Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Berantas Dengue dengan Edukasi dan Vaksinasi

Vaknisasi DBD melengkapi gerakan 3M Plus untuk memberantas penyebaran penyakit DBD namun Anggota Komisi IX DPR mempertanyakan ketersediaan vaksin untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

by MF Djamal
Monday, 13 November 2023
A A
Berantas Dengue dengan Edukasi dan Vaksinasi

Kegiatan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD di Jakarta, pada 5 November 2023 lalu.

Jakarta, Prohealth.id – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok bagi masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah kasus DBD senantiasa bertambah tiap bulan, terutama memasuki musim penghujan.

Kondisi ini diperparah dengan perubahan suhu udara yang dipicu fenomena iklim El Nino ikut mendorong penularan DBD. Sebab, suhu udara yang lebih panas membuat nyamuk aedes aegypti, yang menularkan DBD, semakin mengganas.

BacaJuga

Kekerasan terhadap Jurnalis Masif di Era Prabowo

Potret Makan Bergizi ‘Tragis’

Data Kementerian Kesehatan pada November 2022 menunjukkan bahwa kasus DBD mengalami peningkatan pada bulan November setiap tahun. Fenomena ini telah berlangsung secara konsisten selama 10 tahun terakhir. Selain itu, dalam enam tahun terakhir, semua provinsi di Indonesia melaporkan keberadaan kasus DBD dengan lebih dari 80 persen kabupaten di Indonesia melaporkan kejadian DBD.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan gerakan 3M Plus yang melibatkan masyarakat masih menjadi strategi yang efektif untuk memberantas penyakit DBD. Kemenkes juga mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang tengah dilakukan pilot project di enam kota yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang, dan Bontang.

Budi pun mengapresiasi Takeda atas penyelenggaraan kampanye Langkah Bersama Cegah Dengue. Ia menyebut bahwa kampanye ini penting untuk meningkatkan kesadaran, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan dengue, serta meningkatkan kerja sama di antara seluruh pemangku kepentingan.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan 3M Plus dan Vaksin Dengue,” ujar Budi saat membuka kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD di Jakarta, pada 5 November 2023 lalu.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan hingga minggu ke-33 di tahun 2023, tercatat 57.884 kasus DBD dengan tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100.000 penduduk dan 422 kematian dengan tingkat kematian sebanyak 0,73 persen. Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, pemerintah telah menetapkan target mengurangi kasus DBD menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, menuju nol kasus kematian pada tahun 2030.

“Penting untuk diingat bahwa semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup mereka. Inilah sebabnya mengapa perlindungan komprehensif, termasuk kampanye Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD, sangat penting dalam upaya kami untuk melindungi masyarakat,” ungkap Imran.

Meskipun pemerintah telah melakukan upaya keras untuk mengatasi DBD, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama mengingat geografi dan iklim Indonesia yang mendukung penyebaran DBD sepanjang tahun.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengatakan pemberian vaksin DBD dapat mencegah penularan DBD sekaligus melengkapi gerakan 3M Plus.

Secara klinis, lanjut Andreas, vaksinasi DBD telah terbukti efektif mengurangi tingkat kejadian terjangkitnya DBD yang dapat terjadi berulang kali baik pada anak dan dewasa serta menurunkan tingkat keparahan yang akan menurunkan tingkat rawat inap dan kematian karena DBD. Usia indikasi vaksin DBD yang luas yaitu 6-45 tahun membuat vaksin DBD dapat melindungi keluarga dan masyarakat dari penyakit DBD.

“Takeda berkomitmen berperan aktif memerangi DBD dengan langkah-langkah inovatif seperti memproduksi dan menyediakan vaksin DBD. Kami juga menggalang kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD sebagai upaya melindungi masyarakat Indonesia dari DBD,” tegas Andreas.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM/BPOM) telah memberikan ijin edar vaksin DBD untuk digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun. Pemberian vaksin DBD ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengurangi risiko yang serius akibat DBD pada anak-anak, terutama hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga merekomendasikan anak-anak usia 6 tahun hingga 18 tahun untuk melakukan vaksinasi DBD. Rekomendasi ini didasarkan pada bukti kuat akan keamanan serta efikasi vaksinasi DBD yang terbukti dalam studi klinis sekaligus merespons meningkatnya risiko DBD pada orang dewasa.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengingatkan pentingnya ketersediaan vaksin DBD untuk masyarakat. Ia pun mempertanyakan vaksin yang ada mampu menjangkau masyarakat hingga ke daerah-daerah yang banyak terjangkit DBD.

“Pastikan vaksin dengue untuk masyarakat tercukupi ketersediaannya. Fokus pada mereka yang berpotensi tinggi terkena penyakit DBD, terutama mereka yang tinggal di daerah-daerah yang disukai oleh nyamuk untuk berkembang biak,” jelas Netty.

Menurut Netty, pemerintah harus menguatkan upaya pencegahan muncul dan menyebarnya kasus DBD di Indonesia seiring tibanya musim hujan. Caranya dengan fokus pada upaya pemberantasan sarang nyamuk dan edukasi pada masyarakat untuk menjaga lingkungan.

Penyakit DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sebelumnya terinfeksi. Nyamuk jenis ini berkembangbiak di genangan air bersih seperti bak mandi, penampungan air hujan atau tempat air minum. Gejala umum yang muncul pada penderita adalah demam tinggi, nyeri perut, mual, timbulnya bintik-bintik merah di tubuh dan turunnya jumlah trombosit.

Di Indonesia, kasus DBD terus menjadi beban penyakit yang signifikan di banyak wilayah. Tiga dari empat kematian akibat DBD paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun.

Oleh karena itu, Netty meminta pemerintah melibatkan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan memperkuat peranan dari juru pemantau jentik (jemantik) untuk memberantas sarang nyamuk di lingkungan tempat tinggal masyarakat.

“Pemerintah juga harus mengevaluasi penggunaan fogging sebagai upaya pencegahan DBD. Apakah cara ini efektif atau justru memunculkan masalah kesehatan baru lainnya,” tegas Netty.

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Tags: budi gunadi sadikindemam berdarahdemam berdarah denguekemenkes

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.