Jakarta, Prohealth.id – Untuk menjamin ketahanan kesehatan masyarakat, berbagai komunitas dan lembaga membahas keterkaitan isu kesehatan dengan transportasi publik dalam Health Inc.
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyatakan isu kesehatan rupanya berkelindan dengan persoalan transportasi, mobilitas, hunian, hingga ruang publik di perkotaan. Untuk itu, CISDI dan Health Inc menggelar acara diskusi publik dan networking session Health Inc. bertajuk Jalan yang Sehat, Jangan Lupa Naik Transportasi Publik di Taman Literasi Martha Tiahahu pada Sabtu, 25 Maret 2023 lalu.
Adapun kolaborator Health Inc terdiri dari lima komunitas/lembaga yakni; Ayo ke Taman, Stravenues, Curiocity, Lokalab, dan RuangWaktu. Kelima komunitas/lembaga telah terlibat dalam berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas mobilitas masyarakat urban.
Chief of Policy and Research CISDI Olivia Herlinda, memaparkan keterkaitan antara kualitas kesehatan dengan transportasi publik. Ia menyebut, kebiasaan masyarakat urban menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor untuk beraktivitas membuat mereka cenderung kurang bergerak.
“Padahal, kondisi ini menjadi salah satu faktor pendorong munculnya penyakit, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga obesitas,” kata Olivia.
Menurut Olivia, sistem transportasi dan infrastruktur yang memadai juga mempengaruhi jumlah waktu dan peluang masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas fisik.
Senada dengan pandangan Olivia, Faela Sufa, South East Asia Director ITDP Indonesia, mengakui keterkaitan antara isu kesehatan dengan transportasi masih belum menjadi bagian awareness publik. Ia menyebut, pengetahuan mengenai Keterkaitan persoalan kesehatan dengan transportasi sangat penting. Keduanya saling berkaitan.
“Contoh, kemacetan bisa menghasilkan tingkat stres yang tinggi, sementara polusi udara juga bisa menyebabkan penyakit-penyakit berbahaya,” kata Faela.
Prabowo, Co-founder Komunitas Dari Halte Ke Halte, menyebut kecintaan masyarakat terhadap transportasi publik bisa dimulai melalui mengenalkan akses transportasi ke masyarakat banyak. Contohnya, Komunitas Dari Halte ke Halte melalui akun media sosial menggelar halte trip, yang ingin mengajak orang menjadi turis di kota sendiri.
“Melalui halte trip kami sekaligus mempromosikan tempat makan dan minum di luar Kota Jabodetabek,” kata Prabowo.
Selain penggunaan transportasi publik, masyarakat juga dapat memanfaatkan ruang terbuka publik yang tersedia untuk meningkatkan aktivitas fisik.
Niken Prawestiti, co–founder Ayo Ke Taman memaparkan ruang terbuka publik dapat berdampak secara langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan fisik dan mental. Ia menjelaskan bahwa masyarakat seringkali tidak sadar betapa besarnya manfaat taman untuk kesehatan. Umumnya, ini terlihat dari pemanfaatan taman sebagai tempat berolahraga.
“Namun lebih dari itu, sebenarnya taman bisa menjadi tempat menghilangkan stres hingga mempererat ikatan sosial yang juga bermanfaat untuk kesehatan mental,” ujar Niken.
Menambahkan pernyataan tersebut, Bimo Chaderi selaku Social Media Lead Stravenues menyebut pentingnya kehadiran pembangunan kota yang inklusif. Dia mengingatkan, bahwa kota seharusnya direncanakan untuk mengakomodasi aktivitas semua lapisan masyarakat.
“Inklusivitas adalah kewajiban dalam perencanaan kota, termasuk di sektor transportasi. Transportasi umum yang ramah bagi seluruh kalangan akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup warga kota.”
Selain inklusif, desain kota juga diharapkan berkelanjutan agar mampu mengatasi persoalan sosial, lingkungan, hingga ekonomi melalui manajemen yang tepat sasaran.
Tika dan Maula selaku Co-founder Curiocity menguraikan hal tersebut bahwa salah satu komponen kota berkelanjutan yang sangat penting namun kadang dilewatkan ialah soal desain kota itu sendiri. Lebih spesifik, desain yang manusiawi.
“Sampai sekarang, warga Jakarta masih dikenal sebagai warga yang paling malas berjalan kaki.”
Sementara menurut Curiocity, upaya mendorong masyarakat berjalan kaki salah satunya bisa terwujud melalui integrasi pembangunan trotoar dengan active frontage atau muka bangunan aktif. Cikini dengan deretan kafe dan muka bangunan aktif adalah salah satu contoh baik.
Dalam kegiatan ini turut hadir pula kolaborator Health Inc. lainnya, yakni komunitas Lokalab dan RuangWaktu. Selain diskusi publik dan booth kolaborator komunitas, CISDI juga menyelenggarakan cek kesehatan gratis hingga kuis bagi pengunjung booth.
Health Inc. akan diselenggarakan secara rutin dan berkala dengan membahas berbagai tema mengenai keterkaitan isu kesehatan dengan isu-isu publik lainnya.
Discussion about this post