Jakarta, Prohealth.id – Telah muncul berbagai penelitian sebelumnya mengenai kesepian dan penyakit yang meningkatkan risiko kematian dini. Salah satunya pada jurnal JAMA pada akhir Januari 2024 tentang kasus tersebut.
Prof. Dr. Nurul Hartini S.Psi, M.Kes, Psikolog, sebagai Pakar Psikologi Universitas Airlangga menjelaskan bahwa sangat mungkin benar kematian pada orang obesitas dapat terjadi karena kesepian. Tetapi hal ini dapat terjadi dengan dua asumsi yakni kesepian yang menyebabkan obesitas hingga kematian, ataukah obesitas yang menciptakan kesepian hingga pada kematian.
Prof. Nurul menjelaskan bisa jadi seseorang mengurung diri sehingga ia menjadi kesepian dan dari kesepian ini menimbulkan tindakan-tindakan yang memperparah kondisi tubuhnya misalnya tidak bisa mengontrol berat badan.
“Atau dapat pula orang dengan obesitas menerima stigma masyarakat bahwa dirinya tidak sesuai standar kecantikan atau hal negatif lain kemudian tidak bisa beradaptasi, mengurung diri dan merasa kesepian kemudian meningkatkan aktivitas negatif lainnya,” ungkapnya dia melalui keterangan tertulis yang diterima Prohealth.id, Selasa, 14 Februari 2024.
Menurutnya, obesitas memiliki dampak pada metabolisme tubuh. Secara hormonal tubuh, obesitas dapat menyebabkan penyakit lain dalam tubuh. Sehingga bisa saja bukan karena kesepian atau obesitasnya tetapi karena tubuhnya telah obesitas ditambah dan diperparah dengan mental illness yang kemudian memberi dampak sistem hormonal tubuh hingga menyebabkan munculnya penyakit penyerta lain.
Berbagai Faktor
Dosen Fakultas Psikologi ini memaparkan bahwa kesepian menyebabkan kematian pada obesitas merupakan satu dari sekian faktor. Ia menuturkan bahwa obesitas sangat berpengaruh terutama pada sistem hormonal.
Secara psikologis, obesitas dapat terjadi bermula dari kondisi stres. Sebagian orang dapat mengontrol stres dengan tindakan positif seperti melakukan aktivitas olahraga, namun sebagian orang justru menanggapi stres dengan melakukan tindakan negatif.
“Tindakan negatif ini seperti individu yang tidak mampu menjaga pola makan. Kemudian memicu berat badan berlebih hingga menyebabkan obesitas. Setelah terjadi kenaikan berat badan, terjadi kesulitan untuk menurunkannya. Padahal, individu tersebut memiliki body image yang berbeda bahwa obesitas merupakan sesuatu yang tidak bagus atau tidak cantik.”
Hal ini kemudian menciptakan double stress yakni suatu kondisi yang berawal stres dari eksternal bertumpuk menjadi stres internal. Lebih lanjut ia menjelaskan, kondisi stres internal terjadi karena ia tidak mencintai diri sendiri akibat kondisi tubuhnya. Pada akhirnya, seseorang dengan obesitas membatasi dan menjauhkan diri dari khalayak atau merasa ditinggalkan oleh lingkungan.
“Ada perasaan sendiri. Coping negatif bermunculan seperti tidak percaya diri karena tidak mampu menciptakan self-esteem yang positif sehingga memperparah kondisi,” tuturnya.
Meningkatkan Self Awareness
Prof Nurul memaparkan guna mencegah terjadinya peningkatan kematian pada orang dengan obesitas karena kesepian membutuhkan dukungan dari lingkungan. Selain individu perlu meningkatkan self-awareness, lingkungan juga patut berperan.
“Ketika menyaksikan perubahan perilaku, maka lingkungan harus sesegera mungkin bertindak. Misalnya ketika pada suatu individu terjadi perubahan perilaku yang menunjukkan tanda-tanda stress maka perlu mengajak bicara untuk mendengar keluhan sebagai bentuk social support,” paparnya.
Masyarakat juga harus meningkatkan edukasi dengan memperbanyak literasi kesehatan mental. Bahwa kesepian menjadi yang utama sebagai salah satu ciri-ciri mental yang tidak sehat. Kondisi mental yang sehat akan selalu menciptakan relasi harmonis dengan lingkungan sosial.
Edukasi bisa dengan memanfaatkan gawai dengan sesuatu yang relevan seperti membaca atau mengakses sesuatu yang positif dan sehat menyesuaikan kondisi. Serta tidak ragu untuk mencari bantuan secara online melakukan konsultasi dengan ahli yang sesuai.
“Pada dasarnya seseorang butuh suasana sepi untuk memperoleh gagasan dan ide-ide segar. Namun, ketika kesepian itu menjelma dan berpengaruh buruk pada kondisi pribadi maka berhentilah menjauhkan diri dari lingkungan sosial dan jadilah harmonis bersama.”
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post