang gizi, simak wawancara Prohealth.id dengan Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya yakni dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK.
Apa sih definisi malnutrisi?
Malnutrisi itu terjadi akibat ketidakseimbangan antara input energi dan outputnya. Dalam jangka panjang, jika terjadi input energinya yang lebih sedikit daripada outputnya atau pemakaiannya dalam jangka panjang akan terjadi defisit kalori sehingga terjadi malnutrisi.
Apa yang terjadi pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) jika mengalami malnutrisi?
Pada pasien PPOK yang pertama terjadi itu adalah sebuah proses inflamasi sebuah proses infeksi yang berlangsung secara kronik sehingga memang metabolisme dari penderita ppok sendiri meningkat. Jadi outputnya sendiri itu memang bisa 1,5 sampai 2 kali lipat daripada orang tanpa PPOK. Sehingga dengan asupan yang sama terjadi defisit kalori terus menerus sehingga terjadi malnutrisi.
Apa saja ciri pasien PPOK?
Biasanya, pasien PPOK itu kurus sekali karena udah mana makannya kurang, tidak nafsu makan, terus kemudian kebutuhannya banyak. Jadi tidak balance kan, sehingga otot-otot pernafasannya pun juga semakin mengecil dan tidak terlatih. Nah, makin susah lagi tuh untuk pengembangan parunya. Jadi nutrisi yang tepat sangat dibutuhkan untuk proses recovery atau proses penyembuhan PPOK.
Apa gejala penderita PPOK yang mengalami malnutrisi?
Penderita PPOK mengalami penurunan nafsu makan yang berkurang. Sudah inputnya berkurang, outputnya besar sehingga terjadi defisit kalori terus defisit energi terus dan terjadi malnutrisi.
Lantas bagaimana cara memenuhi kebutuhan asupan gizi pada penderita penyakit paru obstruktif kronis yang cenderung tidak nafsu makan?
Untuk penderita PPOK justru dengan outputnya yang besar, dengan pemenuhan energinya mestinya harus cukup. Tapi dengan pasien-pasien yang infeksi, inflamasi, terutama yang prosesnya kronis, justru cenderung tidak nafsu makan. Maka caranya, mungkin kita bikin makanan-makanan yang berkalori.
Bagaimana tips dan metode memberi makan pada pasien, untuk menjamin makanan itu bermuatan gizi yang baik?
Jadi, karena mungkin pasien tidak bisa makan terlalu banyak sehingga diberi makan sedikit-sedikit namun sering, dengan makanan-makanan yang mungkin kadar lemaknya lebih tinggi. Jangan terlalu banyak karbohidrat, karena karbohidrat justru akan membuat produksi terlalu banyak CO2 dari paru-paru juga dari tubuh sehingga mungkin memperberat PPOK-nya. Jadi kita bisa tambah dari protein secara moderation dan dari lemak.
Bagaimana untuk kelengkapan lemak? Perlu atau tidak?
Nah, dari lemaknya sendiri pun dipilih lemak yang baik, kayak misalnya bisa ambil sumber dari kacang-kacangan, ikan, biji-bijian, lemak baik seperti alpukat gitu boleh. Kalau memang dia enggak nafsu makan banget bisa kita tambah suplemen. Misalnya suplemen yang mengandung curcuma (kunyit) itu biasanya juga dapat membantu meningkatkan napsu makan dari pasien PPOK.
Terdapat suplemen nutrisi yang disebut sebagai alternatif pemenuhan asupan gizi untuk penderita penyakit paru obstruktif kronis. Apakah suplemen nutrisi merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi pengidap PPOK?
Tidak ada suplemen yang bisa disebut sebagai alternatif. Suplemen itu hanya bisa sebagai penambah jika asupan utamanya kurang. Jadi, tidak bisa mengganti. Yang bisa mengganti mungkin maksudnya ONS (oral nutritional support). Bentuknya biasanya makanan cair, itu sudah lengkap isinya ada karbohidrat, lemak, protein dan biasanya sudah disesuaikan untuk kondisi pasien PPOK. Nah, itu bisa tuh untuk sebagai pengganti makanan. Jadi kayak meal replacement gitu, tetapi itu bentuknya ONS, bukan supplemen, dia justru makanan dengan komposisi makro nutrient serta mikro nutrient yang lengkap. Itu boleh untuk tambahan namun makanan utamanya harus tetap ada terus untuk ONS nya sebagai tambahan atau selingan mungkin.
Seperti apa nutrisi yang terpenuhi dapat berperan sebagai terapi penyembuhan PPOK?
Pada pasien PPOK tadi membutuhkan energi yang cukup untuk membantu mempercepat terapi penyembuhan. Pasien membutuhkan cukup protein, tinggi lemak baik serta karbohidrat. Nah, dengan jumlah kalori yang cukup, bahkan lebih besar daripada kebutuhannya, itu biasanya bisa mensupport dari sistem perbaikan jaringan, dari sistem regenerasi sel-sel parunya, kemudian memperkuat juga untuk otot-otot pernapasan.
Adakah makanan yang menjadi pantangan khusus bagi penderita penyakit paru kronis?
Kalau makanan pantangan sih tidak ada. Justru mungkin perlu makan makanan yang cukup. Tapi mungkin pasien PPOK ini keluhannya kan batuk gitu yah enggak nyaman. Nah, jadi ya dicari makanan yang tidak merangsang batuk, yang tidak terlalu manis atau asam, tidak berminyak kayak santan-santan, atau kayak gorengan-gorengan gitu kan bisa merangsang terjadinya batuk.
Bagaimana tips menjamin higienitas makanan dan asupan gizi bagi pasien paru kronis?
Tips menjamin hygienenya makanan itu pasti dengan memasak atau membuat makanan sendiri, meal preparation sendiri, bahkan dari beli, simpan, proses simpannya di kulkas, proses pemasakan hingga penyajian, dan penyimpanan kembali jika belum habis itu ya paling bagus prepare sendiri. Supaya kita tahu hygiene tidaknya, supaya kita tahu segala proses yang terjadi setiap tahapnya.
Terus mungkin sekali-kali ingin beli atau jajan, carilah restoran atau provider makanan yang komposisinya jelas gitu yah yang bisa kita pilih-pilih, terus kemudian cara masaknya juga bagus, yang tidak sembarangan seperti di pinggir jalan.
Apa saran Anda bagi pasien PPOK yang saat ini demotivasi untuk makan?
Saran saya bagi penderita PPOK harus banyak makan, tapi banyak makan bukan cuma banyak, tapi pastikan dan perhatikan komposisi makanannya. Perhatikan juga porsinya. Mungkin tidak bisa makan terlalu banyak, tidak apa-apa, makan sedikit-sedikit tapi sering bisa 5-6 kali waktu makan. Pastikan pada saat setiap kali makan itu lengkap, ada protein, lemak dan karbohidratnya. Pastikan juga untuk variasi makanan biar tidak bosan, dan beraneka ragam juga.
Apa saran Anda bagi para pendamping pasien PPOK?
Untuk para pendamping, paling pendamping harus lebih suportif, karena pasien PPOK, apalagi yang sudah lansia itu pasti sudah tidak mau makan. Nah, itu mungkin tugasnya para pendamping, caregiver atau keluarga terdekat gitu harus selalu mengingatkan untuk makan.
Nah, jadi kita memberikan support dalam bentuk mengingatkan, dalam bentuk menyiapkan makanan, supaya keluarga kita atau orang-orang terdekat kita bisa segera pulih.
Pewawancara: Shinta Fitrotun Nihayah
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post