Jakarta, Prohealth.id – Penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.
Penyakit jantung juga tidak selalu terkait dengan orang lanjut usia melainkan mengancam anak muda. Beberapa contoh menunjukkan bahwa anak muda dapat terkena penyakit jantung. Misalnya, artis sinetron Ashraf Sinclair yang meninggal terkena serangan jantung pada usia 41 tahun.
Selain itu, terdapat pesepakbola dunia yang harus menepi dan beristirahat akibat penyakit jantung. Mereka adalah striker Barcelona asal Argentina Sergio Aguero yang harus mengakhiri kariernya pada usia 33 tahun karena gangguan irama jantung yang membuatnya nyeri dada dan sulit bernapas.
Sebelumnya, ada gelandang Denmark Christian Eriksen pingsan karena henti jantung saat timnya menghadapi Finlandia dalam penyisihan grup Piala Eropa 2020, 12 Juni 2021. Eriksen yang berusia 29 tahun harus istirahat total bahkan klubnya Inter Milan memutus kontrak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 17,9 juta orang meninggal di dunia karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, prevalensi penyakit jantung 1,5 persen. Dari segi usia, prevalensi penyakit jantung pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 2,4 persen, kelompok usia 35-44 tahun sebesar 1,3 persen, dan prevalensi usia 25-34 tahun sebesar 0,8 persen.
Data BPJS Kesehatan pada November 2022 menunjukkan bahwa biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah menghabiskan hampir separuh dari total biaya, sebesar Rp10,9 triliun dengan jumlah kasus mencapai 13,9 juta kasus.
Direktur Utama RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Iwan Dakota mengungkapkan kolaborasi antar lembaga dapat menjawab sejumlah permasalahan dalam penanganan penyakit jantung. Pasalnya, penanganan penyakit kardiovaskular memerlukan peningkatan kemampuan pelayanan dan fasilitas kesehatan di rumah sakit.
“Untuk meningkatkan akses perawatan kesehatan pasien penyakit jantung di Indonesia, kami berkolaborasi dengan perusahaan teknologi kesehatan global, Medtronic. Tujuannya mempercepat dan memajukan layanan, serta meningkatkan kemampuan para profesional kesehatan kardiovaskular di seluruh Indonesia,” jelas Iwan melalui keterangan pers yang diterima Prohealth.id, Senin (11/12/2023).
Iwan mengungkapkan, bentuk kolaborasi dengan Medtronic antara lain melalui pelatihan dan pendidikan, adopsi teknologi baru, serta inovasi jalur klinis. Kolaborasi ini akan mewujudkan tujuan transformasi kesehatan Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Dukungan yang diberikan oleh Medtronic meliputi fasilitas pengembangan kapabilitas bagi para profesional kesehatan, terapi terkini, dan keunggulan regional dalam jangka panjang. Dengan demikian, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita akan menjadi terdepan dalam inovasi dan keunggulan dalam lanskap perawatan kesehatan jantung di Indonesia.
“Kami yakin bahwa kolaborasi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan Medtronic akan memberikan manfaat yang saling menguntungkan. Kolaborasi ini akan memperluas kemampuan kami dalam menyediakan layanan kardiovaskular yang unggul kepada seluruh pasien sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Iwan usai penandatanganan MOU dengan Fitria Decyana, Country Director, Medtronic Indonesia.
Menurut Fitria, Medtronic berkomitmen untuk membuka jalan bagi inovasi dalam teknologi perawatan kesehatan kardiovaskular di Indonesia. Kolaborasi ini menunjukkan dukungan Medtronic dalam mengembangkan pusat-pusat layanan kesehatan jantung di Indonesia.
“Ke depan, kami sangat antusias dengan peluang untuk meningkatkan terapi jantung dan berkontribusi lebih banyak pada perawatan kesehatan pasien kardiovaskular di Indonesia. Bersama-sama, kami yakin akan menciptakan solusi-solusi yang berkelanjutan untuk pasien-pasien jantung,” kata Fitria.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post