Lebih dari dua tahun sudah, Rudi, nama samaran, menjadi perokok aktif. Dalam sehari, remaja berusia 16 tahun kelas 2 di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Semarang itu dapat menghabiskan satu pak rokok. Padahal, saat awal masuk kelas satu SMK ia hanya mampu menghabiskan dua batang rokok dalam sehari.
“Aku jarang kumpul sama teman pas masa pandemi gini, sering ku merokok di warung atau di rumah sendirian. Kalau pas sakit malah aku sama sekali gak dibolehin keluar rumah, pasti nanti dimarahin ibu,” ujar Rudi, kepada Serat.id.
Remaja yang tinggal di Kelurahan Panggung, Kecamatan Semarang Utara itu sebenarnya sadar bahaya rokok. Namun karena telanjur kecanduan, ia tak mau berpikir buruk terhadap dampak tubuhnya.
“Inginnya berhenti, tapi susah. Lidah terasa asam, apalagi kalau setelah makan. Kalau sudah pusing inginnya merokok,” ujar Rudi menjelaskan.
Selengkapnya karya fellowship dapat dibaca melalui: Asap Rokok dan Ancaman Kesehatan bagi Anak
Sumber: Serat.id
Penulis: Ulil Albab Alshidqi
Discussion about this post