Jakarta, Prohealth.id – Awal tahun 2023, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mendapat kabar gembira atas terpilihnya Ketua Umum PB IDI, dr. Mohammad Adib Khumaidi, SpOT sebagai Ketua Perhimpunan Kedokteran Nasional wilayah Asia Tenggara atau Medical Association of Southeast Asian Nations (MASEAN).
Melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Senin (6/2/2023), prosesi penunjukkan ini diawali dengan penyerahan amanat dari Ketua MASEAN sebelumnya, dr. Nguyen Thi Xuyen dari Vietnam Medical Association kepada dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT dari Ikatan Dokter Indonesia atau Indonesian Medical Association. Penunjukkan ini dilakukan bersamaan dengan pertemuan MASEAN yang bertajuk “Health Sector Recovery After Pandemic” di Jakarta. Adapun dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT akan menjabat sebagai Ketua MASEAN hingga akhir 2024, sementara untuk Sekretaris Jendral (Sekjen) MASEAN dijabat oleh Dr. Ng Chew Lip dari Singapore Medical Association.
Dalam sambutannya sebagai Ketua MASEAN, dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, MASEAN mengakui pentingnya ikatan yang lebih erat di antara perhimpunan kedokteran nasional dalam membantu semua lapisan masyarakat di kawasan Asia Tenggara untuk mencapai tingkat kesehatan setinggi mungkin, dan menyadari perlunya kerja sama dan upaya bersama dalam memelihara martabat dan standar profesi kedokteran.
“Kami juga mendorong studi dan penyebaran semua aspek pengetahuan medis, penyetaraan kompetensi, termasuk transfer pengetahuan,” ujar dr. Adib.
Pertemuan sekaligus acara penyerahan mandat kepemimpinan ini mengambil Tema “Health Sector Recovery After Pandemic” menjadikan hubungan kesejawatan antara negara-negara ASEAN menjadi lebih kuat. Berbagai hal dibicarakan utamanya penguatan profesi dalam masa pemulihan akibat pandemi.
Sementara itu, dr. Ng Chew Lip, selaku Sekjen MASEAN yang berasal dari Asosiasi Kedokteran Singapura atau Singapore Medical Association menyatakan, pandemi COVID-19 telah menggarisbawahi pentingnya kolaborasi regional, melalui berbagi informasi dan praktik terbaik dalam pengelolaan ancaman bersama.
“Hal ini juga memberikan kesempatan untuk melihat ke dalam menemukan kembali peran asosiasi medis, seperti memberikan informasi medis yang andal dan tepat waktu,” katanya.
Acara penyerahan amanat tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg Widyastuti, MKM, dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, Mayjen Pol. (Purn). Drs. H. Sidarto Danusubroto, S.H.
Dalam kesempatan itu, Sidarto Danusubroto menjelaskan para dokter dan tenaga kesehatan harus diakui sebagai pahlawan kemanusiaan. Berkat tenaga medis, semua elemen masyarakat sanggup mengatasi Covid-19 di Indonesia, itu luar biasa termasuk yang terbaik. Dia pun berhadap, dengan kepemimpinan MASEAN selanjutnya di tangan dr. Adib dari IDI, diharapkan organisasi-organisasi dokter se-Asia Tenggara bisa meningkatkan kerja sama.
“Ini saatnya lebih mempererat kerja sama para dokter ASEAN dalam rangka pertukaran pengetahuan, kerja sama dan sebagainya untuk mengatasi masalah kesehatan,” kata Sidarto.
Asal tahu saja, MASEAN sejak 1 Maret 1980 dan beranggotakan perhimpunan kedokteran nasional yang diakui secara konstitusi dari 10 negara anggota ASEAN. Selain Ikatan Dokter Indonesia alias Indonesian Medica Association yang mewakili Indonesia, MASEAN juga beranggotakan organisasi kedokteran medis dari Singapura (Singapore Medical Association), Malaysia (Malaysia Medical Association), Vietnam (Vietnam Medical Association), Thailand (Medical Association of Thailand), Filipina (Phillipine Medical Association), Brunei Darussalam (Brunei Medical Association), Kamboja (Cambodian Medical Association), Laos (Lao Medical Association), Myanmar (Myanmar Medical Association).
Selain menjadi tuan rumah MASEAN hingga tahun 2024, Ikatan Dokter Indonesia juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Medical Association pada Agustus 2022. Asosiasi Dokter Medis Sedunia atau World Medical Association (WMA) bahkan menegaskan hanya mengakui Ikatan Dokter Indonesia sebagai organisasi dokter Indonesia.
Sekjen WMA, dr. Otman Kloiber saat, International Code of Medical Ethics (ICoME), mengungkapkan bahwa di WMA, keberadaan organisasi profesi juga haruslah tunggal karena menyangkut standarisasi etik kedokteran demi keselamatan pasien dan masyarakat, serta dokter.
“IDI merupakan anggota WMA dan memiliki sejarah panjang dengan WMA selama 70 tahun,” tegas dr. Otman.
Selain bersama World Medical Association selama lebih dari 70 tahun, IDI juga termasuk salah satu inisiator MASEAN yang kini sudah berusia lebih dari 40 tahun.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post