Jakarta, Prohealth.id – Salah satu perusahaan besar industri rokok buat ramai dalam salah satu acara LPS Finansial Festival di Surabaya (9/8/2025).
Gara-garanya pimpinan industri rokok itu berujar bahwa peredaran rokok ilegal tidak bagus. Sontak saja publik-pun jadi berkomentar seakan rokok legal itu baik.
“Tetapi Sampoerna berkolaborasi dengan berbagai pihak supaya selalu bisa meminimalisirkan peredaran-peredaran barang-barang yang tentunya tadi namanya aja ilegal. namanya ilegal tentu tidak bagus,” begitu kutipan dari CNBC (23/9) salah satu pimpinan industri rokok di ruang acara itu.
Feri Febrian (23) mahasiswa Untirta, selama ini tidak merokok. Ia menyebut narasi pimpinan industri rokok itu bahaya bagi publik. Bagi Feri, pernyataan yang keluar dari industri rokok hanya berdasar pada kerugian bisnis dan penerimaan cukai negara.
“Padahal rokok ilegal maupun legal tetaplah sama, keduanya membawa dampak serius bagi masyarakat,” ujarnya kepada Prohealth, Selasa (23/9/2025).
Feri juga menambahkan seolah rokok legal tidak bermasalah. Ia menekankan penindakan peredaran rokok ilegal memang penting. Namun di sisi lain kata Feri pemerintah jangan menutup mata dan berfokus pada legitimasi legal dan legal saja.
“Yang lebih krusial adalah memabngun kebijakan yang berorientasi pada kesehatan publik, perlindungan generasi muda, dan transformasi ekonomi, agar negara tidak bergantung pada cukai rokok,” katanya.
Dalam konteks rokok ilegal seakan tanggung jawab sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat untuk tidak membeli rokok ilegal terasa janggal. Perusahaan industri rokok selama ini tetap mendapat keuntungan dari besar dan penjualan produk. Kenapa begitu? indonesia sendiri menempati posisi sebagai negara perokok ketiga terbanyak.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) mencatat jumlah perokok aktif menyentuh angkat 70 juta orang indonesia sama artinya 25 persen jumlah masyarakat.
Maka tak heran bisnis rokok di indonesia mempunyai pangsa pasar yang menjanjikan bagi industri.
Menurut Feri selama ini rokok legal mengandung zat adiktif yang merusak kesehatan, membebani biaya kesehatan nasional.
“Maka perlu juga diakui bahwa beban penyakit akibat konsumsi rokok legal justru lebih besar daripada penerimaan cukai yang masuk ke kas negara.”
Respon Masyarakat Sipil
Mouhamad Bigwanto, Ketua Ruang Kebijakan Kesehatan Indonesia (RUKKI) juga menyayangkan narasi industri rokok mencoba untuk menegasikan bahaya dari rokok legal itu sendiri.
“Saya melihat industri rokok berusaha memanfaatkan momentum ini untuk menciptakan kesan seolah-olah produk mereka lebih baik,” katanya.
Bigwanto menambahkan rokok ilegal memang harus diberantas karena alasan kuat melanggar ketentuan undang-undang. Di sisi lain Bigwanto juga memperingatkan untuk rokok legal untuk tetap dibatasi inilah bentuk inti dari adanya cukai, membatasi ruang rokok legal.
Menggiring narasi seolah rokok legal jauh lebih baik dari rokok ilegal, bisa jadi upaya menyingkirkan saingan. “Rokok ilegal juga diproduksi oleh pabrik rokok, tidak mungkin pabrik roti. semua industri rokok sama saja, produknya sama-sama merusak kesehatan,” katanya. Dalam konteks penindakan rokok ilegal pemerintah juga harus turun tangan.
“Jangan sampai ketidakseriusan pemerintah dalam menegakan aturan dimanfaatkan oleh industri rokok, baik yang legal maupun yang ilegal,” jelas Bigwanto.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post