Jakarta, Prohealth.id – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyoal krisis iklim.
Ia mengatakan, krisis iklim dan bencana ekologis terjadi di mana-mana sehingga negara harus serius mengatasinya.
Namun, anggaran untuk mengatasi krisis iklim di Indonesia jauh dari anggaran sektor lainnya. Cak Imin menyampaikan pernyataan tersebut pada Debat Keempat atau Debat Cawapres Kedua di Jakarta Convention Center pada Minggu (21/1/2024).
“Kita melihat ada yang namanya krisis iklim tidak diatasi dengan serius. Bahkan, kita ditunjukkan anggaran mengatasi krisis iklim jauh di bawah anggaran sektor-sektor lainnya,” katanya.
Dari situs Cek Fakta.com, Data Kementerian Keuangan menunjukkan hasil penandaan alokasi anggaran perubahan iklim pada APBN 2018-2020 mencapai Rp307,48 triliun. Dengan alokasi tersebut, masih ada gap yang sangat besar dengan kebutuhan pendanaan perubahan iklim untuk mencapai NDCs pada 2030.
Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian Setjen DPR RI pernah merilis perhitungan Kementerian Keuangan mengenai kebutuhan pendanaan perubahan iklim. Kebutuhan tersebut mencapai Rp3.779 triliun jika mengikuti peta jalan Dokumen Kontribusi Nasional (NDC).
Artinya, setiap tahun negara membutuhkan anggaran mencapai Rp200 triliun-Rp300 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 7-11 persen anggaran belanja negara 2022.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor Afni Regita Cahyani Muis menyebut, pernyataan Cak Imin sebagian benar. Menurutnya, kebutuhan pembiayaan mitigasi perubahan iklim masih sebatas proyeksi dan belum maksimal.
Selama 5 tahun terakhir, dia mencatat rata-rata sembilan belanja iklim hanya 3,9 persen dari alokasi APBN pertahun dari 2022.
“Data ini menunjukkan bahwa Indonesia belum dapat terbilang serius melakukan aksi penanggulangan perubahan iklim dari anggaran negara. Padahal, isu lingkungan hidup tengah menjadi isu krusial di Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim Anggaran Krisis Iklim Sedikit adalah benar.
Discussion about this post