Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Gelombang Ketiga Covid-19 Menanti Saat Harga PCR Turun

by Gloria Fransisca Katharina
Tuesday, 26 October 2021
A A
Gelombang Ketiga Covid-19 Menanti Saat Harga PCR Turun

Perbandingan total angka kematian Covid-19. Sumber Foto: LaporCovid19/2021.

Jakarta, Prohealth.id – LaporCovid-19 menjelaskan saat ini tingkat kematian akibat Covid-19 mengalami penurunan namun tingkat kewaspadaan masyarakat seharusnya tidak menurun.

Dilansir dari siaran pers yang diterima Prohealth.id, Selasa (26/10/2021), jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia hingga pertengahan Oktober 2021 mencapai 187.905 jiwa. Angka ini terdiri atas kasus kematian pasien positif Covid-19 sebanyak 159.109 orang dan 28.796 kasus kematian probable. Data ini berasal dari pemerintah kabupaten/kota yang masih mencatatkan perkembangan kasus Covid-19.

BacaJuga

Di Balik Lensa Menantang Produk Tak Sehat

Melintasi Batas, Forum Orang Muda Bedah Problem Industri Rokok

Adapun pemerintah pusat mencatat kasus kematian terkait Covid-19 mencapai 142.651 orang, lebih rendah sekitar 45.000 kasus dibandingkan data pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan masih adanya selisih angka kematian yang dipublikasikan pemerintah pusat dan hasil akumulasi dari pemerintah daerah.

Setidaknya 73 persen kasus kematian berasal dari Pulau Jawa. Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah kematian terbesar, yakni sebanyak 46.287. Adapun DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah kematian probable terbanyak, yakni sebesar 17.941.

Sumber: LaporCovid19/2021.

Meskipun data kematian pemerintah pusat dan daerah belum sinkron, kasus kematian terkait Covid-19 terus terjadi. Meski demikian, tampak tren penurunan kasus kematian dari 510 kota/kabupaten selama dua pekan hingga 23 Oktober 2021. Di luar Pulau Jawa secara umum mengalami penurunan sebesar 91 persen dan 97 persen. Di Pulau Jawa juga mulai terlihat penurunan kasus kematian meski lebih kecil dibandingkan wilayah luar Jawa.

Sumber Foto: LaporCovid19/2021.

Untuk kategori kota/kabupaten, terdapat 419 kota/kabupaten yang kasus kematiannya berkurang dalam sebulan terakhir. Terdapat 207 kota/kabupaten yang menunjukkan tren penurunan jumlah kematian. Sebanyak 141 kota/kabupaten juga konsisten tanpa penambahan jumlah kematian. Sebanyak 71 kota/kabupaten bahkan dua pekan terakhir hingga 1 oktober 2021 tidak mencatat adanya kasus kematian terkait Covid-19. Fenomena ini dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya, vaksinasi yang cakupannya telah mencapai setidaknya 45 persen masyarakat.

Selain itu, berdasarkan grafik kategorisasi tersebut, LaporCovid-19 menemukan 91 wilayah dari 21 provinsi dengan tren peningkatan kasus kematian 2 mingguan. Sebanyak 68 kota/kabupaten di antaranya konsisten dengan angka penambahan kasus kematian terkait Covid-19.

Sebelumnya, sebanyak 23 kota/kabupaten di Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Aceh menjadi 3 daerah teratas yang menunjukkan tren peningkatan angka kematian. Kabupaten Langkat, Kota Gorontalo, dan Kabupaten Luwu menjadi 3 kota/kabupaten dengan tren pertambahan jumlah kematian terbesar dua pekan terakhir.

Daerah yang masih menunjukkan tren kenaikan kasus kematian Covid-19 perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Misalnya, pemerintah menggalakkan distribusi vaksinasi, pembatasan wilayah, dan juga menyiapkan persediaan fasilitas layanan kesehatan yang mampu mengakomodasi kondisi terburuk.

Meskipun secara umum tren jumlah kematian menurun, pemerintah dan masyarakat bukan justru melonggarkan prosedur penanganan situasi pandemi Covid-19. Pasalnya, Covid-19 belum sepenuhnya tuntas menghilang dan target vaksinasi nasional masih harus terus ditingkatkan kembali sampai memenuhi target. Hal ini perlu dilakukan agar kita lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk yakni adanya gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang diprediksi akan kembali naik di bulan Desember 2021 mendatang.

 

GELOMBANG KETIGA MENANTI NAMUN HARGA PCR TURUN

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar biaya tes polymerase chain reaction (PCR) diminta turun ke level Rp300.000 terutama untuk transportasi udara yaitu pesawat.

Menanggapi hal itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan dalam perencanaan menurunkan harga PCR, pemerintah tidak membicarakan secara serius adanya subsidi tes PCR.

“Apakah akan disubsidi? Pemerintah tidak merencanakan akan ada subsidi, ya karena memang kalau kita lihat harganya sudah diturunkan,” kata Budi dalam konferensi pers, Selasa (26/10/2021).

Asal tahu saja, pemerintah selaku pembuat kebijakan berniat menerapkan tes PCR tidak hanya untuk transportasi udara, tetapi semua moda transportasi.

 

 

 

Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Tags: Covid-19Dampak CovidHarga PCRLaporCovid-19pasien covid-19PCR

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.