Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Dana Filantropi Sumber untuk SDGs

Perhimpunan Filantropi Indonesia meluncurkan Indonesia Philanthropy Outlook 2024 pada awal Juli 2024.

by D.P Sari
Monday, 15 July 2024
A A
Dana Filantropi Sumber untuk SDGs

Kegiatan PFI Outlook pada 2 Juli 2024. (Sumber foto: Humas PFI/2024)

Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia meresmikan Indonesia Philanthropy Outlook 2024. Peluncuran ini melalui kegiatan Philanthropy Learning Forum (PLF) ke-63 bertajuk “Indonesia Philanthropy Outlook 2024: Menggali Temuan Kunci dan Rekomendasi untuk Memperkuat Ekosistem Filantropi terhadap Pembangunan Berkelanjutan”. Kegiatan berlangsung pada Selasa, 2 Juli 2024 lalu di Jakarta.

PFI menyusun Indonesia Philanthropy Outlook 2024 yang menyajikan berbagai temuan mengenai perkembangan sektor filantropi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Tujuannya untuk menunjukkan hasil dan kontribusi filantropi terhadap pembangunan berkelanjutan, area kemajuan, persepsi masyarakat terhadap kegiatan filantropi, serta rekomendasi agenda prioritas.

BacaJuga

HARI BURUH SEDUNIA: Nasib Kelam Buruh di Masa Indonesia Gelap

HARI BURUH SEDUNIA: Urgensi Peran Pemerintah Melindungi Buruh

Pada PLF ke-63, Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN / Bappenas, Pungkas Bahruji Ali mengatakan bahwa pemerintah menyambut baik atas inisiatif dan terbitnya laporan Indonesia Philanthropy Outlook 2024 yang disusun oleh PFI. Laporan ini merupakan bentuk komitmen sektor filantropi untuk mengangkat gambaran komprehensif tentang landskap, tren, tantangan, dan rekomendasi penguatan ekosistem filantropi berdasarkan aksi-aksi nyata yang dilakukannya dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

“Laporan ini mengungkapkan bahwa 89 persen program filantropi telah berhasil sesuai dengan agenda SDGs. Banyak lembaga filantropi secara dinamis membangun hubungan antara tujuan dan target SDGs,” ujar Pungkas melalui siaran pers.

Meski menghadapi berbagai kendala, upaya ini layak mendapat apresiasi karena hubungan yang terjalin akan membuka peluang kolaborasi dengan banyak pihak. Ia bahkan yakin kolaborasi ini mempercepat pencapaian tujuan dan target SDGs tepat waktu. Hal ini membuktikan bahwa filantropi memainkan peran penting sebagai katalisator perubahan sosial dan ekonomi yang positif.

Pungkas menegaskan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta dan filantropi serta pemangku kepentingan lain sangat penting untuk mencapai target-target SDGs. Utamanya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung agenda perubahan iklim.

Ketua Badan Pengurus PFI, Rizal Algamar mengemukakan bahwa Indonesia Philanthropy Outlook merupakan bentuk salah satu komitmen PFI untuk memperkuat ekosistem filantropi dalam aspek data dan informasi. Salah satu aspek penting ini perlu mendapat dukungan sebagai referensi untuk perkembangan sektor filantropi yang berbasiskan data. Agar bisa menciptakan dampak yang lebih efektif dan luas. Publikasi ini juga bisa dapat menjadi referensi bagi semua pemangku kepentingan.

Rizal menjelaskan ini merupakan outlook kedua yang telah terpublikasi. Hal laporan pertama kali rilis tahun 2022 lalu. Memang terlihat adanya perubahan dari outlook 2022 dan 2024 terkait 5 fokus program prioritas. Pada 2022 terkait aspek; 1) pendidikan, 2) pemberdayaan ekonomi, 3) iklim dan lingkungan hidup, 4) advokasi, dan 5) kesehatan. Sementara di 2024 adalah: 1) pemberdayaan ekonomi, 2) pendidikan, 3) kesehatan, 4) Iklim dan lingkungan hidup, dan 5) kemiskinan. Sementara penyelarasan program terhadap SDGs meningkat dari 84,9 persen di 2022 menjadi 89 persen di 2024. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dan penguatan komitmen filantropi dalam mendukung akselerasi pencapaian SDGs di Indonesia.

“Outlook 2024 juga dilengkapi dengan perspektif masyarakat terhadap lembaga filantropi. Data menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen responden publik melihat lembaga filantropi sudah bekerja dengan baik dalam membantu pelaksanaan program pemerintah”, tegas Rizal.

Rizal menambahkan, rekomendasi dalam outlook 2024 mencakup lima elemen penting dalam penguatan ekosistem filantropi di Indonesia. Lima elemen itu meliputi; 1) memperkuat jaringan dan kolaborasi multi-pihak untuk pencapaian SDGs dan agenda perubahan iklim, 2) pengembangan kapasitas lembaga, termasuk kapasitas pengumpulan dana, 3) perbaikan terhadap peraturan yang terkait filantropi, 4) memastikan semakin lengkapnya data terkait lembaga filantropi, 5) memperkuat pencatatan hasil dan dampak program. PFI melihat pentingnya kita bersama-sama membangun transparansi, akuntabilitas, dan kredibilitas lembaga filantropi dalam menjalankan aktivitasnya.

“Kami berharap Indonesia Philanthropy Outlook 2024 ini dapat bermanfaat serta menjadi panduan berharga bagi semua pemangku kepentingan filantropi”, tandas Rizal.

Direktur Yayasan Tahija dan Anggota Badan Pengawas PFI, Trihadi Saptohadi menyatakan budaya memberi (culture giving) membuat Indonesia menjadi negara paling dermawan. Hal ini tertuang dalam hasil World Giving Index 2022. Meskipun baik, tetapi harus memiliki tata kelola, akuntabilitas, dan transparansi yang kuat agar dapat memberikan sebuah dampak yang terukur.

Trihadi menjelaskan, gotong royong multi-sektor elemen masyarakat, swasta dan filantropi sangat penting guna membangun kemitraan dan tata kelola pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut dapat terwujud melalui komunikasi-informasi dan koordinasi kebijakan, kolaborasi-integrasi, serta blended financing dan program management untuk memastikan keberlanjutan serta scale up impact. Selain itu juga penting menciptakan ekosistem bagi pertumbuhan filantropi yang sehat.

“Antara lain dengan adanya peraturan perpajakan yang ramah dan insentif yang jelas. Serta meninjau kembali peraturan penggalangan dana dan barang dengan menyesuaikan pada kondisi saat ini,” tutur Trihadi.

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Tags: Bappenasfilantropipembangunan berkelanjutanSDGSDGs

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.