Dalam diskusi peluncuran White paper: “Genomics: Leapfrogging into the Indonesian healthcare future”, laporan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan Indonesia dan perusahaan konsultan global, Redseer, Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures menjelaskan peluang untuk industri kesehatan sangat melimpah. Ia juga menilai potensi industri ini akan sangat besar sehingga sulit diukur.
“Kalau kita berbicara mengenai hal spesifik, saya rasa dalam beberapa tahun terakhir East Ventures sudah melakukan beberapa investasi dalam bioteknologi, genomik, dan bidang lainnya,” ungkap Roderick pada 16 Februari 2023 lalu di Jakarta.
Dia melihat peluang yang ada di Indonesia sekarang adalah konten medis, telemedis, dan marketplace online. Ia juga melihat pergerakan menuju wellness, asuransi kesehatan digital, dan pemantauan serta diagnostik.
“Pada akhirnya, saya rasa seiring ekosistem ini berkembang, akan ada pergerakan menuju penemuan obat, pengobatan presisi, genomik, dan bioteknologi. Ini baru level permukaan dan permulaan saja. Peluangnya sangat besar,” sambungnya.
Sementara itu, Aldi Adrian Hartanto, Partner ARISE & VP MDI Ventures juga membenarkan. Ia tidak meragukan bahwa peluangn investasi sektor kesehatan di Indonesia sangat besar. Sayangnya, ada poin-poin yang berkaitan juga dengan aksesibilitas, konektivitas, dan tentunya akses terhadap peluang itu sendiri.
“Bicara tentang aksesibilitas, sayangnya kita mengetahui bahwa Indonesia masih banyak kekurangan dalam semua matriks kesehatan. Jumlah tempat tidur dan fasilitas kesehatan kita masih kurang dibandingkan standar global,” ungkap Aldi.
Ia menilai peluang investasi ini justru ada pada aksesibilitas yang harus bisa memberdayakan infrastruktur dan penyedia layanan kesehatan di Indonesia untuk lebih produktif dan mampu melayani lebih banyak orang. Artinya, teknologi seperti telemedis memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk melayani lebih banyak pasien.
Seperti inovasi platform kesehatan SatuSehat Mobile misalnya, Aldi yakin hal ini membuat penyedia layanan kesehatan menjadi lebih terdigitalisasi. Ini juga memungkinkan peran baru pelaku usahana untuk membahas bagian selanjutnya, yaitu konektivitas. Ia juga mengingatkan, teknologi seharusnya tidak hanya memberdayakan tenaga kesehatan, tapi juga menghubungkan dan mengikat penyedia layanan dan infrastruktur agar solusi kesehatan lebih mudah didapatkan, terutama untuk keluarga dan warga yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Hal ini memungkinkan kita untuk memperbanyak peluang dari sisi layanan finansial dan sistem informasi kesehatan dan juga memungkinkan penggunaan alat digitalisasi untuk penyedia layanan kesehatan. Dan hal terakhir adalah mengenai peluang ke depan yang terletak pada genomik dan bioteknologi. Akan ada banyak peluang menarik ke depannya,” tutur Aldi.
Banjirnya telemedisin atau aktivitas promosi kesehatan berbasis digital juga diselenggarakan oleh perusahaan farmasi. Berdasarkan catatan Prohealth.id, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mendukung upaya sehatkan bangsa dengan ekosistem PROVEN. Ekosistem PROVEN aktif mengadakan Health Talk, edukasi kesehatan, sharing, telekonsultasi yang juga seputar kesehatan. Aktivitas kemudian dilanjutkan dengan program Suntik Sehat, jadi ini booster vitamin atau suntik vitamin baik untuk masyarakat.
Suntik Sehat juga banyak dilaksanakan di rumah sakit, klinik, maupun tempat-tempat kesehatan lainnya dengan produk-produk Kalbe. Suntik Sehat tak hanya untuk internal karyawan Kalbe, namun juga untuk masyarakat luas. Produk suplemen dan vitamin Kalbe juga tersedia, baik untuk orang usia produktif hingga yang baru sembuh dari sakit.
Kolaborasi dengan berbagai partner pun dilakukan, bersama-sama memperkuat semangat dalam promotif dan preventif untuk kesehatan Indonesia. Begitu juga dalam mensupport perayaan Hari Kesehatan Nasional tahun 2022 lalu PROVEN berkolaborasi dengan partner dalam mengadakan webinar tentang produktivitas fisik maupun mental, termasuk mengenai mental health dan nutrisi bersama SIRKA.
“SIRKA adalah pendampingan kesehatan berbasis aplikasi, garda terdepan kami itu certified nutritionist dan berpengalaman di bidangnya. Kami ke depankan perilaku dan pola hidup sehat, karena kalau kita membangun satu habit tidak bisa sehari dua hari. Dalam prosesnya, entah itu tiga bulan, enam bulan, atau setahun, pasti akan ada demotivasi,” tutur Community Manager SIRKA, Taya Batubara.
Taya mengatakan, setiap harinya di SIRKA didampingi oleh nutritionist setiap hari sehingga motivasi pola hidup sehat akan terus terbangun. SIRKA fokus terhadap banyaknya orang Indonesia yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas karena asupan yang tidak seimbang, yang tentu merupakan faktor dasar yang menimbulkan penyakit kronis.
Taya yakin dengan aplikasi ini, Kalbe Group dengan tujuan memang ingin menjangkau masyarakat lebih luas dengan aksesibilitas yang lebih terbuka bagi masyarakat di luar sana melalui aplikasi. Apalagi sekarang siapa pun bisa punya smartphone.
“Ada beberapa kegiatan online maupun offline yang dilakukan SIRKA bersama ekosistem PROVEN Kalbe dan ke depannya masih ada lagi beberapa kegiatan yang pastinya lebih bisa kita lakukan bersama yang tujuannya mendukung sehatkan bangsa,” kata Taya.
Dukungan bagi sektor swasta
Secara umum, salah satu kesenjangan terbesar dalam industri kesehatan saat ini adalah pendanaan. Sebagai pemodal ventura, Roderick Purwana selaku Managing Partner East Ventures menegaskan salah satu peran utama perusahaannya adalah menyediakan modal dan pendanaan. Memecahkan masalah sekaligus memajukan industri kesehatan adalah isu multi-stakeholder.
“Hari ini kami melihat statistik tentang berapa banyak pendanaan yang dikeluarkan modal ventura untuk industri kesehatan dan perusahaan yang berhubungan dengan kesehatan. Dan jumlahnya sangat kecil. Jadi, ini bukan hanya soal menyediakan pendanaan, tapi juga bagaimana menarik pihak lain untuk masuk dan mendanai sektor ini,” kata Roderick.
Menurut Aldi Adrian Hartanto selaku Partner ARISE & VP MDI Ventures saat ini ada banyak rumah sakit dan layanan kesehatan yang dibangun. Pemerintah juga turun tangan dan membawa banyak inisiatif dan peraturan. Sebagai pelaku dalam modal ventura harus bisa menggerakkan setiap kepingan puzzle yang ada.
Saat ini ada banyak kepingan dari sisi pemerintah, sektor swasta, farmasi, penyedia layanan kesehatan, dan asuransi. Ada hal yang bisa dilakukan modal ventura yaitu berbuat lebih banyak sebagai investor.
“Kami harus bisa bekerja berdampingan dengan para founders untuk mengumpulkan peluang terkini, baru, dan selanjutnya,” pungkas Aldi.
Ia mengingatkan, peluang terkini adalah peluang yang sedang terjadi sedangkan peluang baru adalah peluang jangka menengah dan peluang selanjutnya adalah peluang di mana kita bisa menambahkan nilai dan jaringan.
“Kami didukung oleh perusahaan seperti Bio Farma yang memungkinkan kami untuk memberikan nilai lebih, mengetahui kondisi pasar saat ini, dan merumuskan peluang jangka pendek, menengah, dan panjang.”
Urgensi pada fasilitas kesehatan
Pada 1 Maret 2023, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin meresmikan Jababeka Medical City di Bekasi Jawa Barat. Peresmian fasilitas ini juga merupakan bentuk peran swasta dalam memperkuat ketahanan kesehatan dengan menjadikan aspek kesehatan sebagai prioritas dalam pembangunan wilayah.
Budi menyampaikan, pentingnya investasi dalam sektor kesehatan untuk memajukan pelayanan kesehatan di Indonesia. Setidaknya ada tiga investasi yang dibutuhkan.
Level pertama adalah investasi manufakturing produk kesehatan, baik yang bentuknya alat kesehatan maupun produksi terapi seperti obat dan vaksin. Level kedua adalah investasi pendidikan kesehatan atau Healthcare Education. Level ketiga adalah Healthcare Service atau pelayanan kesehatan.
Budi Gunadi menegaskan investasi bidang kesehatan, sejalan dengan program besar yang saat ini dijalankan oleh Kemenkes yakni transformasi kesehatan. Pada pilar pertama transformasi layanan kesehatan primer, investasi promotif preventif dapat dilakukan melalui skrining dan surveilans.
Selain investasi layanan teknologi kesehatan potensi investasi manufaktur dalam negeri masih sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan. Misalnya saja, di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, skrining untuk stunting dibutuhkan sekitar 300.000 antropometri untuk pengukuran Bayi dan 18.000 pemenuhan USG di puskesmas, belum lagi 14 skrining mandatori untuk layanan BPJS Kesehatan.
“Manufakturing untuk 14 Skrining Mandatory BPJS, Antropometri untuk timbangan bayi, Kalau bapak ada produksi dalam negeri, kita beli”, ujar Budi.
Demikian juga untuk layanan kesehatan rujukan, dari 3000 rumah sakit, baru 200 rumah sakit yang memiliki mamograf untuk deteksi dini kanker payudara.
Tak hanya itu, investasi pendidikan kesehatan juga memegang peranan penting mengingat adanya 3.000 rumah sakit di seluruh wilayah indonesia yang harus terpenuhi kebutuhan dokter dan dokter spesialis.
“Saya mau yakinkan teman teman agar pendidikan dokter spesialis dilakukan di rumah sakit seperti negara-negara lain di dunia” terang Budi Gunadi.
Investasi selanjutnya adalah investasi pelayanan kesehatan masa depan berbasis bioteknologi. Tujuannya untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang presisi di masa depan. Menurut menkes Investasi Bioteknologi menjadi masa depan bisnis di dunia.
Menanggapi hal itu, Founder dan Chairman Jababeka Group, SD Darmono mengaatakan Jababeka Medical City dapat direplikasi di seluruh Indonesia. Melalui fasilitas ini, dia berharap tingkat kesehatan di Indonesia bisa sejajar dengan negara maju terutama banyaknya orang Indonesia yang berobat ke Singapura, Amerika Serikat, dan negara lain.
“Ini banyak menghabiskan devisa negara. Pilot project (di sini) untuk membangun ekosistem setara dengan Singapura. Indonesia bisa jadi destinasi buat (masyarakat luar negeri) yang mau berobat,” harap SD Darmono/
Asal tahu saja, di lahan seluar 5.600 hektar, sejak tahun 2006 ada 25 rumah sakit telah dibangun di Cikarang. Selain itu, lebih dari 20 hotel dan 10 pabrik farmasi dan laboratorium kesehatan, melayani lebih dari 2 ribu perusahaan dari 34 negara di Kawasan Industri Jababeka dengan karyawan lebih dari satu juta orang.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post