Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Di Balik Lensa Menantang Produk Tak Sehat

Selalu ada industri yang bermain curang untuk mengeruk keuntungan tanpa mempertimbangkan dampak kesehatan masyarakat.

by Admin
Friday, 6 June 2025
A A
Di Balik Lensa Menantang Produk Tak Sehat

Diskusi HTTS 2025 oleh CISDI. (Sumber: Ignatius Dwiana/2025)

Tahu tidak? Kalau 8 dari 10 orang di Indonesia meninggal akibat penyakit tidak menular? Sebut saja; stroke, jantung iskemik, dan diabetes.

Masalahnya adalah gaya hidup tidak sehat justru dianggap biasa saja. Seperti merokok hingga kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula, garam, dan lemak.

BacaJuga

Melintasi Batas, Forum Orang Muda Bedah Problem Industri Rokok

IBADAH HAJI 2025: Masalah Kesehatan Jangan Diabaikan

Parahnya lagi, perilaku ini juga terbentuk dan sangat terpengaruh oleh industri. Andil besar industri dalam membentuk pola hidup warga berdampak pada tingginya konsumsi produk tidak sehat. Kondisi ini pastinya menggelisahkan. Hal ini lalu mendorong kepedulian Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI).

Lembaga non profit yang bertujuan memajukan pembangunan sektor kesehatan di Indonesia ini kemudian menggelar perhelatan inovatif bareng PannaFoto Institute. Peluncuran Pameran Foto & Video “Kita Berhak Sehat” di Cemara 6 Galeri Toeti Heraty Museum Jakarta Pusat dari 30 Mei sampai 1 Juni 2025. Sekaligus momen buat memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) setiap 31 Mei.

Pameran Foto & Video “Kita Berhak Sehat” di Cemara 6 Galeri Toeti Heraty Museum Jakarta Pusat. (Sumber foto: Ignatius Dwiana/2025)

Bukan Hanya Berkarya

Para peserta mendapatkan pengetahuan seputar kesehatan dari CISDI dalam beberapa bulan sebelum pameran. Peserta lalu mengikuti mentoring dalam pengambilan gambar dari Panna Institute. Para peserta membuat karya sesuai konsep masing-masing dengan berbekal kedua materi tersebut.

Pameran ini bukan buat sekadar menampilkan karya. Tetapi bentuk ungkapan kreatif orang muda dalam melawan produk tidak sehat yang merugikan warga.

Setidaknya ada 28 foto dan 5 video dari 10 peserta dengan karya yang nyentil banget. Tidak cuma soal rokok tetapi konsumsi yang selama ini dianggap “biasa saja”.

“Kampung (Bebas) Rokok Jakarta” menjadi salah satu yang membuat takjub. Sebab karya ini menampilkan perjuangan seorang pensiunan bernama Sukaria yang ingin membuat kampungnya bebas asap rokok. Namun perjuangannya tidaklah mudah karena kuatnya pengaruh industri.

Pameran ini merupakan bagian dari kampanye Save Our Surrounding (SOS) Fest 2025, sebuah festival anak muda bertujuan memperingatkan bahaya rokok, dengan mengangkat tema dari WHO yakni “Unmasking the Appeal: Exposing Industry Tactics on Tobacco and Nicotine Products” (Membongkar Daya Tarik: Mengungkap Taktik Industri terhadap Produk Tembakau dan Nikotin).

CISDI merupakan satu-satunya anggota koalisi pengendalian tembakau yang menyelenggarakan agenda luring bertepatan dengan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS).

 

Gaya Hidup Konsumsi Produk Tak Sehat

Data terbaru Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan tingkat konsumsi rokok di Indonesia masih tinggi. Bahkan sejak usia dini.

Data yang sama menyebutkan 56,5 persen perokok mulai merokok di usia 15 hingga 19 tahun. Selain menampilkan jumlah perokok aktif mencapai 70 juta orang dengan perokok muda usia 10 hingga18 tahun sebesar 7,4 persen.

Project Lead for Tobacco Control CISDI Beladenta Amalia mengatakan industri tembakau misalnya menggunakan berbagai strategi untuk mengaburkan bahaya rokok terhadap kesehatan melalui praktik greenwashing. Hal ini mempengaruhi regulasi yang dampaknya lebih banyak merugikan masyarakat.

Minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) juga berisiko. Sebanyak 67,2 persen rumah tangga di Indonesia mengonsumsi setidaknya satu jenis MBDK dalam seminggu menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2023.

SKI 2023 mencatat 47,5 persen penduduk mengonsumsi lebih dari satu MBDK dalam sehari. Harga yang murah dan mudahnya akses membuat konsumsi MBDK terus meningkat. Karena itu penting bagi pemerintah untuk segera menetapkan MBDK sebagai barang kena cukai sehingga angka konsumsinya dapat ditekan.

Wacana penerapan cukai MBDK sudah ada sejak 2020. Hal ini diperkuat lewat Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur pembatasan makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta ditegaskan dengan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2025.

“Sayangnya regulasi turunannya hingga kini belum dikeluarkan,” ujar Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani.

Lemahnya kebijakan membuat warga semakin rentan menjalani pola hidup tidak sehat. Fenomena ini tergambar dalam video “Temporary Pleasure” yang menyoroti beberapa pemuda dengan kebiasaan begadang dan mengonsumsi produk tidak sehat. Namun di akhir video menghadirkan pesan optimis yang menginspirasi. Mereka mulai berubah dan beralih dengan mengonsumsi pilihan produk yang lebih rendah kandungan gula, garam, dan lemak.

 

Bukan Diam Tetapi Membangun Kesadaran

CISDI melanjutkan dengan kegiatan diskusi bertajuk “Suara Karya: Lawan Produk Tidak Sehat Lewat Foto dan Video Kritis” pada hari kedua pameran.

Karena pameran ini bukan saja soal seni. Sebaliknya membuka dan membangkitkan kesadaran terkait bahaya yang selama ini dibungkus rapi oleh iklan dan branding.

Jurnalis Mayfree Syari menjadi moderator temu wicara serta menghadirkan Yoppie Pieter mewakili PannaFoto Institute. Sedangkan Farhat Huda dan Rafdi Rahmadi selaku perwakilan peserta lokakarya foto dan video.

“Kami ingin menyampaikan pesan melalui pameran foto dan video ini agar pemerintah dapat mewujudkan lingkungan sehat bagi masyarakat. Antara lain dengan terus menaikkan cukai tembakau dan mengendalikan produk-produk tidak sehat,” pungkas Chief Research and Policy CISDI Olivia Herlinda.

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Source: tobacco control
Tags: CISDIHTTSHTTS 2025IYCTCTobacco Control

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.