Magelang, Prohealth.id – Untuk menyelamatkan petani tembakau dari kerugian akibat jatuhnya harga tembakau hanyalah dengan diversifikasi hasil pertanian.
Ketua Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) Retno Rusdjijati menegaskan petani tembakau selalu menjadi pihak yang dirugikan. Bahkan, harga tembakau di tahun 2020 dinyatakan petani sebagai harga terburuk dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
“MTCC Unimma concern pada kesejahteraan petani, karena itu kami berupaya menyuarakan aspirasi petani,” ujar Retno saat menghadiri webinar Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah, Jumat (6/8/2021).
Menurut Retno, petani multikultur juga mengalami harga panen sayuran yang rendah. Ini menunjukkan, belum ada dukungan kebijakan yang sinergis untuk peningkatan kesejahteraan petani.
“Oleh karenanya, para petani perlu mendapatkan pengetahuan dan informasi untuk mengatasi kendala-kendala yang mereka hadapi,” ungkap Retno.
DBHCHT UNTUK PETANI
Terkait alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), Forum Petani Multikultur, dimana petani dampingan MTCC UNIMMA ikut tergabung memberi dukungan pada kenaikan cukai rokok, dengan tuntutan bahwa pemerintah harus merumuskan rencana strategis yang berbasis kesejahteraan petani.
“Tidak semata menonjolkan peran Industri Hasil Tembakau (IHT),” kata Retno.
Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 7 tahun 2020, alokasi DBHCHT seharusnya digunakan pada lima kegiatan. Kegiatan itu meliputi; peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan Industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi kebutuhan di bidang cukai, dan pemberantasan barang cukai ilegal.
“DBHCHT harusnya kembali pada pemangku kepentingan, dan peruntukannya fokus untuk petani dan buruh tembakau,” terang Retno.
Perubahan kebijakan ini harus diketahui oleh petani, sehingga mereka bisa merasakan dampak positif, serta ikut mengawal implementasinya agar tepat sasaran.
Mengutip Hasbullah Thabrany (2020), disarankan agar pemerintah mengalokasikan pendapatan cukai rokok untuk program pendampingan petani tembakau agar mereka bisa beralih profesi.
Kebijakan itu, menurut Retno seharusnya selaras dengan keinginan pemerintah untuk menurunkan konsumsi rokok, seperti yang dilakukan banyak negara di dunia.
“Dicontohkan, jika rata-rata pendapatan negara dari cukai rokok per tahun sekitar Rp140 triliun, maka setidaknya Rp14 triliun bisa dialokasikan untuk program pendampingan petani,” kata Retno yang juga dosen di Unimma.
Dana tersebut, kata dia, bisa dialokasikan untuk Kementerian Pertanian sebagai lembaga negara yang bertugas membina petani. Dana itu juga bisa digunakan untuk bantuan manajemen petani dalam membudidayakan komoditas yang berpeluang di ekspor.
MENCONTOH CHINA
Di China, petani tembakau dialihkan menjadi petani bawang putih yang saat ini produknya diekspor ke Indonesia. Pemerintah semestinya mengakomodasi kebijakan tersebut dalam aturan yang memprioritaskan kebutuhan petani.
Tidak hanya soal pemberian pupuk atau bibit pada awal musim tanam. Sementara upaya meningkatkan mutu bahan baku tidak terperhatikan. Juga, kata Retno, tidak pernah ada upaya untuk mengembangkan teknologi pertanian, yang nantinya bisa membantu petani menurunkan beban produksi.
Oleh karena itu, diversifikasi pertanian merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan petani. Petani dapat melakukan budidaya berbagai komoditas terutama bahan pangan yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing menuju peningkatan kesejahteraan yang maksimal.
Salah satu komoditas pangan yang dapat dibudidayakan di berbagai lahan terutama lahan kering atau dataran tinggi adalah padi gogo.
“Budidaya padi gogo dapat meminimalisir penggunaan pestisida dan pupuk kimia, sehingga mendukung konsep natural farming dan proses budidaya juga efisien,” terang Retno.
Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah Unimma ini tidak semata ditujukan pada para petani, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pemuda untuk bekerja di bidang pertanian, meningkatkan dan menguatkan modal intelektual, modal institusional, dan modal material petani muda.
“Dan memfasilitasi petani tembakau dalam mengembangkan pertanian yang sudah digeluti berbasis konsep natural farming untuk mewujudkan kedaulatan pertanian,” pungkasnya.
Penulis: Jekson Simanjuntak
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post