Jakarta, Prohealth.id – Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendukung upaya penanganan pengungsi banjir Demak, Jawa Tengah, yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak dan seluruh unsur fokopimda.
Hal itu dilakukan demi memberikan pelayanan terbaik bagi warga terdampak banjir yang dipicu faktor cuaca dan meningkatnya debit air dari tiga hulu sungai sekaligus sejak awal bulan Februari 2024.
Pada hari Minggu (18/2/2024) unsur pemerintah pusat maupun daerah memfasilitasi pemindahan pengungsi terdampak banjir yang selama ini bertahan di tenda mandiri. Melalui pendekatan persuasif, sebanyak 50 warga Desa Wonoketingal itu secara bertahap dipindahkan ke tenda pengungsi BNPB di halaman kantor Desa Wonoketingal, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
Sebelumnya, warga terdampak banjir di wilayah desa tersebut memilih untuk mendirikan tenda mandiri di bahu Jalan Raya Demak-Kudus yang merupakan jalur utama pantura. Mereka beralasan lokasi tenda mereka lebih dekat dengan rumah sehingga merasa bahwa keamanan harta benda lebih terjamin.
Kendati demikian, keberadaaan tenda mandiri warga di sepanjang bahu jalan itu tentunya membahayakan baik bagi para pengungsi maupun bagi pengguna jalan. Terlebih, surutnya genangan air yang mulai terpantau sejak Sabtu (16/2), membuat lalu lintas di Jalan Raya Demak-Kudus diaktifkan kembali untuk dilalui kendaraan.
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Selain memindahkan pengungsi, pemerintah juga memastikan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi dengan dukungan bantuan permakanan, logistik, dan pelayanan kesehatan dari Puskesmas Karanganyar II dan relawan.
Adapun, pemerintah juga terus memberikan pendampingan lainnya termasuk menyerap aspirasi warga terkait pemenuhan kebutuhan dasar selama di pengungsian.
Plt. Sekretaris Desa Wonoketingal Abu Khoer saat ditemui tim Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB di lokasi mengatakan bahwa saat ini kebutuhan mendesak yang diperlukan warga di adalah air bersih.
“Pembagian air bersih baru yang di pengungsian luar desa, kalau kami yang di dalam desa ini belum kebagian,” ungkap Abu.
Laporan tersebut kemudian direspon dengan cepat oleh tim satgas penanggulangan bencana banjir Demak dengan mengerahkan dukungan mobil tangki air bersih.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar tersebut tentunya menjadi prioritas utama pemerintah yang akan terus dimaksimalkan.
“Itu yang terus menjadi perhatian utama kami bahwa pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi akan terus disuplai oleh satgas gabungan,” kata Agus.
Asal tahu saja, bahwa pada 9 Februari 2024 lalu BNPB telah memberikan bantuan dalam penanganan darurat bencana banjir di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa TengahDukungan tersebut diserahkan secara simbolis kepada pemerintah daerah setempat.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Dr. Raditya Jati bersama Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Tengah menyerahkan bantuan berupa pangan dan non-pangan di Pendopo Bupati Demak. Bantuan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp250 juta diperuntukkan untuk operasional dan dukungan penanganan darurat.
Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan pangan berupa sembako 300 paket, makanan siap saji 300 buah dan biskuit protein 300 buah dan non-pangan berupa selimut 300 buah, matras 300, hygiene kit 300 paket, pompa alkon 5 unit, perahu karet 1 dan tenda pengungsi 1.
“Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah, S.E. menerima secara simbolis bantuan dari BNPB. Pemerintah daerah menyampaikan terima kasih atas bantuan tersebut,” ujar Raditya.
Kunjungan Deputi Bidang Sistem dan Strategi tersebut mewakili Kepala BNPB untuk memberikan bantuan terhadap bencana banjir di wilayah masih terdampak banjir tersebut.
Saat berada di pendopo, pejabat daerah lainnya, Sekretaris Kabupaten, Asisten 1 dan 2, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak dan Dandim setempat menyaksikan penyerahan bantuan.
Sekretaris Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto menyampaikan, kondisi banjir di wilayahnya melanda 25 desa yang berada di 7 kecamatan.
“Update per 8 Februari pukul 11.00 WIB masyarakat terdampak mencapai 14.430 KK,” ujarnya.
Sugiharto menambahkan, banjir disebabkan karena banyaknya kiriman air dari hulu yang menyebabkan tanggul Sungai Cabean, Sungai Tuntang, dan Sungai Wulan jebol.
“Sejumlah sungai meluap sehingga menggenangi area permukiman dan juga persawahan,” imbuhnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB berpendapat, kajian risiko bencana dan rencana penanggulangan bencana daerah sangat dibutuhkan dalam upaya pengurangan risiko bencana.
“Hal tersebut bisa digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan penganggaran kegiatan untuk terutama upaya mitigasi,” kata Raditya.
Raditya menambahkan berbagai upaya dapat dilakukan pemerintah daerah, seperti pengelolaan daerah aliran sungai dan berkoordinasi dengan BBWS. Menyikapi bencana di wilayah Demak, pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, dan tim untuk membantu memasang geo-box di sejumlah tanggul yang jebol.
Dalam 1 tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Demak sebetulnya sudah berkoordinasi dengan BBWS untuk perawatan Sungai. Namin ini membutuhkan anggaran sangat besar.
“Normalisasi dilakukan belum menyeluruh dan sebagian tanggul sebagian sudah diperkuat oleh Dinas PUPR,” ujar Raditya.
Dalam mengatasi banjir di wilayah Demak, bupati berharap pemerintah pusat dapat membantu dalam upaya preventif terhadap sungai-sungai besar yang sering meluap, termasuk pencegahan untuk daerah pesisir dari rob.
Editor: Irsyan Hasyim
Discussion about this post