Jakarta, Prohealth.id – Kebutuhan akan vitamin D dapat dipenuhi tubuh melalui paparan sinar matahari, sumber makanan tertentu, dan dan olahraga secara teratur.
Ketua Divisi Respirologi dan Penyakit Kritis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia–Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Gurmeet Singh, Sp.PD-KP, FINASIM mengatakan vitamin D memiliki banyak fungsi dalam tubuh seperti menjaga kekuatan otot dan tulang, imunitas atau daya tahan tubuh, antioksidan, menjaga kesehatan jantung, menurunkan kejadian kencing manis atau diabetes, serta mencegah sel-sel kanker.
Vitamin D atau yang juga disebut calciferol terbagi menjadi dua, yaitu ergocalciferol (Vitamin D2) dan cholecalciferol (Vitamin D3). Kedua jenis vitamin tersebut merupakan bentuk alami yang dihasilkan oleh sinar ultraviolet-B (UVB) matahari. Selain dari sinar matahari, sumber vitamin D dapat berasal dari makanan, seperti ikan (salmon, tuna, dan sarden), kuning telur, daging merah, sereal, dan susu (baik susu sapi maupun dari tanaman).
“Manusia harus menjaga kadar vitamin D dalam tubuh. Orang yang tidak dapat menoleransi atau mengkonsumsi makanan, seperti ikan, susu, dan telur seperti mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau mengikuti pola makan vegan, berisiko lebih tinggi mengalami defisiensi,” kata dr. Gurmeet melalui siaran pers dari Biro Humas dan KIP Universitas Indonesia yang diterima di Jakarta, Jumat (6/10/2023).
Kebutuhan vitamin D pada setiap orang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis kelamin, usia, kondisi kehamilan, dan kondisi menyusui. Terdapat kondisi seseorang yang berisiko tinggi mengalami kekurangan vitamin D, yaitu orang yang mengalami obesitas, orang dengan riwayat operasi lambung, dan pasien dengan penyakit inflammatory bowel disease (IBD).
Bila seseorang mengalami kekurangan vitamin D secara berkepanjangan akan mengakibatkaan rakitis dan osteomalacia. Rakitis merupakan suatu kondisi tulang lunak dan kelainan bentuk tulang pada bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh kegagalan jaringan tulang mengeras. Sementara osteomalacia merupakan suatu kondisi tulang lemah dan lunak pada orang dewasa.
“Jaga kadar vitamin D dan selalu mengecek kadar vitamin D dalam tubuh. Periksakan kadar vitamin D setiap enam bulan atau setahun sekali. Pada kondisi tertentu atau mengalami defisensi, periksa kadar vitamin D setiap tiga bulan untuk memastikan apakah sudah mencapai kondisi normal atau belum. Pemeriksaan kadar vitamin D ini dapat dilakukan di laboratorium-laboratorium besar atau rumah sakit,” kata Gurmeet.
Gurmeet memberikan beberapa kiat yang bisa dilakukan agar terhindar dari kekurangan vitamin D, yaitu konsumsi makanan kaya vitamin D, konsumsi suplemen vitamin D dengan memastikan terlebih dahulu kadar vitamin D dalam darah, olahraga teratur tiga kali dalam seminggu, berjemur di bawah sinar matahari maksimal 10-15 menit antara pukul 08.00 – 11.00 pagi, dan rutin cek kadar vitamin D dalam darah setiap enam bulan.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post