Jakarta, Prohealth.id – Beredar informasi di media sosial yang mengklaim bahwa varian Omicron bukan virus corona, melainkan akibat dari keracunan chemtrail yang ada di udara. Dalam narasi unggahanya mengatakan bahwa akhir-akhir ini pesawat Chemtrail sering berlalu lalang di udara.
Disebutkan, pesawat menaburkan Chemtrail di atas langit Indonesia sebagai senjata biologis yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti influenza, gangguan paru-paru, dan lain-lain. Jelak Chemtrail ditemukan di Bandung, Semarang, Jakarta, Bali, Surabaya, hingga Pantura.
Narasi yang beredar sebagai berikut:
” WASPADA!! Akhir-akhir ini pesawat chemtrail sgt aktif di udara. Gejala keracunan chemtrail : Demam, badan linu, batuk, flu, diare, badan gatal-gatal, dll. Jika anda sampai keracunan jangan minum obat paracetamol. Sedia selalu norit, VCO, cuka apel, jeruk lemon, Himalayan salt, minum air Kelapa ijo. Jadi paham ya apa yg dimaksud Omicron itu bkn lah virus, tapi sebab akibat dr keracunan chemtrail yg di sebar di udara.”
PENJELASAN
Setelah ditelusuri informasi tersebut salah. Faktanya, klaim penyebaran racun chemtrail di udara menggunakan pesawat terbang merupakan teori konspirasi yang meyakini bahwa pemerintah atau pihak lain terlibat dalam program rahasia untuk menyebarkan bahan kimia beracun ke atmosfer menggunakan pesawat terbang. Melansir dari Harvard University, teori konspirasi tersebut dibantah oleh pakar di bidang penerbangan.
Jejak putih yang diklaim sebagai chemtrail adalah fenomena biasa yang disebut condensation trail. Dilansir dari Kompas.com, Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indah Gilang Buldansyah mengatakan jejak atau asap putih seperti awan yang terlihat di langit setelah pesawat terbang melintas adalah hal biasa.
“Asap putih seperti awan di langit setelah pesawat melintas merupakan hal wajar, jejak yang biasa ditinggalkan pesawat,” katanya, dikutip dari kompas.com (16/02/2022).
Fenomena tersebut merupakan hasil pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviatus cloud.
Sebelumnya, pengamat penerbangan yang juga mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Cheppy Hakim, menegaskan bahwa garis putih yang dituding sebagai Chemtrail tersebut adalah contrail atau condensation trail.
“Saya enggak mengenal ya terminologi Chemtrail itu. Tapi kalau melihat video viral, itu adalah condensation trail,” ujar Cheppy.
Menurut Cheppy, ekor pesawat yang berasap adalah karena adanya proses kondensasi. “Intinya karena di atas itu temperaturnya dingin, exhaust knalpotnya itu panas, maka terjadilah proses kondensasi yang terlihat seperti asap putih itu,” jelas Cheppy.
“Orang lagi corona ini senang ribut jadi rame-rame mengarang apalah, padahal itu enggak. Jadi kalau tanya sama saya, itu contrail, condensation trail dan itu hal biasa,” pungkasnya.
KESIMPULAN
Informasi dalam video yang menginformasikan tentang pesawat menaburkan Chemtrail di atas langit Indonesia sebagai senjata biologis yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, adalah tidak benar. Faktanya, garis putih yang dituding sebagai Chemtrail tersebut adalah contrail atau condensation trail, yakni hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat dan merupakan jejak yang wajar ditinggalkan pesawat saat melintas.
Dengan demikian, klaim Omicron merupakan akibat dari chemtrail adalah informasi yang tidak benar dan termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Penulis: Jekson Simanjuntak
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Referensi:
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/02/03/152606382/hoaks-omicron-bukan-virus-tetapi-efek-keracunan-chemtrail?page=all#page2
https://keith.seas.harvard.edu/chemtrails-conspiracy-theory
https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/14/120300365/ramai-video-sebut-chemtrail-sebar-bahan-kimia-dari-pesawat-ini-faktanya?page=all#page4
Discussion about this post