Jakarta, Prohealth.id – Melalui akun media sosial, Komisi Nasional Pengendalian Tembakau mengabarkan wafatnya Fuad Baradja, artis dan sekaligus aktivis kesehatan masyarakat.
Campaigner Komnas PT Sarah Muthiah Widad menyampaikan kondisi kesehatan Fuad mulai memburuk pada November 2024. Fuad mengalami stroke saat menjadi pembicara di sebuah diskusi tentang larangan iklan rokok.
Saat itu, kata Sarah, aktor sinetron ‘Jin dan Jun’ itu awalnya tak terlihat sakit sedikit pun. Bahkan, Fuad tampak berapi-api saat membicarakan larangan iklan rokok. Menurut Fuad, iklan rokok itu harus dilarang, bukan dibatasi.
Setelah selesai menjadi pembicara, Fuad duduk di kursi. Tak lama setelah itu, badan Fuad terhuyung ke arah kiri.
“Saat itu langsung diangkat gitu. Langsung dibawa ke rumah sakit,” kata Sarah kepada Prohealth.id, Jumat (6/12/2024).
Sarah mengatakan sejak saat itu Fuad rawat inap di rumah sakit. Namun, gula dan tensi darahnya tinggi sehingga membutuhkan beberapa tindakan medis lain.
Selain itu, Fuad juga mengalami pendarahan otak. Kondisinya tak kunjung stabil hingga akhirnya meninggal pada hari ini.
Sarah mengaku sangat mengagumi sosok Fuad. Pasalnya, Fuad adalah sosok yang konsisten untuk pengendalian produk tembakau. Ia sudah mengkampanyekan anti rokok dengan semangat melindungi anak Indonesia sejak 1990-an akhir.
“Itu pas saat-saat dia lagi naik daun,” ucap Sarah.
Fuad, kata Sarah, sering menyempatkan waktunya untuk mensosialisasikan anti rokok di sekolah-sekolah, dari yang terdekat hingga pelosok negeri.
Fuad Baradja mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan pada Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia 2000 atas dedikasinya terhadap kampanye anti nikotin. Dia juga mendapat penghargaan dari Badan Keshatan Dunia (WHO) pada Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia tahun 2021.
Sarah mengungkapkan Fuad sebelumnya adalah perokok berat. Namun, dia taubat ketika mengalami batuk-batuk yang tak berkesudahan. Dia berhenti dan mulai berkampanye anti rokok.
Awalnya, Fuad mengalami batuk yang tak kunjung berhenti lebih dari satu bulan. Ketika berobat ke dokter, tidak ada pertanyaan seputar gejala. Sebaliknya, beberapa kali ia ke rumah sakit, dokter justru langsung menebak Fuad sebagai pencandu rokok.
“Terus beliau juga melihat banyak anak sekolah yang udah merokok. Batuk-batuknya juga tidak berenti. Akhirnya dia berhenti,” imbuhnya.
Sebelum aktif di Komnas Pengendalian Tembakau, Fuad pernah tergabung di Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM-3). Semakin banyak informasi yang ia dapat terkait bahaya rokok, Fuad pun makin lantang berkampanye.
Hingga akhir hayatnya, Fuad masih konsisten menyuarakan anti nikotin dan berupaya melindungi anak-anak dari racun tersebut.
“Subhanallah, beliau memang konsisten,” ucapnya.
Penulis: Ningsih
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post