Jakarta, Prohealth.id – Yayasan Lentera Anak akan mengadakan lomba mural menjelang peringatan Hari Kesehatan Nasional, pada 12 November 2021.
Koordinator Kampanye Yayasan Lentera Anak, Effie Herdi menjelaskan, mural sebagai medium aspirasi ketika sistem penyampai formal kepada pemerintah belum berjalan baik.
“Masyarakat bisa mencari media lain untuk menyuarakan pendapatnya,” katanya melalui konferensi video, pada Selasa, (19/10/2021).
Effie menambahkan, masyarakat bisa ikut menyuarakan aspirasinya melalui mural secara daring (online) atau luring (offline). Kompetisi mural daring juga dilakukan melalui media sosial. Ada pula siaran langsung virtual dari Taman Pandang Istana. Hal itu, supaya aspirasi maupun kritik sosial bisa tersampaikan secara luas.
“Pesan disampaikan melalui gambar tidak ada orasi (di Taman Pandang Istana),” ujarnya.
Kegiatan melukis mural akan berpusat di Taman Pandang Istana, pada 16 November-17 November mendatang. Ada juga aksi pantomim yang mengisi acara tersebut. Effie mengatakan, lomba mural ini pun menyuarakan isu pengendalian tembakau. Ada 17 tema mural tentang rokok. Tema mural juga berfokus isu revisi Peraturan Pemerintah (PP) 109 Tahun 2012, tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
“Lebih dari tiga tahun revisi PP 109 Tahun 2012 belum juga selesai,” ujarnya.
Sejak Mei 2021, desakan untuk proses revisi sudah sampai di Sekretariat Kabinet, tapi belum juga disahkan. Berbagai upaya pun telah dilakukan tak hanya bersurat, tapi juga melalui seminar daring, pernyataan di media massa, maupun media sosial. “Parade mural menjadi cara lain penyampaian aspirasi setelah melakukan berbagai cara formal,” katanya.
Yayasan Lentera Anak menargetkan kolaborasi minimal 30 mural tembok di 15 kota. Adapun 17 meter mural yang mencakup tema tentang rokok akan ditampilkan di Taman Pandang Istana.
Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, lomba mural sebagai upaya mendesak revisi PP 109 Tahun 2012 melalui kampanye lewat seni visual. Apalagi, jika mengingat, desakan formal yang terus dilakukan belum menemukan informasi lanjutan. “Sampai sekarang belum ada kabar apa pun,” ujarnya.
Program Manager Komite Nasional Pengendalian Tembakau, Nina Samidi memandang, lomba mural itu bukan hanya kampanye, tapi juga mengandung unsur edukasi. “Ini (lomba mural) adalah jalan memutar, ketika kami sudah melakukan advokasi yang langsung berhubungan dengan pengambil keputusan,” katanya.
Nina menambahkan, mural sebagai karya seni bisa menumbuhkan minat masyarakat untuk mau terlibat mendukung revisi PP 109 Tahun 2012. “Ketika publik tahu mereka punya kepentingan di sisi kesehatan dari adiksi rokok, maka mereka akan bisa memberikan tekanan,” ujarnya.
Menurut dia, mural juga sebagai catatan visual tentang perjalanan gerakan pengendalian tembakau. “Karya seni menyentuh jiwa manusia, akan diingat seseorang mendapat pesan yang ingin disampaikan,” tuturnya.
Penulis: Bram Setiawan
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post