Jakarta, Prohealth.id – Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengklaim polusi udara di Jakarta tertinggi di dunia selama dijabat oleh Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017-2022.
“Mas Anies pernah menjadi Gubernur di DKI, anggaran di DKI sekitar Rp 80 T, jumlah penduduk DKI 10 juta. APBD Jabar Rp 35 T, jumlah penduduknya 50 juta. Selama Anies mimpin, seringkali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia,” kata Prabowo saat bertanya pada Anies Baswedan pada Selasa malam (12/12/2023).
Dikutip dari situs Cekfakta.com, dari situs IQAir memuat Indeks Kualitas Udara Dunia. Jakarta pada kurun 2017-2022 bukan merupakan kota dengan indeks polusi tertinggi di dunia. Hal ini berdasarkan data Indeks Kualitas Udara Dunia. Dikutip dari situs tersebut, kota yang memiliki indeks polusi tertinggi di dunia pada kurun waktu 2017-2022 adalah kota Lahore di Pakistan. Sementara Kota DKI Jakarta berada pada posisi 307 sebagai kota paling berpolusi di dunia.
Data yang sama menyebut sepanjang 2017-2022, meskipun DKI Jakarta bukan menjadi kota dengan polusi tertinggi di dunia, namun sejak 2023 polusi udara di Jakarta memburuk. Beberapa kali, DKI Jakarta menempati posisi puncak sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia tahun namun pada November lalu, Indonesia sempat turun ke peringkat ketujuh untuk kota dengan polusi udara terburuk. Adapun DKI Jakarta mengecek kualitas udara menggunakan alat pengukur udara berupa stasiun pemantau kualitas udara (SPKU). Tercatat, ada lima SPKU fixed station di lima kota administrasi di DKI Jakarta.
Artinya, klaim bahwa polusi udara di Jakarta tertinggi di dunia selama dijabat oleh Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017 sampai dengan 2022, sebagian dikategorikan klaim yang benar.
Discussion about this post