Jakarta, Prohealth.id – Platform Docquity bertujuan untuk mendukung transformasi ekosistem layanan kesehatan di Indonesia, dengan memungkinkan para ahli onkologi, khususnya di Indonesia, untuk berbagi informasi dan pengalaman melalui jejaring digital, sehingga dapat meningkatkan hasil penatalaksanaan bagi pasien kanker payudara di Indonesia.
Sampai saat ini sistem pelayanan kesehatan di Indonesia menghadapi tantangan karena kondisi bentang alamnya yang juga berkontribusi mempersulit akses masyarakat ke fasilitas kesehatan dengan cepat dan merata. Persebaran tenaga kesehatan profesional, terutama dokter spesialis onkologi, tidak merata di seluruh negeri, dan hanya terfokus pada kota-kota besar dan rumah sakit tipe A. Oleh karena itu, kesempatan untuk mendapatkan akses edukasi lebih dalam dan pembaruan pengetahuan bagi dokter di kota kecil dan daerah terpencil menjadi sangat terbatas.
Kendala ini salah satunya yang kemudian mendorong Roche Indonesia mengembangkan Breast Cancer Experts Network (BCEN) sebagai platform netral untuk para ahli onkologi di platform Docquity.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D. Sp. THT-KL(K) MARS mengatakan Kementerian Kesehatan tengah meningkatkan fungsi, layanan, integrasi data, dan performa dari sistem e-Kesehatan di Indonesia, sebagaimana termaktub dalam Permenkes No. 46 tahun 2017. Strategi e-Kesehatan ini terus dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kesinambungan, serta untuk mendorong pengadaan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat terutama di daerah terpencil di Indonesia.
Oleh karenanya, Abdul Kadir menyambut baik inisiatif pembentukan Breast Cancer Experts Network oleh Roche Indonesia dan Docquity. Terutama karena saat ini, Kementerian Kesehatan memang sedang mendorong berbagai implementasi layanan e-Kesehatan secara daring agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, terutama wilayah 3T yaitu terdepan, terpencil dan tertinggal.
“Hadirnya platform Breast Cancer Experts Network ini diharapkan dapat menjadi pelopor dan mendorong berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama berkolaborasi meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya untuk kanker, yang mumpuni dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tegasnya melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Kamis (4/11/2021).
Sementara itu Dr. Ait-Allah Mejri selaku President Director of Roche Indonesia menyatakan Breast Cancer Experts Network menunjukkan komitmen dan investasi yang berkelanjutan dari Roche dalam komunitas onkologi. Melalui jejaring ini, spesialis onkologi terbaik akan berkumpul dan bersama-sama membentuk komunitas yang saling berbagi keahlian dan sumber daya yang didedikasikan untuk memajukan penanganan kanker payudara dan memberikan hasil perawatan yang lebih baik bagi pasien.
Di Indonesia dan di dunia, kanker payudara menempati urutan pertama sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan. Namun demikian, kanker payudara memiliki panduan penatalaksanaan yang komprehensif dan terus mengalami pembaruan sebagai upaya untuk mengoptimalkan hasil pengobatan pasien di seluruh wilayah di Indonesia. Untuk itu, komunikasi antara para ahli onkologi menjadi kebutuhan yang penting agar dapat saling bertukar informasi dan bertukar pendapat.
Menurut Dr. dr. Cosphiadi Irawan, Sp.PD-KHOM, FINASIM selaku Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Jakarta Raya menjelaskan, ruang digital ini juga menjadi komponen yang krusial untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan komunikasi ini dengan cepat, melewati batas geografis wilayah, nasional, bahkan internasional. Apalagi, kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi sejak dini dan mempunyai tingkat kesintasan yang cukup tinggi jika penanganannya dilakukan secara tepat waktu dan optimal.
Namun, saat ini di Indonesia masih banyak kasus atau sekitar 60 persen yang datang dalam kondisi stadium lokal lanjut dan stadium lanjut. Sehingga, untuk memberikan penanganan kanker yang bermutu, holistik, dan tepat waktu, terdapat banyak tantangan bagi dokter spesialis onkologi di antara berbagai kesibukannya.
“Dengan adanya Breast Cancer Experts Network ini, kami berharap bisa membantu menjawab tantangan-tantangan tersebut khususnya mendorong pertukaran informasi, studi kasus, dan keahlian antar onkolog melalui solusi digital,” tuturnya.
Di beberapa negara dan wilayah, platform daring untuk bertukar informasi antar dokter sudah cukup lumrah sejak beberapa tahun terakhir, seiring dengan semakin berkembang dan meluasnya akses teknologi informasi. Di Asia Tenggara sendiri, platform daring khusus untuk para dokter onkologi ini merupakan yang pertama dan dipelopori oleh Roche Indonesia bersama dengan Docquity – sebuah platform jejaring khusus para dokter yang saat ini sudah beroperasi di enam negara di wilayah Asia Tenggara.
Amit Vithal, co-founder Docquity menambahkan, pihaknya berkolaborasi dengan Roche Indonesia untuk bersama menciptakan Breast Cancer Experts Network dan memfasilitasi diskusi antar dokter onkologi tentang kasus-kasus medis dan pilihan penanganan terbaik. Jejaring ini akan memungkinkan para dokter untuk mengakses panduan terkini dan berkomunikasi dengan para dokter onkologi dari negara lain.
“Peluncuran komunitas ini akan berkontribusi meningkatkan penanganan pasien kanker payudara yang sejalan dengan komitmen kami mendorong luaran yang lebih baik bagi pasien,” ungkapnya.
Dengan adanya jejaring digital khusus dokter ini, para dokter, terutama yang berada di wilayah dengan konsentrasi dokter dan dokter spesialis yang relatif rendah, merasa sangat terbantu.
Spesialis Bedah Onkologi, dr. Muhammad, Sp.B (K)Onk, yang saat ini praktek di kota kecamatan Tenggarong, Kalimantan Timur, mengakui bahwa biasanya menghabiskan waktu 30 menit berkendara dari Samarinda. Padahal, diskusi dengan sesama dokter spesialis dan para ahli sangatlah penting, namun hal ini sering mengalami kendala.
“Dengan adanya platform Breast Cancer Experts Network ini sangat bermanfaat untuk dapat saling bertukar ilmu dan pikiran serta saling menginformasikan studi dan praktek terkini dalam penanganan kanker payudara,” ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh dr. Eko Adhi Pangarsa, Sp.PD-KHOM, salah satu dokter spesialis medical onkologi-hematologi yang saat ini berbasis di Semarang, Jawa Tengah. Dia menyampaikan tanggapan positif dan dukungan terhadap platform komunitas jejaring digital profesional Docquity dalam menjembatani kelancaran informasi dan komunikasi para dokter yang ahli di seluruh Indonesia.
“Sejak bergabung dengan Docquity, saya jadi lebih sering berdiskusi dengan dokter lain tentang hal-hal baru dalam suatu forum yang menarik, yang kemudian bisa saya gali lebih lanjut. Melalui diskusi ini, saya mendapatkan perspektif dan solusi yang variatif untuk memperkaya referensi dalam memberikan penanganan yang lebih tepat bagi para pasien di bidang onkologi,” ungkap dr. Eko.
Sebelumnya, pada awal tahun 2021, Roche Indonesia juga telah meluncurkan inisiatif Berani Cari Tahu untuk pasien kanker payudara. Dalam situs web www.beranicaritahu.com, inisiatif ini menyediakan informasi yang komprehensif untuk pasien mulai dari deteksi dini,diagnosis, informasi berbagai macam terapi dengan tujuan memberdayakan pasien untuk terlibat secara aktif untuk memahami perjalanan pengobatan kanker payudaranya serta berdiskusi dengan dokter untuk membuat keputusan medis bersama.
Upaya ini dilakukan agar dapat memberikan kontribusi yang fokus untuk menghubungkan dan mewadahi pertukaran informasi dan pengetahuan, tidak hanya antar-ahli dan tenaga medis profesional, yang lintas waktu dan wilayah, namun juga membangun komunikasi dokter-pasien.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post