Jakarta, Prohealth.id – Susu steril dengan merek Bear Brand atau Susu Beruang kini menjadi langka karena diyakini bisa mencegah bahkan menyembuhkan Covid19. Benarkah?
Dalam beberapa pekan terakhir sejak angka kasus Covid-19 mengalami kenaikan signifikan, terjadi panic buying pada produk bahan makanan dan obat-obatan. Salah satunya adalah susu steril dengan merek Bear Brand atau Susu Beruang produksi Nestle Indonesia. Akibatnya harga susu ini meroket, dan viral di media sosial keramaian masyarakat memborong susu tersebut.
Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Tekologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik mengatakan fenomena terjadinya panic buying atau susu steril menunjukkan adanya salah kaprah dalam masyarakat. Dia menegaskan ada beberapa hal yang perlu dipahami publik berkaitan dengan konsumsi susu dan mekanisme pencegahan Covid-19.
Epi menegaskan, susu bukanlah obat maupun vaksin. Seperti halnya bahan pangan, susu berfungsi sebagai makanan yang merupakan sumber nutrisi bagi tubuh untuk menjaga proses metabolisme normal. Tentunya termasuk mencegah inflamasi dan meningkatkan imunitas tubuh.
Berdasarkan sejumlah data-data hasil riset, susu selain mengandung komponen makronutrien seperti protein, karbohidrat dan lemak, juga mengandung mineral, vitamin dan mikronutrien lainnya.
“Para ahli nutrisi merekomendasikan untuk mengkonsumsi 2 sampai 3 porsi susu atau produk susu per hari untuk mendapatan jumlah yang tepat dari kalsium atau kandungan nutrisi lainnya,” terang Epi, Senin (5/7/2021).
Adapun protein susu, sebagaimana protein hewani lainnya, memiliki kandungan asam amino esensial dan nilai biologis/net protein utilization yang tinggi yakni 90 persen dibanding sumber protein lainnya. Nilai biologis ini menunjukkan persentase protein yang benar-benar diserap dan digunakan oleh tubuh.
Komponen-komponen yang terkandung dalam susu tersebut selain sumber nutrisi juga banyak yang memiliki karakteristik bio-fungsional atau bio-aktif. Bio-fungsiona atau bio-aktif artinya komponen atau senyawa asal susu tersebut selain menjadi sumber nutrisi juga berkontribusi terhadap perbaikan fungsi fisiologis tubuh sehingga meningkatkan status Kesehatan.
Adapun komponen-komponen bioaktif tersebut memiliki fungsi diantaranya sebagai antikanker, antipatogen, anti inflamasi, aktivitas antioksidan, serta meningkatkan imunitas tubuh.
Selain itu, Epi menerangkan bahwa konsumsi susu dalam konteks pola makan sehat dan berimbang serta sesuai saran penyajian dapat membantu menjaga dan meningkatkan status kesehatan tubuh termasuk didalamnya meningkatkan imunitas tubuh terhadap serangan patogen dan virus.
Oleh karena itu harus dibedakan bahwa, konsumsi susu dapat membantu menjaga kondisi fisiologis tubuh dan meningkatkan imunitas tubuh untuk mencegah infeksi Covid-19.
Epi pun menjelaskan secara rinci berdasarkan fungsi dan manfaat susu dalam Covid-19, fenomena terjadinya panic buying ini dalam menjadi beberapa poin.
Pertama, pada prinsip dasar dari kualitas nutrisi bahan pangan, termasuk susu, adalah semakin segar bahan pangan tersebut saat dikonsumsi, maka kandungan nutrisinya relatif masih lengkap. Dalam konteks susu, maka susu pasteurisasi masih memiliki kandungan gizi alami yang relatif masih lengkap dibandingkan susu UHT atau steril.
Kedua, proses pengolahan memang akan mempengaruhi kandungan nutrisi, namun pengaruhnya tentu tergantung metode dan proses pengolahannya, ada yang sangat minim, ada juga yang cukup besar penurunannya.
Ketiga, komponen nutrisi yang berkurang akibat pengolahan dapat disubstitusi dengan proses fortifikasi atau suplementasi. Beberapa aktivitas dari nutrien susu bahkan meningkat akibat pengolahan, seperti meningkatnya aktivitas antioksidan susu pasteurisasi atau sterilisasi atau UHT dibanding susu segar atau mentah.
Keempat, susu steril dalam hal ini merek Susu Beruang adalah salah satu jenis susu steril. Namun dalam konteks kandungan nutrisi sebenarnya tidak berbeda dengan jenis susu sejenis steril dan/atau UHT dari merek-merek lainnya.
“Perbedaan yang ada biasanya pada bahan baku atau formulasi susu steril atau UHT tersebut. Susu Beruang ini dalam kemasannya mencantumkan 100 persen berbahan baku susu segar, namun demikian susu sejenis dari merk lain pun ada yang berbahan baku 100 persen susu segar juga,” terang Epi.
Epi mengakui, beberapa susu sejenis dari merk lain memang ada yang hanya menggunakan bahan tambahan lain selain susu segar, misalnya: susu bubuk skim, laktosa, penstabil, dan lainnya.
Kelima, kandungan nutrisi/nilai gizi, dari setiap produk olahan susu dicantumkan dalam kemasan produk tersebut. Hal itu merupakan kewajiban dari BPOM terkait peraturan iklan dan label pangan. Jika dilihat pada susu beruang dan susu sejenis dari “merk lainnya”, nilai gizi dengan jelas tertulis di kemasan termasuk persentase kandungan zat gizi tersebut dalam memenuhi AKG atau angka kecukupan gizi per persen AKG, per sajian.
Adapun Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi.
Keenam, konsumen harus jeli jika ada produk yang mengklaim misalnya: mengandung antioksidan lebih tinggi, vitamin D lebih tinggi, zinc yang lebih tinggi dan lainnya, maka klaim tersebut harus tercantum dalam label produk karena itu bukti telah adanya persetujuan klaim tersebut dari BPOM sesuai Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Jika tidak ada, maka klaim tersebut dapat dianggap penipuan.
“Dengan demikian, masyarakat tidak perlu panik, karena semua jenis olahan susu cair baik itu pasteurisasi, steril dan/atau UHT dari berbagai merk yang beredar di pasaran memiliki kandungan nilai gizi yang hampir sama sehingga manfaat kesehatan yang didapatkan pun relatif sama,” ujar Epi.
Berkaca dari fenomena panic buying, Epi menilai saat ini kesadaran masyarakat atau konsumen untuk mengkonsumsi susu juga produk olahan susu lain dalam rangka menjaga status kesehatan termasuk imunitas tubuhnya perlu didukung oleh berbagai pihak terkait.
“Oleh sebab itu, bagi masyarakat atau konsumen, teruskan mengkonsumsi susu dan protein hewani lainnya seperti daging, telur, juga protein nabati seperti sayur, sereal dan buah sebagai sumber serat yang tidak dimiliki susu, dalam rangka melakukan pola makan yang sehat beragam dan seimbang,” sambungnya.
Epi pun mengimbau kepada para pelaku pasar untuk tidak mengambil keuntungan sesaat dengan menaikkan harga jual produk susu diluar kewajaran dengan memanfaatkan kepanikan masyarakat disaat kondisi pandemi.
Dia juga meminta agar pemerintah bersama-sama dengan pengusaha industri pangan dan peternak maupun petani untuk dapat menjamin pasokan produk-produk olahan pangan yang dapat membantu menjaga status kesehatan masyarakat agar ketersediaan dan keterjangkuan harga belinya terjaga bagi masyarakat secara umum.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post